Tag Archives: KIBUM

Natural

19 Nov

TITLE:;: Natural

PAIRING:;: KiChul (TTwTT snow white n Cinderella~ miss u~-mangpernahketemu?)

AUTHOR:;: Cherry Chibi>w<

A/N:;; spt byasa… ff ancur tanpa editan… selsai langsung post… kali ini Heebum jd ‘korban’ stlh kkoming gk kuat lg jd ‘korban’ cherry~ happy reading~>w<

“Heechul hyung~~” panggil Kibum sambil melongokan kepalanya ke balik pintu. Dia segera mencari sosok namja itu dalam kamar tersebut. Dan didapatinya sang kakak sedang bermain dengan Heebum.

“Hyung…” Kibum kembali menyebut nama kakaknya. Kali ini dengan suara pelan.

“Hmm?” sahut Heechul, tanpa menatap Kibum samasekali.

Kibum terdiam sesaat sebelum akhirnya memilih untuk menyeret tubuhnya mendekat pada Heechul. Dia duduk di ranjang, di sebelah Heechul yang menaruh Heebum di pelukannya dengan lembut. Tanpa sadar Kibum mengeluarkan senyumnya saat melihatnya. Sungguh, Heechul terlihat sangat lembut kali ini. Beda dari biasanya yang suka “menyiksa” Heebum dengan cara apapun itu. Baca lebih lanjut

PLAGIAT!!!! ( Like as Damage )

