Arsip | NC-17 RSS feed for this section

Jealousy

29 Agu

TITLE:;: Jealousy
PAIRING:;: WonSung
AUTHOR:;: Cherry Chibi>w<

+Yesung oppa belongs to Ryeowook oppa! ^0^/+

Darah namja itu terasa mendidih saat membacanya. Sebuah kecemburuan kuat timbul. Ingin rasanya dia membalas komentar itu dengan kata-kata yang tajam, tapi tentu saja ditahannya.

Matanya kembali mengikuti kursor yang bergerak. Tatapannya focus pada layar 17″ ichi tersebut.

“Siwonie~”

Dengan cepat Siwon menurunkan sedikit layar laptopnya lalu menoleh keasal suara.

“A-ah, Hyung. Wae?” Aish! Untuk apa dia gugup saat ini!?

“Kau sedang apa?” Yesung melongok kebelakang punggung Siwon, tempat laptop bermerek itu berada. Dahinya berkerut. “Facebook? Sejak kapan kau bermain facebook?”

Siwon menutup laptopnya dengan sempurna. Entahlah. Ada perasaan takut jika hyung-nya melihat apa yang beru saja dilihatnya.

“Hyung kenapa disini? Nggak main sama Kkoming?” Siwon berusaha mengalihkan pembicaraan.

“Siapa bilang? Tuh.” Dengan dagunya Yesung menunjuk seekor anjing Pomeranian-bumblebee yang duduk dengan manis diambang pintu. Mata hitamnya menatap lekat Yesung dan Siwon bergantian. Kau bisa meleleh melihatnya.

Sementara Swon menatap, tersenyum pada Kkoming, Yesung sudah membuka laptop Siwon dan melihat apa yang tertulis disana.

Ada beberapa tab sebenarnya, tapi yang pasti satu bisa dismpulkan: semua tentang couple Yesung. Ada Tae-Sung, Ye-Ssica, sampai YeWook.

Yesung tertegun. Dia menoleh pada Siwon. Dongsaengnya itu masih terseyum-senyum melihat atraksi Kkoming. Yesung ikut tersenyum tipis melihat lengkungan di pipi Siwon semakin lebar.

Yesung menggeser posisinya, lebih mendekat pada Siwon. Tangannya terangkat, melingkar di leher namja didepannya.

Mata Siwon membulat saat merasakan tangan Yesung tiba-tiba menyentuhnya. Dia menoleh kebelakang dengan cepat. Didapatinya sang lead vocal sedang tersenyum manis padanya. Tatapannya hangat.

Siwon kembali mengalihkan perhatiannya pada Kkoming. Detak jantungnya semakin bertambah cepat saat nafas Yesung meniup halus tengkuknya. Hangat. Mengusai seluruh relung hatinya.

“Apa pendatatmu tentang itu?” Yesung bertanya pelan. Entah apa yang salah atau memang telinga Siwon menangkap nada mendesah dalam kalimat itu?

“Tentang apa?” Siwon berusaha tenang. Sebisa mungkin dia tak menatap kedua mata Yesung.

“Aku sudah melihatnya. Yang kau buka di laptopmu.” Suara itu terdengar seperti tersenyum.

“Ahh Hyung! Kau tak izin!” Nadanya dibuat sebisa mungkin terdengar kesal.

“…” Tapi tak ada jawaban. Dan tatapan Yesung mendesaknya untuk menjawab.

Siwon menelan saliva. Gugup. “Ah. Yah…” Kalimatnya tertelan, tersendat sampai sana.

.

“Aku tak suka.”

Siwon menaikan satu alisnya. Dia menoleh pada Yesung. Namja itu melepaskan tangannya dari badan Siwon lalu duduk disampingnya.

Matanya menerawang langit-langit.

“Saat harus berpura-pura mesra didepan kamera. Menunjukan sikap ini itu.” Dia menghela nafas sesaat. “Tak bisa terlalu dekat dengan orang yang disukai…”

Entah kenapa Siwon menahan nafas sesaat ketika Yesung mengatakan kalimat terakhir.

Perlahan Yesung menelengkan kepalanya menghadap Siwon. Tatapan teduhnya mengunci gerakan Siwon. Dengan seiring waktu Yesung semakin mendekatkan dirinya pada Siwon. Kepalanya tengadah.

Nafas Yesung terasa jelas menerpa wajahnya ketika dia mulai memejamkan matanya.

Hingga dua pasang bibir bertemu. Perkenalan awal hanya 5 detik. Selanjutnya Siwon mengambil alih. Dia mulai berani menghisap dan melumat tiap sisi bibir Yesung. Tangannya menahan di Yesung agar tk beregrak.

Dercakan air liur mulai terdengar di ruangan itu. Kenginginan lebih dari partner terlihat jelas. Menghayati tiap sentuhan dari namja lainnya. Membayangkan tubuh mereka bersatu dalamnya.

Siwon melepas bibirnya saat dirasakannya nafas Yesung mulai tipis.

“…” Nafas keduanya terengah.

Keduanya saling menatap. Masih mencerna apa yang baru saja mereka lakukan.

Siwon tersenyum. Melihatnya Yesung ikut menyunggingkan senyum terbaiknya. Lalu keduanya tertawa lepas.

“Jadi sudah kelihatan, ya?” Siwon bertanya dalam tawanya.

“Tentu saja. Walau kau pandai berakting, aku tahu dari tatapanmu. Kau tak suka saat aku bermesraan dengan Ryeowook, kan?”

Siwon hanya tersenyum tipis, nyengir tepatnya.

“Tak ada yang perlu ditutupi lagi, kan?”

Siwon mengangguk. “Dan kau juga. Tak ada yang perlu kau sembunyikan lagi.” Dia tersenyum nakal. Ditariknya tangan Yesung dan dia membanting pelan tubuh namja bermata sipit itu.

Dan kau tahu apa yang selanjutnya mereka lakukan.

<><><>

Ryeowook baru saja keluar dari dapur ketika didapatinya Kkoming diam membatu didepan pintu sebuah kamar. Ryeowook berjalan menghampiri Kkoming. Dia berjongkok, mengelus kepala kkoming pelan.

“Ada apa? Kenapa membatu disini?”

BRUKKK

Anjing malang itu ambruk dilantai. Ryeowook panic.

“Eh!? Kkoming-a! Wae? Gwenchanayo?” Diangkatnya Kkoming dan diletakan dalam pelukannya. Wajah anjing itu merah, entah kenapa. “Kau sakit?”

Mendapati suara aneh didekatnya Ryeowook menajamkan pendengarannya.

BRUKKK

Dan dia ikut ambruk bersama Kkoming saat mengetahui suara apa itu, dan … dari mana asal suara.

Ryeowook sempat melihatnya secara live.

 

 

==>w<

Kyahahay~~~ >w< XD

Ottey… gw strezz cri judul… reader ganti judulna jg gak apa kok -.-/

Comen d fb yg d lappienya siwonnie benran tuh… author ndiri yg nulis d status chingu laen… hahay~ XD sayngnya gk dibals ma siwonie…~ TT.TT *ngarep* (lah?)

Yg mo komen silakan~ ^w^

(Teaser) At Least I Still Have You

13 Agu

“Hyung, aku datang!!” suara itu menggema hingga seluruh sudut rumah besar itu. Namja itu terus berjalan mengelilingi rumah hingga seorang namja manis turun dari tangga dengan sedikit berlari.

“Kyu!!!” sambut namja manis itu, berlari ke pelukan namja yang lebih tinggi darinya itu, yang menatapnya dengan senyum lebar yang khas.

Kyuhyun tersenyum melihat raut bahagia Sungmin. Dia mengelus lalu mengecup puncak kepala Sungmin dengan lembut. Kemudian Kyuhyun melepas perlahan pelukan Sungmin, tapi namja manis itu enggan melepas tangannya. Akhirnya terpaksa Kyuhyun mengalah dengan membiarkan tangan Sungmin tetap melingkar di tubuhnya, tapi Kyuhyun menarik dagu Sungmin hingga mata mereka bertemu.

“Ingat hari ini, kan?” Tanya Kyuhyun. Sungmin mengerlingkan matanya. Kyuhyun tersenyum lalu mengecup bibir tipis Sungmin lembut. “Your birthday, Honey Bunny…”

Sungmin tersenyum lalu menarik kerah baju Kyuhyun hingga bibir mereka kembali bertemu. Dia melumat lembut bibir bawah Kyuhyun. Kyuhyun membalasnya dengan melumat tiap sisi bibir atas Sungmin. Awalnya memang ciuman lembut, tapi lama kelamaan masing-masing dari mereka menginginkan yang lebih dari satu sama lain.

“Eungh…” erangan Sungmin semakin membuat hasrat Kyuhyun semakin naik. Dia mulai memasukan lidahnya diantara bibir Sungmin, yang diterima dengan senang hati oleh namja penggila marna merah muda itu.

“Jangan salahkan aku kali ini… kau yang memulainya.” Ucap Kyuhyun lalu kembali mencium liar Sungmin.
“Kalau kau berani, silakan.” Sungmin terkekeh pelan sambil tersenyum nakal. Kyuhyun balas tersenyum setan. Dia menggendong Sungmin dengan bridal style lalu berjalan dengan hati-hati menuju lantai atas, melewati tangga dan koridor yang cukup luas. Selama perjalanan menuju kamar Sungmin, Kyuhyun tak lupa terus mencumbui namja dalam gendongannya, hingga terdengar suara erangan dan desahan Sungmin diseluruh koridor.

BRAKKK

Pintu ditutup dengan sedikit keras dengan kaki Kyuhyun. Dan dari luar kau dapat mendengar teriakan kesakitan dan nikmat dua namja yang saling memadu cinta itu.

░▒▓▓▒░

Kyuhyun berjalan mendekati Sungmin yang berada didepan meja makan. Di tangannya terdapat sebuah kue berukuran besar. Kyuhyun tersenyum sambil terus menyanyikan lagu ulangtahun untuk Sungmin, sembari meletakan kue tersebut diatas meja.

“Make a wish.” Ucap Kyuhyun sembari mengulurkan tangannya dan mengelus pipi Sungmin. Namja manis itu mengangguk lalu mengatupkan kedua matanya dan menautkan kedua tangannya.
Saat Sungmin berdo’a, Kyuhyun terus memandangi wajah dari namja didepannya. Dengan seksama Kyuhyun mengamati setiap lekuk wajah –yang menurut Kyuhyun- sempurna milik Sungmin. Setiap lekuknya dia teliti sampa rinci, tak ada yang terlewat seinchipun.

Sungmin membuka kembali kedua matanya, lalu menatap Kyuhyun dalam sebelum meniup lilin yang berada diatas kue. Sungmin mengangkat kepalanya dan tersenyum pada Kyuhyun.

“Waktu terlewati tanpa terasa. Waktu yang kita luangkan bersama tak dapat kuhitung lagi. Setiap detik bersamamu adalah waktu yang kunanti setiap saat. Maaf jika aku merepotkan dan terimakasih atas selama ini.”

Kyuhyun mengenyitkan kedua alisnya. Dia menatap Sungmin tak mengeti. Bukannya merasa aneh dengan apa yang dikatakan Sungmin. Hanya saja, jika seorang Sungmin yang mengatakannya itu… terdengar sangat aneh. Apalagi dengan tatapan nanar Sungmin yang tak bisa Kyuhyun artikan apa maksudnya. “Kenapa kau berkata seperti akan pergi jauh?”

Sungmin hanya tersenyum tipis, matanya meredup. “Sudah 3 tahun aku tak bernteraksi dengan dunia luar.”

Kyuhyun terdiam. Dia mengerti maksud Sungmin. Tangannya perlahan lepas dari pipi Sungmin. Tapi matanya tak lepas dari mata Sungmin yang memancarkan sesuatu disana.

“Apa kau… ingin mencoba melihat dunia luar lagi?” Tanya Kyuhyun pelan. Sungmin mengangkat wajahnya dan menatap Kyuhyun dalam. Dia menggeleng kecil.

“Aku belum bisa menaklukan phobiaku. Kau tahu, kan, banyak alasan aku menjadi hikikomori?” Sungmin tersenyum tipis, terpaksa. Kyuhyun mengangguk. “Bahkan… terkadang walau hanya dalam dunia maya saja aku bisa takut saat berinteraksi dengan orang lain.” Mata Sungmin meredup. Kyuhyun menatap Sungmin penuh perhatian. Dia sebenarnya tahu apa yang Sungmin inginkan, dan masa lalu Sungmin yang membuatnya sampai seperti ini sekarang, tapi apadaya, Kyuhyun tak sehebat itu untuk menanganinya. Yang ia bisa lakukan sekarang hanyalah berada disisi Sungmin agar membuatnya tenang dan percaya masih ada orang yang mendukungnya.

“Tak apa, kau masih punya aku.” Kyuhyun tersenyum lembut sembari meraih tangan Sungmin yang ada diatas meja dan mengelus punggung tanganya lembut. Sungmin tersenyum dan membalas elusan tangan Kyuhyun. Dia mengangkat tangan Kyuhyun dan menempelkannya di pipinya. Sungmin memejamkan matanya, menikmati hangat tangan namja dihadapannya.

“Don’t leave me. Please…”

“Of course. I can’t leave you.” Kyuhyun menarik tangannya kembali lalu beranjak dari kursinya dan mendekati kursi Sungmin. Dipeluknya namja itu dengan lembut dan penuh perasaan. Kyuhyun menumpahkan semua perasaannya lewat pelukan hangat itu, begitupun Sungmin, dia balas memeluk erat Kyuhyun.

PENILAIAN LOMBA FF

19 Mei

admin mau minta bantuan para reader nih… buat penilaian lomba FF…
tiap coment yang masuk ke postingan itu admin hitung….
2 point kalau terkesan bagus oleh para reader.
1 point kalau reader cuma kasih comentar singkat,,,,

nah… point yang paling banyak akan menjadi Winnernya… okay? jadi buru-buru deh, kalian minta temen2 kalian buat coment… kekekeke *admin cuma kasih saran*
okey… tiap ada FF dari Lomba FF yang masuk, admin bakal posting buat minta pendapat reader… ^^

ini linknya…
SHADOW
– One Day With You
– The Diary [I Did Not Mean to Hurt You]
OCILUT

Destiny Is So Pain – Nausea / Chapter 4

3 Mei

Title :: Destiny Is So Pain – Chapter 4 (Squel Dad’s Prohibition)
Author :: Han Hyo Hee
Genre :: Romance, Family, Angst
Rating :: NC-17
Main Cast ::
• Park Hyo Seo a.k.a YOU
• Lee Hyuk Jae a.k.a Eunhyuk
Other Cast ::
• Park Jung Soo a.k.a Leeteuk
• Park Yoonhae
• Park Young-ah
• Lee Sungmin
• Choi Siwon
• Choi Sulli
• Lee Jira
• Cho Kyuhyun

========Flashback Before=======
“ Can you deliver me?” aku membungkuk untuk melihat ke dalam taksi.
“ Where you’ll going?” tanyanya masih beramah-tamah.
Aku pun menyodorkan secarik kertas pada supir berkumis lebat itu.
“ Okey. I’ll deliver you.” jawabnya mantap. Aku pun tersenyum sekilas. Supir itu turun dari mobil dan membawakan koperku ke bagasi. Sedangkan aku langsung masuk ke jok belakang taksi.
Setelah supir taksi itu masuk kembali ke jok pengemudi, aku tersentak. Aku merasakan ada yang duduk disampingku. Awalnya aku tak tahu karena aku sedang sibuk menghidupkan handphoneku.
“ Yak!!! Omo! Mau apa kau?!” bentakku dengan perasaan kaget berkecambuk dibenakku.
========Flashback End======

“ Mwo? Mau naik taksi,” ucapnya dengan tampang sok polos.
“ Tapi kan, ini taksiku!” kataku geram.
“ Ah… jangan ngaku-ngaku kau! Ini taksi milik Ahjussi itu,” bantah Sungmin sambil tersenyum. “ Come on, Sir!” Sungmin menepuk bahu supir itu dan alhasil taksi ini jalan.
Aku kembali mengutuki namja ini dibenakku. Aigoo! Dosa apa aku? Bisa-bisanya bertemu namja aneh ini.
***
@Jerman, 7 Juli 2014
Naasnya diriku. Ternyata kos-kosanku dengan namja aneh itu berdekatan. Bahkan kami satu SMA. Haish! Aku benar-benar sial. Setiap hari Sungmin selalu menggangguku. Setiap pagi ia selalu menungguku di ambang pintu. Setiap pulang ia selalu mencariku. Setiap makan siang, ia selalu menjejeriku makan. Setiap istirahat dia selalu ke kelasku. Setiap hari libur ia pasti berkunjung ke kosku. Entah itu ngasih makanan lah, ngasih minuman lah, ngasih hadiah lah. -.- memangnya siapa dia? Namja chinguku? Oh, tidak bisa! Eunhyuk, lah namja chinguku.
Ngomong-ngomong tentangnya, aku benar-benar merindukannya. Walaupun baru seminggu aku meninggalkan Korea. Tapi serasa sudah setahun.
“ Hyoseo-ah! Kenapa kau melamun?”
Aku tersentak kaget dan langsung menoleh. Aish! Sungmin sudah berdiri diambang pintu kamarku. Apa-apaan dia?
“ Yak! Kenapa tidak mengetuk pintu dulu?” tegurku kesal.
“ Kenapa harus mengetuk? Pintunya tidak ditutup?” tanya Sungmin sambil menghampiriku yang terduduk di tepi ranjang.
“ Ah… terserah, lah…” jawabku tak acuh. Aku palingkan wajahku dan berbaring di ranjangku.
Breepp… Tiba-tiba kurasakan ada seseorang yang naik ke ranjangku ini. “ Ah… paling namja aneh itu hanya duduk,” batinku.
Breeeeppp… Breeep… Breeep…
Omona! Kenapa perasaanku tidak enak? Sesaat kemudian kurasakan ada yang mengelus kakiku. Spontan aku langsung berbalik dan menatap Sungmin yang melakukan hal aneh itu.
“ Yak! Mau apa kau?!” bentakku sembari menarik kakiku dan terduduk.
“ Errr… Hyoseo… ada yang ingin aku katakan padamu,” ucapnya sambil mendekatiku.
Terus terang aku bergidik. Aku pun menggeser posisi dudukku untuk menghindarinya. Aku mundur… mundur… hingga mentok ke sudut tembok. Yak! Aku menyesal. Kenapa ranjangku terletak disudut ruangan?
“ Mwo! Jangan dekat-dekat! Yak!!” pekikku ngeri sambil berusaha menghindar. Walaupun sebetulnya tak mungkin. Karena posisiku yang benar-benar sudah terpojok. Kututupi kedua mataku dengan telapak tanganku.
“ Hyoseo… saranghae…” ucap Sungmin lirih. Dia mengecup keningku perlahan.
“ Mwo?” tanyaku sambil mengintip dari celah-celah jariku.
Sungmin pun menarik tanganku hingga terlepas dari wajahku. Digenggamnya tangan mungilku dengan erat. Matanya menatapku. Sorotan matanya sejuk. Seakan ada hasrat untuk menjadi pelindung disana. Tapi… aku tetap takut dan aku tetap hanya akan mencintai Eunhyuk seorang.
“ Aku bersungguh-sungguh. Kau tahu? Kenapa aku bisa mengenalmu sebelum kau mengenalku?” aku hanya menggeleng pelan. “ Karna aku telah memendam perasaan ini. Jauh sebelum kita bertemu.”
“ Ta-tapi aku sudah punya namja!” elakku sambil menarik tanganku dari genggamannya perlahan. Tapi dengan sigap ia menarik tanganku dan menggenggamnya lebih erat.
“ Arraso! Arra! Kau kira aku tidak tahu? Lee Hyuk Jae! Benar, kan?” kata Sungmin berapi-api. Aku hanya terdiam membisu. “ Aku tahu! Aku tahu semua. Aku tahu, kau selalu diam-diam jalan dengannya. Dan sepertinya Appamu tidak suka dengan hubungan kalian.”
“ Yak! Tahu dari mana kau, Heh?” tanyaku dengan nada nyolot.
“ Aku pernah melihat Hyukjae dipukuli oleh geromolan orang. Dan aku sempat menguping mereka. Hyukjae berteriak-teriak menyebut-nyebut namamu dan mengumpat-ngumpat. Ia juga menyebut-nyebut Park Ahjussi. Aku rasa saat itu ia sedang mabuk. Dan aku pernah melihat Mr Park tertidur di teras rumahmu saat kau sedang pergi dengan Hyukjae malam itu,” jelas Sungmin panjang lebar.
“ Tapi, bagaimana bisa kau tahu semuanya?!” tanyaku heran.
“ Rumahku kan, tepat berhadapan dengan rumahmu. Apakah kau tidak tahu itu?” tanya Sungmin masih menggenggam tanganku.
“ Aniyo,” jawabku sambil menggeleng-geleng kepalaku.
“ Yak! Pantas saja kau tak mengenalku. Aku selalu mengamatimu. Kau tahu itu, kan?” aku kembali menggeleng. “ Aish! Terserah lah!”
“ Okey,” jawabku sambil melepaskan genggamannya.
“ Yak. Changkaman!” pekik Sungmin histeris.
“ Mwoya?” tanyaku bingung.
“ Kenapa bibirmu begitu pucat?” tanyanya sambil mengelus bibir bawahku pelan.
“ Jinjayo?” tanyaku sambil memegangi bibirku.
“ Changkaman, ada sesuatu disana.” Sungmin memegangi tengkukku. Ia mencondongkan wajahnya lebih dekat ke wajahku. Jempolnya mengusap bibir bawahku perlahan. Sedangkan aku hanya bisa diam kaku.
Deeg, deg, deg! Jantungku berdegup kencang. Apa-apaan ini?
“ Ternyata bukan apa-apa. Kau kekurangan vitamin C,” ucap Sungmin masih stay pada rutinitas meraba-raba bibirku yang kering dan agak pecah-pecah dengan jempolnya. “ Biar aku sembuhkan.”
Tiba-tiba Sungmin semakin mendekatkan wajahnya. Dan… yak! Bibirnya menyentuh bibirku. Apa-apaan ini? Beraninya dia popo aku.
“ Yak!!” pekikku sambil mendorongnya.
Bibir Sungmin berhasil terlepas. Tapi, Sungmin kembali menciumku tanpa menggubris tatapan sinisku. Tak lupa ia mendekapku erat agar aku tidak memberontak. Lidahnya menjilati bibirku yang masih mengatup rapat. Aku meronta. Berusaha mendorongnya lagi. Tapi Sungmin memelukku terlalu erat.
Tiba-tiba…. Omona! Perutku! Kenapa ini? Tiba-tiba aku merasa mual.
“ Sungmin!” panggilku sambil meronta. Aish! Usahaku untuk memanggilnya malah dimanfaatkan Sungmin untuk memasukkan lidahnya kemulutku. Kini tangan kanannya tak hanya diam. Tangan kanannya sibuk meremas-remas payudaraku yang terbungkus kaos.
“ Oh… ugh… Sungmin…” desahku saat menerima servicenya. Aku masih berusaha memanggilnya. Aigoo… aku semakin tak tahan. Aku benar-benar mual dan ingin muntah. Sedangkan Sungmin semakin memperkasar remasannya. Ia melumat bibirku dengan nafsunya yang memburu. Tampak dari nafas yang keluar dari hidungnya yang bisa kurasakan diwajahku.
“ Sung… oh… Umin! Ugh.. Chang… oh…ka… agh.. man! Agh…” aku masih berusaha memanggilnya walaupun terbata karena desahan. Ternyata ciumannya telah beralih keleherku dan membuatku kegelian. Tangannya masih aktif.
“ Umin!” teriakku sambil mendorongnya. Sukses! Ia terjengkang dan jatuh dari ranjang karena doronganku yang begitu keras.
“ Huuuuuueek!!!! Hooooeeek!” aku pun muntah di samping ranjang. Weks! Aku sendiri jijik melihat muntahanku. Sebenarnya aku muntah tidak hanya sekali. Hari-hari sebelumnya pun aku sering muntah. Aigoo.. aku rasa aku masuk angin.
“ Hoooooooekkk!” aku masih muntah-muntah.
“ Aigoo! Gwencana, Hyo-ah?” tanya Sungmin khawatir. Tangannya mengelus-elus punggungku.
“ Hooooeeekkk!” aku tak menjawab pertanyaannya yang sudah jelas jawabannya “I’m not okay!” dan masih sibuk pada aktifitas muntahku *?*.
Setelah puas mintah *?*, Sungmin pun menatapiku dengan khawatir. “ Kau sakit?” tanyanya. Aku hanya diam tak menjawab pertanyaannya. Aku pun mengusap-usap bibirku.
“ Ayo kita periksa,” ucap Sungmin lalu tanpa basa-basi menarikku.
***
Dirumah sakit…….
“ Bagaimana keadaannya, dok?” tanya Sungmin khawatir. Hyoseo sudah duduk disebelahnya.
“ Kalian berpacaran?” tanya dokter itu penuh selidik.
“ A.. a-an…” perkataan Hyoseo terpotong.
“ Ne. Memangnya kenapa, dok?” Sungmin memotong perkataan Hyoseo. Hyoseo melirik sinis padanya.
“ Kalian belum menikah?” dokter itu masih mengintrogasi.
“ Belum. Memangnya kenapa sih, dok?” tanya Sungmin penasaran. Sedangkan Hyoseo hanya menatapi dokter itu dengan penuh tanya.
“ Yeojamu hamil!”
“ Mwo?! Hyoseo hamil?!” pekik Sungmin kaget setengah mati.
———————————-TBC——————
mianhae kependekan… uda ngantuk.. -.- hehe…