10 Jun

Hal yang paling dibenci seorang seniman, adalah ketika karyanya dijiplak. Hal yang paling disesalkan seorang seniman, adalah ketika ia harus berhenti berkarya. Dan hal yang paling menyakitkan bagi seorang seniman, adalah ketika karyanya diaku orang lain.
***
Aku, seorang penyanyi dibawah naungan SM Entertaiment. Cho Kyuhyun. Siapa yang tidak tahu? Antis? Bahkan mereka amat mengenalku. Tapi, sayangnya aku tidak punya antis. Ya, sejauh yang aku tahu. Aku punya banyak fans yang begitu mengenalku, memujaku, mengelu-elukanku bahkan mencintaiku. Bagaimana pun aku mencintai mereka. Bagaimana tidak? Tidak mungkin seorang Cho Kyuhyun bisa setenar ini kalau tidak punya fans?
Mungkin aku terlalu sombong kalau menganggap di muka bumi ini sama sekali tidak ada anti fans-ku. Tapi, ini hidup. Hidup harus dinikmati dan kita harus berpikir optimis bukan?
Hari ini adalah anniversary 5 bulan setelah aku debut. Sesungguhnya aku tidak memerlukan ini. Untuk apa membuang-buang waktu hanya untuk merayakan ini? Tapi, lagi-lagi ini untuk fans. Bagaimana pun aku tidak bisa mengecewakan mereka karena aku idola mereka. Aku bintang mereka. Dan bintang tidak akan bersinar jika api-api semangat dari fans tidak meletup-letup, cahayanya akan redup.
“ Cho Kyuhyun!!!!” . “ Kyuhyun Oppa! Saranghae!!!” . “ Yaaaaaaaak! Kyuhyun!!” . “ Kyuhyun! Kyuhyun! Kyuhyun! Kyuhyun!”
Teriakan-teriakan itu, jeritan-jeritan itu, dan pekikan-pekikan itu. Walau nyaring di telinga, aku menyukainya. Bagaimana pun rasa percaya diriku pasti akan tumbuh bila suara-suara itu mengelu-elukan namaku. Aku pun bernyanyi sembari mengedarkan pandanganku pada netizen. Mereka tampak senang. Aku pun senang jika mereka senang.
“ Kyu, kerja bagus. Istirahatlah! Besok kau harus berangkat ke Korea,” ujar Sooman hyung, managerku. Belum sempat aku menjawabnya, ia sudah pergi meninggalkanku. Ah! Terserah, lah! Aku juga malas menjawab.
Kurebahkan tubuhku ke ranjang kecil itu. Melepas lelah yang menggerogoti tulang. Dan sesaat kemudian, mataku terpejam dan bergelut di alam mimpi.
***
Kubuka mataku perlahan. Cahaya matahari pun telah menyusup masuk ke kamar ini lewat celah-celah jendela yang masih tertutup gorden biru tua. Aku pun menggeliat sesaat untuk merenggangkan otot-ototku, namun aku pun terhenyak. Bau apa ini? Seperti bau anyir. Tapi…
Omona! Aku tersentak melihat baju tidurku yang telah berlumuran darah. Aku pun memegangi dada dan perutku secara bergantian. Khawatir tubuhku sudah tidak utuh lagi. Tapi badanku masih utuh-tuh. Bahkan sudah kulepas pakaian tidurku untuk mengecheck apakah ada bekas tusukan. Tapi sungguh tidak ada. Lalu, dari mana ini? Darah dari mana?
Drrreeeeeett, dreeeeett…
Tiba-tiba Iphone-ku bergetar. Kuraih Iphone yang tergeletak di meja itu dan melihat layarnya yang berkelip-kelip. Key? Key meneleponku? Rupanya sahabatku yang satu ini tidak melupakanku, walaupun aku tahu kalau jadwalnya juga padat sepertiku. Ya, dia juga penyanyi. Tapi dia lebih suka rapp dari pada vocal, mungkin.
Aku pun mengangkat teleponenya dan hendak menyapa.
“ Ooeo?” Yak!! Apa lagi ini?
“ Kyu?” panggil suara Key diseberang sana.
“ Oeo? Ei? Ei!” Hei! Aku ingin bilang ‘ Yoboseyo? Key? Key!’, tapi kenapa yang muncul malah oeo-ei-ei? Hah! Suara siapa itu! Tidak mungkin aku berkata seperti itu. Seperti omongan orang gagu. “ Ei!” aku masih berusaha memanggil Key. Tapi, aku juga bingung dengan ini. Kenapa aku tidak bisa bicara jelas?
“ Hahahaha…” gelak tawa Key membuatku terhenyak. “ Kau mau bilang apa, Kyu? Heh! Tidak usah dipaksakan kalau tidak bisa. Lebih baik kau bercermin sekarang. Lihat dirimu! Artis yang diidam-idamkan para wanita?” ujar Key dengan nada mencemooh.
Apa maksudnya ini? Apa yang dia katakan?
Aku langsung berlari kedepan cermin riasku. Melihat bayanganku disana. Omona! Mataku terbelalak, kaget dan tak percaya. Selain baju tidurku yang berlumuran darah, wajahku juga. Tapi hanya disekitar mulut. Di dagu, pipi, dan leher.
“ Ie moa?! Ei! Ie moa!!” jeritku menjadi-jadi. Ada apa dengan lidahku? Apakah aku benar-benar gagu? Tapi, kemarin malam! Kemarin malam tidak! Bahkan aku sempat menyanyi dihadapan para fans-fans.
“ Sudahlah, Kyu! Jangan merancau. Nikmati saja hidupmu sekarang. Ohya, bernyanyilah untukku, Kyu! Aku ingin mendengar suara emasmu,” ujar Key dengan nada yang amat merendahkan.
“ Ei! Au uang a’a! aih! Ei! Aan uwunguh au!” Tuhan! Aku benci ini? Seakan-akan lidahku pendek. Hatiku geram bukan main. Ingin kumaki-maki si Key sialan itu.
“ Hahahaha… dasar bisu! Diam lah, Kyu! Lidahmu sekarang pendek. Bahkan bilang L dan R saja sulit. Ratapi saja nasibmu ini, Kyu. Dan lihat, lah! Siapa yang akan bersinar esok. Hahahaha…” gelak tawa Key membuatku muak.
Tut-tut-tutt…
Lidahku? Pendek? Bisu? Nasib? Hah! Kurang ajar sekali dia? Jadi, lidahku sekarang pendek? Siapa yang memotongnya? Key! Awas, kau! Terima pembalasanku!