Destiny Is So Pain – Chapter 3 (Squel Dad’s Prohibition)

3 Mei

Title :: Destiny Is So Pain – Chapter 3 (Squel Dad’s Prohibition)
Author :: Han Hyo Hee
Genre :: Romance, Family, Angst
Rating :: NC-17
Main Cast ::
• Park Hyo Seo a.k.a YOU
• Lee Hyuk Jae a.k.a Eunhyuk
Other Cast ::
• Park Jung Soo a.k.a Leeteuk
• Park Yoonhae
• Park Young-ah
• Lee Sungmin
• Choi Siwon
• Choi Sulli
• Lee Jira
• Cho Kyuhyun
————————————————–
—Flashback Before—
Saat aku sudah hampir sampai rumahmu, kira-kira 1 km lagi, ada sebuah mobil sedan hitam berjalan berlawanan arah denganku. Sepintas aku melihat Mr Park dari kaca depan. Dan aku melihatmu, Hyoseo! Kau dijok belakang sedang memandang keluar jendela. Tapi, sayangnya kau duduk disisi yang berjauhan dari tempatku. Jadi kau tak melihatku. Aigoo! Apakah aku terlambat, Hyoseo?
Aku pun mengerem lariku mendadak. Hampir saja aku terjungkal karenanya. Nafasku terengah. Aku benar-benar tak menduga kau akan pergi. Kau akan pergi kemana Hyoseo, sayang? Kenapa tiba-tiba?
” Hyoseo-ah!!!” teriakku memanggilnya.
Mobil semakin menjauh dari pandanganku. Mataku panas. Dadaku sesak. Hatiku seakan tertusuk pisau tajam. Diantara nafasku yang terengah-engah, aku menangis. Sakit. Waeyo Hyoseo-ah? Waeyo? Kau benar-benar meninggalkanku? Kenapa kau lakukan itu? Waeyo!!
” Hyoseo-ah!!!” teriakku sambil berlari mengejar mobil itu.
Aku berlari. Berlari sekuat tenaga dan secepat aku bisa. Langkahku semakin kupaksa daripada sebelumnya. Walaupun nafasku berat sudah, dan perut samping kananku terasa perih. Aku tetap harus mengejarmu, Hyo. Harus! Maafkan, Hyo. Aku terlambat. Dan disisa waktu yang terus menjepit ini aku tak boleh terlambat lagi. Aku tak mau kehilanganmu.
Aku berlari mengejar mobil sedan hitam itu dengan linangan air mata di pipiku. Mobil yang membawa Hyoseo pergi. Dan aku punya firasat tak enak tentang itu. Hyoseo, apkah kau akan pergi meninggalkanku selamanya? Atau kau hanya pergi sebentar?
Mobil sedan itu pun menghilang di sebuah tikungan. Aku semakin memaksakan langkahku. Tak kupedulikan aku berlari di tengah jalan.
” Hyoseo-ah!!!!” teriakku masih berusaha memanggilmu, Hyo.
Apakah kau dengar, Hyo? Apakah kau tak mendengar suaraku? Bahkan tidak hanya dilisan aku berteriak. Hatiku ikut menjerit takut kehilanganmu.
BRAAAAAAAAKKKKKKKKK!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Tepat di tikungan, kurasakan tubuhku terhempas. Aku terlempar dan tersungkur ke aspal. Sempat kulihat samar-samar mobil sedan hitam yang membawamu pergi dari bawah mobil yang telah menabrakku.
” Hy-Hyoseo…” gumamku sebelum semuanya gelap.
—Flashback end—
***
Perlahan kubuka kelopak mataku yang terasa berat ini. Cahaya lampu neon menusuk mataku yang sayup ini.
“ Hyuk Oppa? Kau sudah sadar?” terdengar suara Yoora samar-samar.
“ Hy-hyoseo?” gumamku setengah sadar.
Pikiranku masih terpusat padamu, ayahmu, mobil sedan hitam yang membawamu, rencana busukku untuk mengajakmu kabur. Tapi aku terlambat!
“ Oppa! Berhenti memanggilnya! Dia tidak ada disini!” suara Yoora tampak sengit.
“ Hy-hyoseo… Hyo…” aku masih memanggil-manggil namamu. Kejadian tadi, masih berputar-putar dikepalaku yang terasa pening ini. Aku kalah telak. Aku kalah dari waktu, ayahmu, dan mungkin itu takdir. Haish! Aku benci takdir.
“ Oppa! Dia tidak akan datang! Diam lah, Oppa! Dia tidak disini, dan tidak akan pernah disini.”
“ Hyo… Hyoseo…” aku masih menggumam-gumam tak jelas.
Benarkah kau tidak disini? Aku memutar mataku memandangi seluruh penjuru kamar inap ini dengan sayu. Berharap kau ada disini. Mungkinkah kau disudut? Ataukah kau sedang bersembunyi? Aniyo, itu tidak mungkin. Aku rasa sebelum kau masuk, Yoora pasti akan mengusirmu dulu. Yah, aku tahu kalau dia sangat membencimu. Entah kenapa. Tapi, benarkah perkataan Yoora itu? Kau tidak akan menemui aku? Tidak akan menjengukku yang terbaring lemah ini? Tak akan menanyakan kabarku yang sangat tidak baik ini? Aku harap kau datang. Aku sangat mengharap itu.
Tapi, bagaimana jika kau benar-benar pergi? Apakah Appamu itu akan membawamu pergi dariku? Kenapa rencanaku harus gagal karena waktu? Kenapa impianku gagal hanya karena mobil sialan itu menabrakku? Waeyo?
“ Oppa! Kau harus terima kenyataan kalau Hyoseo bukanlah untukmu!”
Aigoo… dongsaengku, Yoora… kenapa kata-katamu bisa sepedas itu? Belajar dari mana kau? Apakah Appa yang mengajarimu? Atau Eomma? Impossible. Mereka tidak punya waktu untuk mengajarimu berbicara pedas seperti itu. Pernahkah aku mengajarimu berucap seperti itu? Tidak pernah! Tapi, kenapa kau melontarkan perkataan yang begitu menusuk ulu hatiku itu? Kenapa harus kau ucapkan untukku?
“ Hyo…” aku masih bersikukuh memanggilmu. Dengan air mata yang mengalir pelan turun dari ekor mata hingga menetes dibantal. Hatiku pilu mengingat semua tentangmu. Benarkah itu takdir?
–Hyukjae POV _ end–
***
–Hyoseo POV _ end—
Selama di perjalanan aku hanya bisa tertegun memandangi jendela dengan perasaan galau. Tapi, aku rasa perasaan galau itu percuma. Ini sudah terlambat untuk memikirkan jalan keluar. Jalan keluar sudah tertutup, bahkan terkunci rapat. Hyuk, kenapa kau tak mencegahku? Waeyo?
“ Ayo turun!”
Aku tersentak kaget. Sudah sampai bandara rupanya. Aku pun menghela nafasku dan turun dari mobil. Appa sudah membuka bagasi dan menurunkan koperku. Perlahan dengan langkah ragu-ragu aku memasuki bandara.
“ Sekolahlah yang sungguh-sungguh. Appa akan mempertimbangkan kau tinggal dikorea jika prestasimu bagus.”
Mataku terbelalak, senyum mulai terkembang disudut bibirku. “ Jinja?!” pekikku girang. Appa hanya mengangguk pelan sambil tersenyum penuh arti.
“ Gomapta, Appa!!! Saranghae,” pekikku sumringah sembari memeluk Appa.
“ Ne, cepat berangkat!” ucap Appa sambil menepuk bahuku pelan.
“ Ne. Arra!” kataku bersemangat. Aku pun berlari ke salah satu pintu yang dijaga petugas bandara dengan semangat 45. Aigoo! Eomma, ternyata suamimu baik juga. 🙂
***
“ Permisi?” kudengar suara seorang namja. Dan tampaknya ia berbicara denganku. Aku pun menoleh berpaling dari jendela pesawat.
“ Hyoseo-ssi?” tanya namja itu ramah.
“ Ne? Maaf, siapa ya?” tanyaku bingung. Aku benar-benar tidak kenal namja yang ada disebelahku ini. Bahkan aku melihatnya saja baru kali ini.
“ Lee Sungmin imnida.” ucapnya sambil menyodorkan tangannya mengajak berjabat tangan. Dengan sedikit ragu, aku ladeni dia. “ Hyoseo mau kemana?”
“ Mwo? Ah… aku mau ke Jerman,” ucapku berusaha seramah-ramahnya. Ia tersenyum dengan senyum mesumnya */plak!*.
“ Ne? Waw, kita sama dong. Hyoseo mau ngapain ke Jerman?” tanyanya sok akrab.
Omo! Lama-lama aku bergidik juga. Apa maksud namja ini sok kenal sok dekat begitu?
“ Err.. aku akan melanjutkan studyku disana. Aku akan sekolah di salah satu SMA di Jerman,” jelasku.
“ Jinja? Aku juga. Wah! Aku rasa ini takdir. Semoga kita bisa satu sekolah,” kata namja yang bernama Sungmin itu dengan senyum terkembang dibibirnya.
Mwo? Takdir? Huih, kenal aja nggak. Tapi, aku jadi penasaran. Kenapa dia bisa tahu aku?
“ Permisi,” panggilku saat Sungmin hendak membuka sebuah majalah.
“ Apakah… aku pernah…pernah mengenalmu?” tanyaku dengan hati-hati.
“ Mwo? Ah… aku rasa tidak.”
“ Jadi?” tanyaku masih penasaran.
“ Jadi apa?” pandangannya kini tertuju pada lembaran majalah dihadapannya.
“ Kenapa kau bisa mengenalku?” tanyaku heran.
“ Mianhae… itu privacy,” jawab Sungmin singkat. Kini aku merasa kacang. Aku pun menatapnya sambil komat-kamit tak jelas. Dalam hati aku mengutuki namja di sampingku ini. Tadinya sok akrab, sekarang cuek bebek. -.-
***
Aku turun dari pesawat dengan perasaan lega. Setelah mengambil barangku, aku pun keluar bandara dan mencari taksi.
“ Hyoseo-ssi!” suara seorang namja yang sepertinya pernah aku dengar.
Aku menoleh dan kudapati Sungmin, orang aneh yang duduk disebelahku dipesawat tadi. Mau apa dia? Aish!
“ Hyoseo-ssi sedang apa?” tanyanya dengan wajah innocentnya yang mesum */plak*.
“ Menunggu taksi,” jawabku ketus. Terus terang aku mulai risih.
“ Oh… Aku juga.”
Siapa yang tanya?! Batinku geram.
Saat ada taksi lewat, aku pun melambai-lambaikan tanganku. Dan tepat didepanku taksi itu berhenti. Kaca jendela perlahan bergerak turun dan kulihat supir taksi dengan kumis lebat menghiasi wajahnya dan mengenakan seragam dinasnya tersenyum. Tapi senyumnya tampak samar-samar, karena bibirnya tertutup kumisnya yang subur itu.
“ Can you deliver me?” aku membungkuk untuk melihat ke dalam taksi.
“ Where you’ll going?” tanyanya masih beramah-tamah.
Aku pun menyodorkan secarik kertas pada supir berkumis lebat itu.
“ Okey. I’ll deliver you.” jawabnya mantap. Aku pun tersenyum sekilas. Supir itu turun dari mobil dan membawakan koperku ke bagasi. Sedangkan aku langsung masuk ke jok belakang taksi.
Setelah supir taksi itu masuk kembali ke jok pengemudi, aku tersentak. Aku merasakan ada yang duduk disampingku. Awalnya aku tak tahu karena aku sedang sibuk menghidupkan handphoneku.
“ Yak!!! Omo! Mau apa kau?!” bentakku dengan perasaan kaget berkecambuk dibenakku.
———–TBC———
Aigoo.. harus TBC lagi neh.. hehe… good reader, aku butuh coment dari kalian. 🙂 Don’t bashing, please… bagi yang udah baca dan coment, jeongmal gomawo.. ^^ love you good reader… (*hug GR*) ^^

Destiny Is So Painly – Chapter 2 (Squel Dad’s Prohibition)

11 Apr

Title :: Destiny Is So Painly – Chapter 2 (Squel Dad’s Prohibition)
Author :: Han Hyo Hee as @hyohee486(via twitter)
Genre :: Angst, Romance, Family
Rating :: NC-17
Main Cast ::

  • Park Hyo Seo (fictional) as YOU
  • Lee Hyuk Jae as Eunhyuk

Other Cast ::

  • Park Jung Soo as Leeteuk
  • Park Yoonhae
  • Park Young-ah
  • Lee Sungmin
  • Lee Yoora
  • Choi Sulli
  • Choi Siwon
  • Son Jira
  • Cho Kyuhyun

 

 

Part 1 beforePart 1

 

—————————————————————————————-

—Flashback Before—

–Hyoseo – POV–
Aku berlari pulang sembari menangis pilu. Hyuk, kenapa kau tak menahanku? Aku benar-benar akan pergi. Pergi jauh. Tapi, kenapa kau biarkan aku pergi? Waeyo!
Langkahku terhenti begitu saja saat kudapati pintu gerbang rumah terbuka lebar. Mataku terbelalak kaget mendapati Appa yang sedang duduk di kursi teras sambil memandangi handphonenya cemas. Hingga akhirnya ia mendongak dan menatapku yang berdiri kaku di dekat gerbang. Spontan aku berbalik hendak kabur.
“ Hyoseo-ah! Come here!!” bentak Appa dengan suara lantangnya.

—Flashback end—

Aigoo! Aku harus bagaimana? Ottokhae? Aku galau.

” Hyoseo-ah! Appa bilang kemari!” bentak Appa mulai kesal.

” Ne,” aku pun menurut sebelum terlambat. Sebelum Appa meledak-ledak. Aku mendekat dengan langkah ragu-ragu.

” Dari mana saja kau ini, Heh?! Tidur dimana kau semalam? Bisa-bisanya mini market tutup tapi kau tak pulang?” Appa marah-marah. Aku hanya bisa terdiam membisu.

” Kau ini mau jadi apa? Heh! Bukankah sudah Appa konfirmasi kalau hari ini kau akan berangkat ke Jerman?! Jangan-jangan kau mau kabur, ya?”

Mwo? Apakah tuduhan itu tidak salah? Kabur? Aku rasa akan jadi benar kalau tadi Eunhyuk menahanku. Kalau tadi Eunhyuk memintaku untuk tetap tinggal. Tapi… Omona! Aku lupa! Aku lupa memberi tahunya kalau aku akan ke Jerman. Aish! Ottokhae? Hyuk-ie… Mianhae…

” A-aniyo,” jawabku getir.

” Lalu? Tadi malam kau kemana! Jangan bilang kau menginap dirumah cunguk sialan itu (*baca=Eunhyuk). Kau berani menentang Appa?!” nada suara Appa mulai meninggi.

Aigoo… Apakah sebentar lagi aku akan digampar? Dipukul? Ditendang? Atau diusir?

” Aniyo. Aku kerumah Sulli!” elakku.

” Mworago? Sulli? Kau mau bohong pada Appa! Appa tadi malam sudah telpon dia. Katanya kau tidak ada. Kau pikir Appa pabo?”

” Mwo? Jinja? Aku semalam kerumah Sulli. Tapi karena aku mengetuk pintu tak dibuka-bukakan aku ke rumah Yoora,” dustaku panjang lebar.

” Yoora?? Siapa lagi itu? Bukankah Appa punya semua nomor telpon teman-temanmu? Siapa itu Yoora? Kenapa Appa tidak tahu?” Appa mengintrogasiku dengan penuh tanya.

” Aish! Memangnya temanku hanya Sulli? Yoora itu adik kelasku. Aku lumayan dekat dengannya. Sudah lah, Appa! Aku lelah,” karangku semakin menjadi-jadi.

Mianhae, Hyuk. Aku harus meminjam nama dongsaengmu untuk beralasan. Aku benar-benar tak tahu harus bagaimana lagi. Apalagi tadi aku sedang terpojok. Tapi, nama dongsaengmu telah menyelamatkanku. Gomawo.

Aku pun melangkah masuk sambil memegangi kepalaku. Berakting seolah pusing, itu cara ampuh agar Appa tidak membahasnya lagi. Aku kerap melakukan itu, dan selalu berhasil.

***

Aku kemasi semua barang-barangku ke dalam kopor. Baju-bajuku, beberapa buku penting, dan barang-barang yang aku rasa harus aku bawa.

Sebelum menutup kopor, kupandangi sebuah foto yang aku rasa akan menjadi sebuah kenangan. Tak akan kulupa, sosok di foto itu. Sosok yang selalu jadi permata dihatiku. Sosok yang selalu ada di benakku. Selamanya…

 

Tau kah, aku Hyuk? Belum sampai sehari, aku sudah merindukanmu. Apakah kau juga sedang memikirkanku sekarang? Atau kau sudah melupakanku? Secepat itu kah?

” Hyoseo-ah!! Ppali! Nanti ketinggalan pesawat!” suara Appa memanggilku.

” Ne,” pekikku menjawab Appa.

Tak terasa air mataku telah menetes sedari tadi. Cepat-cepat kuusap dan kumasukkan foto Hyuk ke saku jaketku. Aku pun menutup resleting kopor dan mengangkatnya dari ranjang. Kutarik pegangannya dan menariknya keluar kamar.

— Hyo Seo – POV end —

***

— Hyuk Jae – POV —

Aku masih terdiam dari posisiku. Mie yang tadinya kubuat untuk Hyoseo kini sudah dingin ditanganku. Masih terbayang saat-saat itu. Tapi, aku benar-benar ingin bersamanya. Ya! Ini bukan salahku, atau salah Hyoseo. Ini bukan salah siapapun. Ini hanya nasib. Tapi, nasib bisa diubah bukan? Bukankah nasib bisa berubah jika manusia mau berusaha? Yak! Aku akan merubahnya. Sekarang. Walaupun aku harus dipukuli hingga aku sekarat. Walaupun aku akan dicaci maki hingga habis kesabaranku. Walaupun cinta terlarang ini ditentang. Bagaimana pun juga ini cinta. Cinta butuh pengorbanan untuk mencapainya.

Hyoseo, aku akan menjemputmu. Kita akan pergi berdua. Hanya berdua. Aku tak peduli Appamu akan mebunuhku. Aku tak peduli Eomma dan Appaku akan berkomentar apa. Bahkan aku tak peduli jika Appamu mengancam membunuhku. Aku tak peduli sama sekali. Aku hanya peduli kau. Cinta kita. Hati kita. Dan aku harap kau memilih jalan yang sama denganku.

Aku bangkit. Menaruh mangkuk mie di meja belajarku dan berburu-buru membuka lemari. Kuambil sebuah kemeja putih dan mengenakannya. Berkaca sesaat dan ngacir dari kamarku.

Ku kunci pintu rumah, dan buru-buru berlari. Mungkinkah ia masih dijalan? Mungkinkah dia belum masuk pekarangan rumah? Sehingga aku bisa membawanya kabur? Aku berlari sekuat tenagaku dan secepat aku bisa. Sempat aku menabrak beberapa orang dan menyebrang jalan tanpa aturan. Bahkan nyaris nyawaku hilang tertabrak mobil. Tapi, ini tak seberapa dengan harapan aku bisa membawamu pergi Hyoseo. Kita akan hidup bersama. Berdua. Tanpa kekangan, tanpa larangan.

” Hey! Namja gila! Mau mati, kau?!” umpat pengemudi mobil yang kini menghentikan mobilnya.

Suara anjing menggonggong itu tak kuhiraukan. Aku terus berlari.

Saat aku sudah hampir sampai rumahmu, kira-kira 1 km lagi, ada sebuah mobil sedan hitam berjalan berlawanan arah denganku. Sepintas aku melihat Mr Park dari kaca depan. Dan aku melihatmu, Hyoseo! Kau dijok belakang sedang memandang keluar jendela. Tapi, sayangnya kau duduk disisi yang berjauhan dari tempatku. Jadi kau tak melihatku. Aigoo! Apakah aku terlambat, Hyoseo?

Aku pun mengerem lariku mendadak.  Hampir saja aku terjungkal karenanya. Nafasku terengah. Aku benar-benar tak menduga kau akan pergi. Kau akan pergi kemana Hyoseo, sayang?  Kenapa tiba-tiba?

” Hyoseo-ah!!!” teriakku memanggilnya.

Mobil semakin menjauh dari pandanganku. Mataku panas. Dadaku sesak. Hatiku seakan tertusuk pisau tajam. Diantara nafasku yang terengah-engah, aku menangis. Sakit. Waeyo Hyoseo-ah? Waeyo? Kau benar-benar meninggalkanku? Kenapa kau lakukan itu? Waeyo!!

” Hyoseo-ah!!!” teriakku sambil berlari mengejar mobil itu.

Aku berlari. Berlari sekuat tenaga dan secepat aku bisa. Langkahku semakin kupaksa daripada sebelumnya. Walaupun nafasku berat sudah, dan perut samping kananku terasa perih. Aku tetap harus mengejarmu, Hyo. Harus! Maafkan, Hyo. Aku terlambat. Dan disisa waktu yang terus menjepit ini aku tak boleh terlambat lagi. Aku tak mau kehilanganmu.

Aku berlari mengejar mobil sedan hitam itu dengan linangan air mata di pipiku. Mobil yang membawa Hyoseo pergi. Dan aku punya firasat tak enak tentang itu. Hyoseo, apkah kau akan pergi meninggalkanku selamanya? Atau kau hanya pergi sebentar?

Mobil sedan itu pun menghilang di sebuah tikungan. Aku semakin memaksakan langkahku. Tak kupedulikan aku berlari di tengah jalan.

” Hyoseo-ah!!!!” teriakku masih berusaha memanggilmu, Hyo.

Apakah kau dengar, Hyo? Apakah kau tak mendengar suaraku? Bahkan tidak hanya dilisan aku berteriak. Hatiku ikut menjerit takut kehilanganmu.