Brak!! Tiba-tiba pintu kamarku terbuka lebar. Aku menganga lebar melihat managerku telah berdecak pinggang diambang pintu.
“ Kyuhyun! Enyahlah kau dari sini!” gertak Sooman hyung sembari melototiku tajam.
“ Wo? Ae? Aio!” elakku panik.
“ Pergi! Kau tidak akan menjual lagi. Tindakan bodohmu menghancurkan masa depanmu. Arraso?” ujar Sooman hyung masih melototiku. Aku menggeleng keras. Jujur aku tak mengerti dengan ucapan managerku ini. “ Kyu! Kau bodoh! Kenapa harus memotong lidahmu sendiri? Heh! Sudah lah, aku tidak punya alasan lagi untuk mempertahankanmu. Pergi dari sini!” gertak Sooman hyung mengusirku.
Hatiku sesak, seakan dihimpit oleh 2 batu besar yang ingin meremukkan jiwaku. Permainan siapa ini? Ingin menghancurkan aku atau karirku? Tidak mungkin aku memotong lidahku sendiri! Tidak mungkin!
***
Aku, Cho Kyuhyun. Yang dulu seorang artis. Artis yang dielu-elukan. Artis yang bersinar karena letupan api dari para fans. Tapi sekarang? Hanya seorang pelukis jalanan yang mencoba meraup keuntungan dari goresan cat air yang untungnya sungguh tidak seberapa. Sangat jauh dari keuntungan jadi seorang penyanyi. Rasanya menyedihkan hidup seperti ini. Penderitaanku ditambah dengan kesulitanku untuk berkomunikasi dengan orang-orang disekitarku. Karena lidahku yang pendek. Oh tidak! Lidahku yang menjadi pendek.
‘Cho Kyuhyun? Kenapa kau tidak terlihat lagi di TV? Kenapa malah Key yang menyanyikan lagu-lagumu? Appa dan Eomma dirumah rindu padamu.’
Kata-kata itu. Adalah potongan kalimat-kalimat dari surat yang dikirim kakakku untukku. Surat dari kampung halamanku. ‘Kenapa malah Key yang menyanyikan lagu-lagumu? Appa dan Eomma dirumah rindu padamu.’ Kata-kata itu selalu melintas dipikirannya. Lagu-laguku? Key? Appa, Eomma? Hatiku begitu pilu mengingat mereka. Appa dan Eomma yang membesarkanku, yang menuntunku untuk mewujudkan cita-citaku, yang selalu mendukungku. Tapi anak macam apa aku ini? Yang hanya bisa mengecewakan kalian. Yang tidak bisa sepenuhnya membalas budi-budi kalian. Ataukah aku memang tidak layak disebut anak? Tapi ini bukan salahku! Aku tidak ingin kehilangan suaraku. Aku tidak ingin kehilangan kakirku. Dan aku juga tidak ingin mempunyai lidah pendek! Aku terlahir sempurna! Tapi kenapa sekarang aku menderita?
“ Roda kehidupan selalu berputar. Kadang kita diatas, kadang kita dibawah. Jadi yang bahagia tidak akan selalu bahagia. Dan yang sengsara tidak akan selalu sengsara.” Kata-kata itu. Kembali terngiang di telingaku. Kata-kata itu. Kata-kata yang diucapkan Eommaku saat aku masih kecil. Saat aku bilang kalau…
“ Eomma! Kalau aku sudah besar, aku akan menjadi artis dan kaya raya sampai tua seperti dia!” ujar Kyuhyun kecil sembari menunjuk seorang penyanyi yang sedang naik daun saat itu.
Kyuhyun kecil? Tentu. Aku yang masih kecil adalah Kyuhyun kecil. Dan aku yang sekarang? Bukan! Bukan Kyuhyun besar! Tapi Kyuhyun terpuruk…
“ Yak! Bisa melukis tidak kau, heh! Kenapa malah melamun!” tegur seorang Ahjussi yang kini ada di hadapanku. Aku terhenyak dan melihat semburat kesal di wajah Ahjussi yang sudah tua itu. Aku menunduk pelan, tanda permohonan maaf dan meneruskan pekerjaanku.
“ Ini,” ujar Ahjussi itu sembari memberiku uang 10000 won lalu pergi sambil menenteng kanvas yang semula kugunakan untuk melukis wajah Ahjussi itu.
Aku menatap uang 10000 won ditanganku itu lekat-lekat. Ingin sekali aku menggerutu. Ingin sekali aku complain. Ingin sekali aku menawar dan minta lebih. Tapi, aku bisa apa?
***
“ Yak! Berikan uangmu!” bentak seorang namja bertubuh kekar sang preman pasar, Ok Taecyeon yang terkenal garang itu. Aku menggeleng. Seharian ini, pendapatanku hanya 40000 won. Itu hanya cukup untuk makan dan membeli peralatan lukis. Bahkan untuk makan saja aku harus benar-benar mengirit.
“ Yak! Gagu! Cepat berikan, bodoh!” ujar seorang namja lainnya yang termasuk kawanan Taecyeon. Tangannya yang juga kekar seperti Taecyeon menarik kerahku dan memojokkanku pada tembok gang sempit itu.
“ Lepaskan, Kikwang-ah! Dia bagianku!” gertak Taecyeon sembari mendorong Kikwang hingga tangannya terlepas dari cengkeraman kerah kemejaku.
“ Dia bagianmu? Heh! Yang benar saja! Aku tidak suka caramu membagi uang! Masa aku dapat 1/3nya? Itu tidak adil!” gerutu Kikwang kesal.
“ Baiklah! Hari ini kau dapat setengah,” ucap Taecyeon tegas.
Yah, memang hampir setiap hari aku selalu menjadi jajahan mereka. Sejak aku menjadi pelukis jalanan, aku mulai merasakan betapa tidak adilnya dunia.
“ Kenapa hanya hari ini?!” runtuk Kikwang protes.
“ Lalu kau mau apa? Setiap hari? Heh!” bentak Taecyeon kesal.
Sementara mereka sibuk berdebat, sementara mereka sibuk mengurusi jatah mereka, ini kesempatan emas bagiku. Perlahan aku menggeser posisinya dan saat sudah agak renggang, aku pun mengambil langkah seribuku.
“ Yak! Gagu! Mau kemana, kau!!!” pekik Taecyeon ketika menyadari kepergianku.
—TO BE CONTINUE—