BRAAAAAAAAKKKKKKKKK!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Tepat di tikungan, kurasakan tubuhku terhempas. Aku terlempar dan tersungkur ke aspal. Sempat kulihat samar-samar mobil sedan hitam yang membawamu pergi dari bawah mobil yang telah menabrakku.

” Hy-Hyoseo…” gumamku sebelum semuanya gelap.

~TBC~

wah….harus TBC lagi neh… author lagi mid semester… hohoho… semoga besok bisa dilanjut… buat yang nggak suka ma FF buatanku, it’s okay. But, don’t bashing please…buat yang udah baca plus coment, jeongmal gomawo good reader… LOVE U~ (*hug all reader*) coment masih ditunggu author… 🙂

Destiny Is So Painly – Chapter 1 (Squel Dad’s Prohibition)

9 Apr

Title :: Destiny Is So Painly – Chapter 1 (Squel Dad’s Prohibition)
Author :: Han Hyo Hee as @hyohee486(via twitter)
Genre :: Family, Romance, Angst
Rating :: NC-17
Main Cast ::
• Park Hyo Seo (fictional)
• Lee Hyuk Jae as Eunhyuk
Other Cast ::
• Park Jung Soo as Leeteuk
• Park Yoonhae
• Park Young Ah
• Lee Sungmin
• Lee Yoora
• Choi Sulli
• Choi Siwon
• Son Jira
• Cho Kyuhyun

–Flashback before–
Park Jung Soo appa yang dianggap kejam oleh Park Hyoseo, dengan setia dan cemas menunggui Hyoseo yang belum pulang juga sejak jam 7 malam. Ia sangat khawatir dengan anak semata wayangnya itu. Tanpa memperdulikan nyamuk-nyamuk yang memburunya dan hawa dingin yang begitu merembes kulit, ia masih stay di teras rumahnya. Bahkan hingga tertidur di kursi teras.
Sedangkan Hyoseo sedang terlelap karena lelah menggerogoti tubuhnya. Ia tertidur di kamar Eunhyuk dengan pulasnya tak tahu bahwa Appa sedang menungguinya dengan rasa cemas.
–Flashback end–
***
–Park Hyo Seo-POV–
@ Seoul, 1 Juli 2014
Time :: 7 A.M.
Kubuka mataku perlahan. Sinar mentari pun sudah menembus jendela kamar Hyuk. Aku bangkin perlahan sambil mengucek-ngucek mataku. Menggeliat sesaat merenggangkan otot-ototku.
“ Annyeong haseyo,” tiba-tiba Hyuk datang dan membawakan semangkuk mie.
“ Annyeong,” akuu pun tersenyum melihat Hyuk datang.
“ Jagiy, kita makan dulu, okay?” Hyuk meniup-niuo permukaan mangkuk dengan kepulan asap diatasnya. Menandakan masih panas.
“ Ne.”
Hyuk pun menyendok kuah mie yang ada di mangkuknya dan meniup-niupkannya. Menempelkan bibirnya untuk mengecek masih panas atau tidaknya dan menyuapkannya padaku. Ia juga menyendokkan mie di mangkuknya dan menyuapkannya padaku. Intinya pagi ini aku disuapi oleh Eunhyuk, aeinku yang paling aku sayangi.
“ Jagiy, karena kau sudah milikku seutuhnya. Aku akan memberitahumu tentang data rahasia itu. Tapi, ini privacy.”
“ Ne. Apa isinya?” tanyaku sambil mengunyah mie di mulutku.
“ Vidio yadong. Tapi, jangan bilang siapa-siapa ya. Ini rahasiaku,” pintanya.
“ Mwo!” aku tersentak dan terbelalak. Pantas saja tadi malam… apa? Tadi malam? Berarti, ini sudah pagi. Omo! Pabo! Aigoo, kenapa aku baru ingat. “ Jagiy! Sekarang jam berapa!” tanyaku panik.
“ 11. Waeyo?” tanyanya bingung.
“ Aigoo! Aniyo! Aku harus pulang. Appa! Dia pasti mencariku. Aish! Ottokhae?” Aku bergegas bangkit dan mondar-mandir cemas. Aku benar-benar bingung. Sedangkan Hyuk hanya menatapiku bingung.
“ Appa? Omona! Kau belum pulang!” pekiknya teringat.
Aish! Aku benar-benar lupa. Dan ini, sudah jam 11. Appa, Jerman, pulang, pindah? Omona! Semuanya hal itu berputar dikepalaku kencang. Bagaikan angin topan, dan hal-hal itu sukses besar membuatku pusing seketika. Aku masih mondar-mandir dikamar Hyuk bingung. Tunggu! Aku harus berpikir. Kkaja, kkaja Hyoseo! Kau harus punya rencana! Alasan paling tidak, untuk menghadapi Appa nanti. Omo, apakah aku akan dibunuhnya? Eomma, apakah aku akan menyusulmu sebentar lagi? Apakah Appa akan membunuh anaknya sendiri hanya karena aku tidak pulang semalam?
“ Hyoseo, perlukah aku bilang pada Appamu? Biarkan aku yang antar kau pulang, dan akan aku jelaskan semuanya. Arra?” kata Hyuk mencoba menenangkanku.
“ Andwae! Kau ingin memperparah keadaan? Heh?!” tanya ku dengan nada tinggi. Oh tidak! Aku mulai terforsir suasana. Tapi, bagaimana ini? Aku harus apa? Aku benar-benar gamang.
“ Aniy,” kata Eunhyuk dengan suara lemahnya. Ia menunduk sedih.
“ Aigo… mianhae. Bukan maksudku begitu. Aku hanya…” kataku terpotong.
“ Aku tahu, Appamu begitu menentang kita. Aku khawatir terjadi apa-apa denganmu. Aku… aku tak ingin hal itu terjadi padamu,” ucapnya sambil menatapku dalam-dalam. Dari matanya terbias ketulusan yang mendalam. Membuat darahku berdesir seketika.
“ Jagiy…” gumamku tak berdaya.
“ Aku rasa ini salahku. Salahku karena terus saja berusaha mendekatimu. Harusnya kau tak mengenalku. Harusnya aku menjauh saat ada larangan itu. Harusnya aku berhenti mencintaimu. Tapi aku tidak bisa. Aku sungguh-sungguh tidak bisa. Harusnya aku menjauh darimu. Mianhae, Jagiy! Jeongmal mianhae,” kata Hyuk dengan sesal tergambar jelas di wajahnya.
“ Aniyo. Ini salahku, Jagiy! Mianhae,” kataku menyalahkan diri sendiri. Dan secara tidak langsung, aku telah membelanya. “ Baiklah, aku akan pulang sekarang. Gomawo.”
Aku mulai santai. Tapi santai kali ini bukan dalam arti aku tenang. Santai kali ini dalam arti aku sedih. Amat sedih. Mengingat Appa yang amat menentang hubungan ini. Lagi-lagi aku teringat dengan Eomma.
Aku pun berjalan perlahan ke pintu kamar Hyuk. Dengan langkah berat ku giring kakiku menuju pintu. Dengan kepala tertunduk dan menahan hasrat untuk menatap ke belakang. Aku tidak tahu apa yang Hyuk lakukan sekarang. Apakah ia tertunduk dan bersedih? Ataukah dia malah senang bahagia? Aku rasa itu tidak mungkin, karena aku merasakan ketulusannya saat berbicara padaku.
“ Saranghae,” gumam ku pelan saat hendak membuka pintu.
Hening… kenapa tidak ada jawaban? Kenapa seakan tidak ada reaksi? Kenapa Hyukjae? Kenapa? Aku berharap kau memanggilku. Aku berharap kau mencegahku. Aku berharap kau memintaku untuk tetap tinggal. Kini aku rasakan sesak membebani dadaku. Jutaan tanda tanya bergelimang dikepalaku. Mataku panas seketika. Hatiku perih tiba-tiba. Hyukie! Benarkah kau akan membiarkanku pergi? Cegah aku! Jebal!
Kreeeek… kutarik engsel pintu. Aku masih menunggu. Menunggu reaksi. Tapi, tapi kenapa tidak ada.
Cklek! Suara pintu tertutup. Omo! Benarkah? Benarkah ini? Dia membiarkanku? Dia tak peduli? Dia benar-benar tak berbuat apa-apa? Hyukjae, kenapa kau biarkan aku pergi? Baiklah, jika kau ingin aku pergi. Aku akan pergi. Sejauh mungkin.
–Park Hyo Seo – POV end—
***
–Hyuk Jae – POV —
Hyoseo, mianhae. Aku tak bisa berbuat apa-apa. Aku tak bisa membantumu. Tapi mungkin ini memang salahku. Aku harusnya berhenti mendekatinya. Berhenti mencintainya. Berhenti menyayanginya. Saat itu, harusnya aku sudah berhenti sejak saat itu. Saat hatiku tercabik menerima kenyataan yang ada. Saat raga dan jiwaku begitu sakit tertusuk realita.
——Flash Back—–
Aku dan Hyoseo sedang berjalan-jalan di mall untuk membeli sebuah hadiah untuk sahabatnya yang bernama Choi Sulli. Saat itu, Sulli berulang tahun. Jadi, ia hendak membuat sebuah kejutan untuk sahabatnya itu.
Di sebuah stan hadiah, aku masih menemani Hyoseo yang sibuk memilih-milih barang. Aku membuntut dibelakangnya sambil memandang kesekeliling. Membantunya mencari barang yang pas.
Bruukkk!
Tiba-tiba aku tersungkur. Ada sesuatu yang mengenai punggungku. Aku rasa itu benda keras, dan memang sengaja di arahkan padaku. Aku bisa merasakan niat dari orang yang memukulkannya padaku.
“ Kyaaaa!!!” terdengar pekikan Hyoseo nyaring di telinga.
Aku bangkit dan terhuyung. Ku pegangi punggungku yang terasa sakit. Aku menoleh dan kudapati Cho Kyuhyun menatapku dengan tatapan membunuh. Tongkat pemukul kasti kini ada di tangannya. Ternyata… magnae evil ini yang memukulku. Mau apa dia.
“ Yak!! Apa maumu, heh?” bentak ku kesal.
“ Hahaha…” tiba-tiba terdengar suara gelak tawa. Tapi suara itu bukan milik Kyuhyun. Aku yakin itu. Dan saat itu juga muncul seseorang dari belakang tubuh Kyuhyun.
Omo! Betapa kagetnya diriku mendapati seorang Park Jung Soo, ayah dari Hyoseo telah disini dan tertawa puas melihatku kesakitan. Firasatku mulai tidak enak.
“ Appa…” gumam Hyoseo tak berdaya. Matanya mengerjap-ngerjap seakan tak percaya pada penglihatannya.
“ Hyoseo, kenapa kau melanggar laranganku? Hah!” gertak Mr Park marah.
“ A… aniyo, Appa. Mianhae… I’m sorry,” kata Hyoseo sambil tertunduk dalam.
“ Kau berani mengabaikan larangan Appa, ya? Bagus lah! Kau ingin dia terluka?” ancam Mr Park. Ia menunjuk aku yang terhenyak diam seribu bahasa.
Kyuhyun pun memukul lenganku dengan kencang. Sakit. Aku mengusap lenganku yang memar itu.
“ Andwae!” pinta Hyoseo sambil terisak.
“ Sudah Appa bilang! Jauhi dia!” bentak Mr Park.
Kyuhyun belum berhenti menyiksaku. Apakah kalian pikir dia hanya memukulku sekali dua kali? Tidak. Dia memukulku berkali-kali. Walaupun aku merintih kesakitan. Walaupun aku berusaha keras menghindar. Walaupun Hyoseo menjerit memohon untuk tidak melakukannya. Walaupun aku memohon pada Kyu agar berhenti. Tapi, ia terus melakukannya. Lenganku, punggungku, perutku, kepalaku, kakiku, badanku. Semua jadi sasaran. Bahkan sempat aku berharap agar satpam mall kunjung datang dan menangkap Kyuhyun yang aku rasa kini menjadi anak buah Mr Park. Mr Park terus tertawa puas melihatku yang sengsara. Tampak semburat bahagia dan kebencian saat ia menatapku.
Hingga aku babak belur. Darah mengalir dari hidung dan mulutku, wajah dan badanku memar-memar. Aku benar-benar tak berdaya sekarang. Aku hanya bisa terhuyung dan terhempas kesana kemari. Pemukul kasti dari besi itu sukses membuatku kesakitan. Disekeliling kami orang-orang berkerumun melihat penganiayaan yang dilakukan Kyuhyun terhadapku.
“ Kyu! Ppali!” perintah Mr Park member isyarat.
Aku tersontak kaget saat tubuhku ditarik Kyuhyun untuk bangkit. Tubuhku yang sedang tidak berdaya ini hanya mampu menurut. Dengan kasar ia menyeretku keluar stan hadiah dan mendorongku ke pembatas lantai. Ia menundukkan kepalaku sehingga aku bisa melihat lantai dasar mall dari lantai 4 ini. Darahku berdesir, jantungku berdetak hebat. Tanganku hanya bisa menahan sambil berpegangan pembatas lantai.
“ Andwae!! Appa! Jebal! Andwae!” kudengar rengekan Hyoseo dengan suara gemetarnya karena tangis. Hatiku nyilu mendengarnya. Ingin rasanya kupeluk dan meredam tangisnya di dada bidangku.
“ Aku tidak segan-segan menyakitinya, Hyoseo-ah. Bukan kah, aku sudah pernah bilang? Hahaha.” Mr Park kembali tertawa bahagia.
“ Andwae, Appa! Jebal! Aku tidak akan melanggarnya lagi. Aku janji. Ku mohon, Appa! Lepaskan dia.”
“ Kyu! Enough!”
Kyuhyun pun perlahan melepaskan kerahku dan dorongannya untuk memojokkanku ke pembatas lantai. Ia melangkah meninggalkanku yang kini tengkulai lemas terduduk bersender pembatas lantai.
“ Kkaja! Ayo kita pulang,” ucap Mr Park sambil menarik kasar lengan HyoSeo.
“ Hyuk-ah!!!” panggilnya berusaha memberontak.
Aku hanya bisa menatapnya sayup. Ia tampak memberontak namun tak kuasa. Sedangkan aku hanya terduduk lemah memandangi yeojachinguku diseret Appanya. Air mataku sudah menggenang dipelupuk mata. Ternyata, selama ini hubunganku dengan Hyoseo ditentang? Ternyata, Hyoseo yang pergi diam-diam dan selalu mematikan handphonenya saat bertemu denganku melakukannya karena Mr Park menentang? Dadaku sesak seketika. Hatiku tercabik dan remuk. Rasanya sungguh jauh lebih sakit daripada tadi, saat aku dipukul Kyu bertubi-tubi. Lebih baik mati dipukul daripada mati rasa seperti ini. Omo! Apa yang harus kulakukan?
Sepulang dari mall tempat aku dipukuli, aku benar-benar stress. Aku putuskan untuk minum Soju untuk menghilangkan rasa stresku ini. Mungkin aku terlalu banyak minum, hingga akhirnya aku mabuk sampai larut malam. Setelah aku rasa cukup, aku pun pulang dengan jalan terhuyung sambil menyanyi-nyanyi gaje seperti orang sinting. Dan saat dijalan, beberapa orang bertubuh kekar menghadangku.
Mereka memukuliku, menyerang, dan mengeroyokku yang tak berdaya ini. Tubuhku serasa semakin hancur. Memar semakin menghiasi tubuhku. Luka pun bertambah dimana-mana. Tapi hatiku terasa lebih pedih. Perasaanku seakan terhempas dari langit yang ke-9. Aku tahu! Aku tahu siapa dalangnya. Aku tahu! Mr Park lah, orangnya. Dia pasti yang menyuruh orang-orang itu untuk menghajarku lagi. Atau mungkin malah menghabisiku. Bukan maksudku menuduh. Tapi, siapa lagi kalau bukan dia? Siapa? Kyuhyun? Bahkan ia kini anak buah Mr Park. Omona! Kyu, ingatkah kau tentang persahabatan kita dulu?
***
Paginya, aku masih terbaring di ranjangku. Dengan pakaian yang masih kukenakan semalam. Aku tak sempat ganti pakaian atau bahkan mandi. Badanku masih dipenuhi luka dan memar. Kejadian kemarin sungguh sulit terlupa. Bahkan, kau boleh percaya ataupun tidak. Semalam aku memimpikan hal itu. Mr Park, Hyoseo, Kyuhyun. Aish! Mungkin, ini memang suatu pertanda bahwa aku harus berhenti.
Tapi, saat aku meneguhkan hati dan memantapkan tekadku, ia datang.
Aku bangkit dari ranjang dan merapikan ranjangku. Tiba-tiba bel pintu berbunyi. Aish! Jangan sampai suruhannya Mr Park lagi. Aku muak.
Aigoo! Betapa terkejutnya diriku mendapati Hyoseo berdiri tegak dihadapanku. Dengan wajahnya yang pucat pasi, matanya yang sembab, dan dandanan yang berantakan. Ia masih mengenakan pakaian tidurnya. Aku rasa ia kabur dari rumah.
Hyoseo meminta maaf padaku. Ia menjelaskan semuanya. Dari sorot matanya ia seakan berharap aku bisa mengerti. Ia memohon padaku untuk tidak meninggalkannya. Ia bilang, ia masih mencintaiku. Dan aku rasakan ada ketulusan saat ia mengatakannya. Aku, aku benar-benar tidak tega. Aku tidak tega melihatnya memelas. Aku tidak sampai hati melihatnya yang begitu menyedihkan. Hingga akhirnya aku turuti kemauannya. Kami backstreet.
—Flashback end—
***
Kejadian itu, terekam jelas diotakku. Kejadian itu, selalu kuingat walaupun aku sudah berusaha sekeras mungkin melupakannya. Tapi, kejadian itu selalu melumpuhkan niatku untuk menahanmu. Kejadian itu, selalu mengurungkan niatku untuk menjagamu dengan tanganku. Kenyataan yang menamparku adalah aku tak bisa melindungi orang yang aku sayangi dengan tanganku sendiri.
–Hyuj Jae – POV end–
***
–Hyoseo – POV–
Aku berlari pulang sembari menangis pilu. Hyuk, kenapa kau tak menahanku? Aku benar-benar akan pergi. Pergi jauh. Tapi, kenapa kau biarkan aku pergi? Waeyo!
Langkahku terhenti begitu saja saat kudapati pintu gerbang rumah terbuka lebar. Mataku terbelalak kaget mendapati Appa yang sedang duduk di kursi teras sambil memandangi handphonenya cemas. Hingga akhirnya ia mendongak dan menatapku yang berdiri kaku di dekat gerbang. Spontan aku berbalik hendak kabur.
“ Hyoseo-ah! Come here!!” bentak Appa dengan suara lantangnya.
~~~TBC~~~
Mianhae… lagi-lagi berakhir TBC.. ane mang nggak bakat bikin oneshoot… T_T hehehe…. Mian kalo ada yang salah ketik. Author nggak sempet ngedit. 🙂 Yang nggak suka ma FF bikinanku, it’s okay. But, yang udah coment and mendorong aku untuk tetap menulis, jeongmal gomawo… ^^ aku tetap butuh coment kalian para good reader. . 🙂

GLAMOROUS (Chapter 2)

8 Apr

GLAMOROUS

Tittle : Glamorous Chapter 2 (END)

Main cast : HyoYoung (Ryu HyoYoung – CO-ED)

Kwangheng (Lee Kwang Heng – CO-ED)

HwaYoung (Ryu HwaYoung – T-ARA)

Length : Series

Rating : Yadong?

Genre : Romance

Author : @asterisma (on twitter)

“Ng? tapi Cup nya longgar…” Komentar KwangHeng sambil terus mengamati bikini yang dikenakan oleh HyoYoung. KwangHeng terlihat begitu serius mengamati setiap inci bagian dari bikini yang dikenakan oleh HyoYoung.

“Biar ku benarkan,” Sekarang pandangan KwangHeng tertuju pada dada HyoYoung dan KwangHeng pun mulai dengan memegan Cup Bra bikini HyoYoung. Jari telunjuknya masuk kedalam Bra bikini HyoYoung dengan ibu jari berada diluar Bra Bikini untuk memastikan berapa cm KwangHeng harus merubah ukuran bikini untuk HyoYoung, namun….

*KYUT* pada saat KangHeng membenarkan Cup bikini HyouYoung tanpa sadar KwangHeng menyentuh puting payudara HyoYoung.

“ANDWAA~EEE!!” HyoYoung yang dari tadi menahan rasa campur aduk antara malu dan deg-degan tiba-tiba terlonjak kaget karena ada sesuatu yang mengenai puting payudaranya.

*BUAAK!!* HyoYoung reflek meniju KwangHeng dan langsung masuk keruang ganti untuk menukar bikininya dengan seragam sekolahnya.

*****************************

Dikamar HyoYoung

HyoYoung POV

I-ini nggak boleh! Masa Kwangheng Oppa memegang dadaku!! Aakh! Aku nggak mau jadi model bikini!! Aku malu…

Entah mimpi buruk apa aku semalam atau kutukan apa yang kuperoleh hari ini sehingga banyak sekali hal yang mengejutkan yang kudapatkan hari ini.

Pertama, KwangHeng Oppa tahu kalo aku memakai ganjalan 3 lembar pada setiap Bra yang ku kenakan dan dia mengatakannya di depan Soomi, Chan-Mi , HyeWon sahabatku.

Kedua, KwangHeng menawari ku untuk menjadi model bikini rancangannya pada fashion show pertamanya bersama sodara kembar ku HwaYoung.

Ketiga, Akhh ini benar-benar membuat ku malu setegah mati. KwangHeng memegang dadaku.

Seharusnya aku senang karna aku bisa sedekat itu dengan KwangHeng, tapi kenapa dengan hal semacam ini. Aku memang sudah lama menyukai KwangHeng, dan aku ingin sekali bisa membantunya dengan menjadi model bikini nya tapi aku malu karna dadaku kecil, apalagi dia telah menyentuh putting dadaku.

HyoYoung POV End

“Tidak..tidak..tidak..” Hyoyoung menutupi wajahnya kemudian memukul-mukul ringan pipinya sambil mengeleng-gelengkan kepalanya seolah-olah ingin menghapus kejadian yang terjadi sore tadi di konter bikini.

“HyoYoung? Tempat tidurnya goyang nih.” Protes HwaYoung yang sedang duduk dikasur HyoYong sambil memakai kutek kuku, dan entah dari kapan HwaYoung berada dalam kamar HyoYong tanpa HyoYoung sadari.

*KLOTAK* terdengar suara sebuah batu mengenai kaca jendela kamar HyoYoung.

“Kau dengar suara itu HwaYoung?” Tanya HyoYoung pada Hwayoung.

Tanpa menjawab pertanyaan dari HyoYong, HwaYoung langsung berdiri dan berjalan menuju arah suara dan mendekat kejendela. HyoYoung pun mengikuti Hwayoung dan berjalan menuju kejendela.

“Omoo itu Kwangheng Oppa! Waeyo Oppa ada diluar? Jangan-janagan Oppa KwangHeng datang untuk menemuiku, ya?” ucap Hwayoung dengan PD nya sambil senyum kegirangan.

*GRAK* HyoYoung membuka jendela kamarnya.

“KwangHeng menemui Hwayoung?” Tanya HyoYong penasaran dalam hatinya.

“Annyeong Oppa…” Hwayoung mengucapkan salam sembari melambai-lambaikan tangannya pada KwangHeng yang berada di bawah.

“Annyeong…. HyoYoung, bikininya sudah selesai coba kamu pakai.” Ucap KwangHeng sambil mengangkat box kecil yang berisi bikini tanpa membalas lambaian tangan HwaYoung.

Di dalam Kamar HyoYoung…

“Ayo Oppa masuk.” Hwayoung menarik lengan KwangHeng dan mendudukan KwangHeng di kasur HyoYoung.

“Ternyata Oppa ada urusan dengan HyoYoung ya?” Tanya HwaYoung pada KwangHeng dengan muka masam dan nada sedikit kesal.

“Ne, aku benar-benar ingin agar HyoYoung ikut! Susah sekali membujuknya.” Jawab KwangHeng yang sudah duduk diatas kasur HyoYoung sambil membuka box yang berisi bikini yang telah ia perbaiki.

“UMM, Oh begitu!” Ketus HwaYoung mendengar jawaban dari KwangHeng sambil berjalan kearah pintu kamar HyoYoun dan keluar serta menutup pintu kamar HyoYoung dengan cara membantingkan pintu tersebut hingga terdengar bunyi BRAK.

“Akh, HwaYoung! Tunggu!” Teriak HyoYoung yang telah meninggalkan HyoYoung dan KwangHeng.

“Tunggu!” HyoYoung mencoba menyusul HwaYoung keluar kamar dan langsung menarik lengan tangan HwaYoung untuk menghentikan langkahnya.

“Jangan tinggalkan aku sendirian, Oppa KwangHeng itu menakutkan =,=”. Aku nggak mau berduaan saja dengannya.” Pinta HyoYoung dengan sedikit nada memohon pada kembarannya itu.

“Apa kamu nggak merasa bahwa kamu itu terlalu percaya diri? Mana mungkin Kwangheng Oppa tertarik padamu, HyoYoung! Pakai Bra ukuran Cup A saja masih berlebihan! Bikin Bra saja secara khusus! Dasar dada kecil! Umpat HwaYoung dengan ketusnya karena ia merasa cemburu terhadap KwangHeng yang ternyata datang khusus untuk menemui HyoYoung ambil berpose.

*DEG!* HyoYoung hanya terdiam karena perkataan Hwayoung adik kembarnya itu begitu menusuk perasaan HyoYoung.

“HyoYoung nggak akan mungkin merebut Kwangheng dariku.” Tambah HwaYoung sambil berpose memamerkan dada nya yang berukuran Cup D dengan kedua tangan berada di belakang kepala nya dan membusungkan dadanya nya yang besar dan berlalu meninggalkan HyoYoung menuju kamarnya sendiri.

“Wae? Waeyo HwaYoung berpose seperti itu sih. Si-sial HwaYoung sialan berkata semaunya, aku kesal sekali!! “Maki HyoYoung dalam hati dengan mata yang berkaca-kaca dan masuk kembali menuju KwangHeng yang dari tadi berada dalam kamarnya sendirian.

Tanpa sepatah katapun HyoYoung langsung mengambil bikin buatan KwangHeng yang telah diperbaiki lalu masuk menuju kamar mandi untuk mencobanya kembali.

Setelah selesai menganti baju tidur nya dengan bikini buatan KwangHeng, HyoYoung langsung naik dan duduk diatas kasur dengan kaki yang dilipat kebelakang (berlutut) dan menundukan kepalanya kebawah hingga rambutnya yang panjang tergerai menutupi wajahnya.

“Kau kenapa HyoYoung? Kenapa kau tertunduk lesu seperti itu.” Tanya KwangHeng yang melihat HyoYoung menundukkan kepalanya dan membalikan badannya agar berhadapan dengan posisi duduk HyoYoung.

HyoYoung tidak menjawab pertanyaan KwangHeng, ia malah terus memikirkan ucapan Hwayoung kembarannya.

“Walau kesal, apa yang HwaYoung bilang itu memang benar.” perkataan HwaYoung tadi terasa begitu tajam hingga menusuk hati sodara kembarnya.

KwangHeng menarik dagu HyoYoung dan mendongakkannya keatas hingga KwangHeng mampu melihat wajah HyoYoung dengan jelas dan begitu dekat. Kwangheng pun memegang leher HyoYoung dan menatap dalam mata HyoYoung dengan lembut.

“Kulit yang saling bersentuhan… begitu dekat sampai-sampai nafasnya terasa menerpa, tapi… KwangHeng nggak akan punya niat untuk “itu” padaku kan?” Tanya HyoYoung dalam hati pada dirinya sendiri sambil menatap balik tatapan mata KwangHeng yang begitu dalam menjadikan hati HyoYoung mulai bergemuruh kembali seperti karang yang diterpa ombak yang begitu kencang. Rasa deg-deg’an yang HyoYoung rasakan menjadikan aliran darahnya mengalir berdesir begitu kencang karena bisa berdekatan sedekat itu dengan orang yang sudah lama ia suka.

“HyoYoung kau terlihat muram, apa kamu nggak suka dengan bikini itu?” Tanya KwangHeng dengan terus menatap mata HyoYoung dalam.

“Bikini ini bagus, ini nggak ada hubungannya dengan bikini. Aku… aku nggak bisa jadi model karena dadaku rata!” Teriak HyoYoung sambil memejamkan matanya untuk menghindari tatapan mata KwangHeng yang dirasa mampu melelehkan tubuhnya jika HyoYoung terus menata balik tatapan matanya.

“Ah!” Erang HyoYoung karena KwangHeng menarik lengan HyoYoung, kemudian merebahkannya dikasur. KwangHeng tepat berada diatas HyoYoung dengan kedua tangannya terbuka untuk menyangga agar tubuhnya tidak menindih HyoYoung, tangan kanan KwangHeng berada disisi kanan HyoYoung dan tangan kirinya berada di sisi kiri tepat disamping dan menyentuh pinggang HyoYoung.

Dengan cepat HyoYoung langsung menutupi dadanya dengan cara menyilangkan kedua tangganya diatas dadanya. Namun KwangHeng mengambil tangan kanan HyoYoung dan mengelitik lembut pada jari dan turun ke telapak tangan hingga ke lengan tangan kanan HyoYoung dan menyingkirkan kedua tangan HyoYoung yang telah menutupi dada HyoYoung. Dan kini HyoYoung pun dalam posisi pasrah (?).

“Dada HyoYoung bagus kok” KwangHeng menyentuh dada HyoYoung yang dibalut Bra bikini buatan KwangHeng dengan lembut dan begitu menghayati setiap sentuhan tangannya di dada HyoYoung.

“KwangHeng O-p-pa…” HyoYoung mencoba memanggil KwangHeng dengan suaranya yang bergetar oleh tindakan yang dilakukan KwangHeng, ia merasa degupan jantung nya begitu kencang dan takut KwangHeng mampu merasakannya degupan jantung HyoYoung yang begitu kencang karena tangan KwangHeng yang barada di atas dada HyoYoung. KwangHeng mulai mendekatkan wajahnya ke dada HyoYoung seperti hendak akan mencium dada HyoYoung namun dengan cepat HyoYoung mendorong dada KwangHeng menjauh darinya.

“Oppa, sepertinya ini sudah larut malam, sebaiknya kau pulang.” Pinta HyoYoung untuk mengalihkan perhatian KwangHeng.

“Eh.. Baiklah” jawab KwangHeng sembari menjauh dari tubuh HyoYoung.

Hyoyoung langsung berdiri dan berjalan menuju ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya dengan pikirannya yang campur aduk.

Setelah HyoYoung selesai mengganti pakaiannya ia pun mengantar KwangHeng hingga depan pintu rumah. Sebelum KwangHeng beranjak keluar rumah HyoYoung ia menyampaikan sesuatu pada HyoYoung.

“Besok sore aku akan mengajak mu dan HwaYoung untuk melihat-lihat tempat dimana kita akan melakukan fashionshow.” Ucap KwangHeng.

“Emm, baiklah.” Jawab HyoYoung.

“Kalo begitu, aku pamit pulang dulu ya.” KwangHeng berjalan keluar rumah sambil melambaikan tangannya tanda perpishan dengan diiringin senyum kecilnya yang terlihat begitu manis. Dan HyoYoung pun membalas lambaian tangan nya dan terus menatap punggung Kwangheng yang terlihat mulai menjauh.

“Hmm… akhirnya kau mau jadi model juga ya…” Tanya HwaYoung dengan tiba-tiba yang membuat HyoYoung terkejut.

“Iiya.. aku ingin tahu apakah aku punya rasa percaya diri atau tidak.” Jawab HyoYoung dengan senyumnya lalu meninggalkan Hwayoung dan berjalan menuju kamarnya.

*****************************

Di Klub Malam….

HwaYoung, KwangHeng dan HyoYoung berjalan beriringan menyusuri lorong masuk Klub Malam yang akan menjadi tempat dimana KwangHeng melaksanakan Fashion Show rancangan bikini pertamanya.

“Kenapa wajahmu seperti itu sih HyoYoung?” Tanya HwaYoung disela-sela perjalanan mereka bertiga saat menyusuri lorong.

“Iya benar! Kenapa kau terlihat muram dan nggak bersemangat, HyoYoung?” Tambah KwangHeng yang membenarkan pertanyaan HwaYoung pada HyoHyoung.

“Karena ku pikir HyoYoung akan gugup dan nggak bisa konsentrasi dengan baik saat fashion show nanti makanya aku mengajak kalian berdua melihat-lihat tempat ini.” Ucap KwangHeng mencoba menjelaskan alasannya kenapa ia mengajak HyoYoung dan HwaYoung ke Klub Malam yang mereka masuki itu.

*SREK-SREK* Kwangheng mengacak-acak rambut HyoYoung dengan lembut karena ia gemas melihat tampang HyoYoung yang terlihat muram dan tidak bersemangat itu.

“Fashion show itu nanti akan dilaksanakan di klub ini. Kecil kok, kalau seperti ini nggak apa-apa kan? Kira-kira kau bisa kan HyoYoung?” Tanya KwangHeng pada HyoYoung dengan tangan yang masih berada diatas kepala HyoHyoung setelah tadi ia mengacak-acak lembut rambut HyoYoung.

“Eh, Ng… Ya.” Jawab HyoYoung ragu dan malu sambil menutupi kedua telinganya dan menunduk karena pipinya yang mulai terlihat memerah.

“KwangHeng Oppa, aku suka lagu ini! Kita joget yuk.” HwaYoung langsung meraih tangan KwangHeng dan mengaitkan lengannya lalu mengajaknya turun ke dance floor. Mereka pun langsung menari mengikuti alunan musik dari sang DJ yang memainkan lagu High High GD-TOP.

“Apa aku akan melakukan fashion show ditempat semacam ini? Sepertinya aku bakal kelihatan mencolok diantara model-model yang lain karena ukuran dadaku. Apa aku nggak salah tempat ya? Sepertinya aku memang sudah salah tempat.” HyoHyoung terus melakukan perdebatan dalam hatinya.

“Ahh! Keren!” HyoHyoung memuji dalam hati saat ia menyaksikan kedekatan KwangHeng yang sedang asik menari dengan HwaYoung kembarannya.

“Payah!! Aku memang nggak akan bisa masuk diantara mereka berdua!! Padahal Oppa KwangHeng sudah susah payah mengantarkanku supaya aku terbiasa dengan tempatnya. Tapi sebaliknya aku malah kehilangan rasa percaya diri.” HyoYoung mencoba menjernihkan pikirannya dari semua pertanyaan dan perdebatan yang dia lakukan dalam hatinya.

*************************

Di depan Pintu Gerbang Rumah HyoYoung…

“Kwangheng Oppa, Gomawo ya, sudah mau mengantarkan sampai kerumah. Daaahhh…” HwaYoung mengucapkan terimakasih pada KwangHeng dan langsung masuk berjalan menuju kedalam rumah mendahului HyoYoung dan KwangHeng masih berada di luar gerbang.

“Oppa, hari ini gomawo, sudah ya aku masuk dulu…” HyoYoung pun mengucapkan rasa terimakasihnya pada Kwangheng tanpa menatap mata atau sekedar memandang, ia hanya menunduk dan membuka gerbang rumahnya hendak masuk kedalam rumah. Sementara itu KwangHeng hanya terdiam dan berfikir ketika mendapati HyoYoung berpamitan tanpa memandang wajahnya sedikitpun, lantas ia pun hanya mengacak-acak rambutnya.

“HyoYoung” KwangHeng memberanikan diri untuk memanggil HyoYoung sambil memegang pergelangan tangan HyoYoung agar langkahnya terhenti. Tanpa basa-basi tiba-tiba KwangHeng menarik pergelangan tangan HyoYoung dan meletakannya diatas pundaknya sedangkan tangan kiri KwangHeng memeluk pinggang HyoHyoung sehingga menjadikan tubuh mereka sangat dekat.

“Eh?! Apa?” Tanya HyoHyoung terkejut dengan mata yang terbelalak karena tiba-tiba wajah KwangHeng semakin mendekat ke wajah HyoHyoung sehingga wajah mereka begitu dekat dan berjarak hanya beberepa centi.

Mphh…” KwangHeng tak menjawab pertanyaan HyoYoung tapi malah memiringkan wajahnya dan langsung mencium bibir HyoYoung dengan lembut dan menutup matanya.

*BUUK..* HyoYoung mendorong dada KwangHeng sehingga membuat pelukan KwangHeng terlepas. HyoYoung segera berlari masuk kedalam rumah dan meninggalkan KwangHeng dengan memegangi bibirnya tanpa mengucapkan sepatah katapun pada KwangHeng.

KwangHeng hanya terdiam dan terus melihat HyoYoung yang berlari dengan muka merahnya masuk ke dalam rumah. Sementara itu HwaYoung yang berada di lantai 2 rumahnya ternyata menyaksikan kejadian tadi. HwaYoung terlihat sedikit cemberut menyaksikan kejadian tadi karena HwaYoung juga menyukai KwangHeng dan segera berlalu masuk ke kamarnya sebelum HyoYoung memergokinya karna tau apa yang telah terjadi pada KwangHeng dan HyoYoung barusan.

“Kenapa Oppa mencium ku? Kenapa bukan HwaYoung? Aku nggak tahu apakah KwangHeng Oppa sungguh-sungguh atau tidak. Aku nggak tahu.” Pertanyaan demi pertanyaa mendadak muncul dalam pikiran HyoYoung atas apa yang barusanKwangHemng lakukan terhadapanya.

*************************

Keesokan harinya di ruang ganti…..

Author POV

Ruang ganti dipenuhi para model professional yang sedang berdandan dan berlalu lalang mengganti bikini yang mereka kenakan dan mengunggu giliran tampil untuk fashion show bikini yang sedang dilaksanakan.

Hari dimana Fashion show bikini rancangan Kwangheng itu dilakasankan pada hari ini, namun HyoYoung masih saja terus merasakan perasaan yang tak menentu padahal beberapa menit lagi adalah giliran ia tampil bersama HwaYoung saudara kembarnya.

Perasaan tak menentu yang dialami HyoYoung dikarenakan kejadian demi kejadian yang begitu mengejutkan terus mendera HyoYoung yang membuat hatinya labil tak menentu, belum lagi sikap KwangHeng yang ia rasakan membuat HyoYoung menjadi tak karuan karena HwaYoung saudara kembarnya juga menyukai KwangHeng.

Author POV End

“Mana mungkin aku menjadi model dengan perasaan seperti ini…” HyoYoung masih saja berdebat dengan perasaannya.

*PUK* Soomi dan Chan-Mi sahabat HyoYoung tiba-tiba menepuk punggung HyoYoung dari arah belakan sehingga membuat HyoYoung terlonjak kaget.

HyoYoung: “Kyaaa!” Kau mengejutkanku, Soomi.. Chan-Mi..!” HyoYoung terlonjak kaget melihat kedatangan Soomi dan Chan-Mi yang tak ia ketahui, entah dari mana mereka datang dan dari kapan ia sudah berada di dalam ruang ganti ini.

Chan-Mi: “Kyaa, cantiknya seperti sepasang boneka!” Puji Chan-Mi melihat HyoYoung dan HwaYoung terlihat sangat cantik mengenakan bikini rancangan KwangHeng dan dengan make-up yang natural dan soft serta tatanan rambut kriwil mereka yang seperti mie kriting (Author: -___-“)

Soomi: “HyoYoung, kau baik-baik saja? kan?” Tanya Soomi mencoba menanyakan perasaan yang sedang dirasakan oleh HyoYoung sahabatnya.

HyoYoung: “Emm, Aku sedikit gugup. Ohya mana HyeWon?” Jawab HyoYoung pada Soomi mencoba menutupi apa yang sebenarnya ia rasakan dan menanyakan salah satu sahabatnya yang takterlihat dari tadi karena mereka biasanya selalu bertiga seperti biji salak (Author: -____-”).

Chan-Mi: “Dia sudah berada di tempat penonton. Saat kami ajak kesini untuk melihatmu, ia menolak. Ya sudah kami tinggal.” Papar Chan-Mi pada HyoYoung.

Soomi: “Iya, dia takut kalo tempat duduknya ditinggal. Nanti bias diambil orang, katanya -_-“ Tambah Soomi mencoba menjelaskan.

HyoYoung hanya tersenyum melihat tingkah aneh para sahabatnya yang kemudian berpamitan untuk kembali ke tempat penonton.

“Kalau hari ini kau bisa berjalan diatas catwalk tanpa malu-malu, aku nggak nggak keberatan menyerahkan KwangHeng Oppa padamu.” Bisik HwaYoung pada HyoYoung dan berlalu meninggalkan HyoYoung saat melihat KwangHeng berjalan menuju kearah HyoYoung.

“Aku berdampingan dengan HwaYoung kembaranku. Mungkin aku nggak akan bisa.” Suara HyoYoung terdengar pelan diiringi hembusan nafas pasrahnya.

“Kau pasti bisa!” KwangHeng berbisik pada HyoYoung dan membalikan badan HyoYoung agar mereka berhadapan.

“Kau pasti bisa! Karena HyoYoung adalah gadis yang kucintai selama ini.” KwangHeng melanjutkan kalimatnya dan mengungkapkan perasaannya pada HyoYoung sambil memegang kedua pundak HyoYoung kemudian mengelus pipi HyoYoung dengan lembut. KwangHeng mencoba menguatkan hati HyoYoung agar HyoYoung tidak gugup dan mampu berjalan dengan baik diatas catwalk bersama Hwayoung kembarannya.

“Sekarang giliran kalian!” KwangHeng mengingatkan HwaYoung dan HyoYoung untuk tampil segera di atas catwalk.

“Busungkan dadamu.” Pinta KwangHeng dan mendorong keluar HyoYoung sembari tersenyum manis.

“Aku senang dengan kata-kata KwangHeng. Aku pasti bisa tampil percaya diri dan menjadi cantik!!” HyoYoung mencoba menyemangati dan yakinkan dirinya sendiri. HyoYoung begitu merasa senang dan percaya diri nya pun bangkit karena ungkapan perasaan yang KwangHeng utarakan padanya. HyoYoung merasa begitu senang sehingga auranya terpancar keluar saat berjalan diatas catwalk bersama HwaYoung kembarannya dengan membawa payung kecil menjadika 2 gadis kembar itu terlihat begitu imut dan manis di atas catwalk.

Terdengar suara gaduh dan riuh dari samping kanan dsan kiri para penonton yang berbisik-bisik memuji penampilan kedua gadis kembar itu saat mengenakan bikini rancangan KwangHeng. Penampilan kedua gadis kembar itu menjadi penutup acara fashion show bikini pertama KwangHeng dari seluruh rangkaian acara yang ada. Dan acara pun sukses besar dengan adanya 2 gadis kembar yang menjadi sorotan para penonton dan media masa.

HyeWon: “Gadis kembar! Cantiknya!” Teriak HyeWon dari tempat dimana ia menonton peragaan bikini sahabatnya itu.

Soomi: “Seperti model professional, ya..” Tambahnya menyambung teriakan HyeWon.

“HyoYoung, diluar duga’an! Kau hebat juga, ya!. Kalau kau mau dan yakin kau pasti bisa juga kan?!” Bisik HwaYoung saat berjalan memutar balik dari arah datangnya HyoYoung di atas catwalk.

“HyoYoung…” Panggil KwangHeng yang naik keatas catwalk dari depan dengan membawa buket bunga.

“KwangHeng!” HyoYoung pun segera berlari dan menyambut KwangHeng. Dengan segera KwangHeng memeluk HyoYoung. (Author: berasa adegan di film-film india India -__-“)

“Saranghae HyoYoung”

———THE END———

AN: Mian ya kalo misal ada salah-salah ketik, author nggak sempat baca ulang.

Mian juga musti nunggu lama dan endingnya geje plus berantakan -__-“ *udah kaya pok Minah aja mian2 mulu*

Yang Mau riquest boleh-boleh aja, mention aja ke tweet author, tapi siap-siap nunggu lama soalnya jadwal author padet *apadeh? (?)”

Jangan lupa RCL ya, READ COMMENT and LIKE.

Gomawo ^^v

LOMBA FF

6 Apr

Annyeong….
kita admin Jiyeon and CL masih menunggu kiriman ff dari lomba FF…
ada yang perlu ditanyakan? bisa hubungi admin… twitter: @mcsdfanfiction , @hyohee486 , or @_idontcare7196 …
FB : MCSD Fanfiction
email : authoralay@ymail.com

atau bisa langsung koment di postingan ini..
admin rada bingung soalnya baru 1 ff yang dikirim. dan akhir-akhir ini jarang ff yang dikirim ke admin…
untuk lebih jelasnya (lomba ff)…. bisa dilihat disini.

gomawo… mianhae kalo ada kata yang kurang berkenan…

Need Sacrifice (Chapter 1)

5 Apr

Title: Need Sacrifice
Author: Han Hyo Hee as @hyohee486
Genre: Family,Angst,Romance
Rating: NC-17
Main Cast: Kim Soo Yeom as YOU, Cho Kyuhyun, Park Jung Soo, Kim Ryewook, Park Youngah
Other Cast: Lee Yoonhae,Choi Minho,Choi Minryu,Kim Jonghyun,Lee Yoora,Lee Hyukjae,Kim Key Bum,Kim Kibum,Lee Jinki

“Appa aku ingin namja!”katamu manja.
“Ehuk…Mworago!!”pekik Teukie tersedak.
“Appa!Sudah 99 tahun!Namja terakhir yang aku dekati kau jadikan korban.Kenapa kau tak membiarkanku bahagia?”gerutumu sambil memukuli lengan Teukie.
“Aish!Aniyo!Namja itu tak sudi menikahimu!Dia hanya memanfaatkanmu.Jadi,aku mangsa saja!Arraso?”jelas Teukie kembali menikmati steak anjing tanpa dimasak yang ada dihadapannya.
“Mwoya?Kau bohong!Bohong!Dia tulus!Appa…”rengekmu menjadi.
“Sikkereo!Ini demi kebaikanmu!!”bentak Teukie mulai geram.
“Appa…Baiklah!Aku akan mencari namja sendiri!”ucapmu ketus ditambah mlengos.
“Silahkan!Manusia-manusia itu hanya mau menyengsarakanmu!”pekik Teukie saat kau sudah jauh.
“Haish!Anak ini!Tidak tahu kah,kalau aku mengkhawatirkannya?Dasar anak muda!Maunya senang-senang,”dengus Teukie menggumam tidak jelas.
***
Malam hari disebuah busway,kau duduk sambil melongok-longok tidak jelas.Penampilanmu tertutup jaket tebal,rok panjang,dan topi menyesuaikan dengan pakaian orang-orang saat musim dingin.Di busway itu hanya ada kau, supir, dan seorang namja berkacamata hitam,berjas,dan topi bundar bertengger diatas rambut blondenya.Kau pun tersenyum evil mendekatinya dengan langkah dibuat-buat(alias megal-megol) agar tampak menggoda.Kau pun menatap namja berkacamata hitam itu lekat-lekat.
“Kim Jonghyun,”batinmu mengeja namanya disudut kiri jas dan menyeringai.
~TBC~
>>Mianhae kalo trlalu pendek.internetnya aye lg bodol alias rusak.jadi ane post lewat hape.need coment.:)<<