I NEED PSYCHIATRY

6 Mar

Title :: I need Psychiatry
Author :: @asterisma
Length :: One Shoot
Genre :: Romance (maybe?), ahh IDK -__-“ silahkan putuskan sendiri deh sama readers nya *tabok author (??)”*
Rating :: G
Discalimer :: Don’t be a Plagiator!
Main cast:: Hara ( Goo Hara – KARA), Kibum (Kim Kibum – UKiss), Dara (Sandara Park – 2NE1), Thunder/Cheundung (Park Sang Hyun – MBLAQ)

Sebelum baca nih FF ada yang musti diperhatikan ma readers
1. Menurut hasil Rapat Sidang PARIPURNA yang diikutin oleh Mentri JaeJoong dan Mentri JiYong *PARIPURNA disini singkatan dari Para pRia Idaman, PUjaan Remaja NAsional* setiap habis baca nih FF biar cuman secuil di paragraph awal hukumnya WAJIB KUDU MUSTI NINGGALIN JEJAK / KOMEN !!!
2. Siapkan jantung kalian. Jangan sampe gara-gara abis baca FF geje ini jantung kalian langsung berhenti berdetak. Oh God, kami gak ingin kehilangan seorang readers pun.OKEY
3. Klo OL di Hp siapin pulsa yang banyak. Alasan, sekalian baca semua FF yang ada di BLOG ini *bantuin sang admin PROMO*.
4. Bagi readers yang juga Bloggers di WP, kalau dah baca jangan lupa di LIKE ya…hohoho
5. Author minta maaf klo FF nya geje coz author baru belajar bikin FF, biasanya author bikin cerpen gitudeh *tetep ngeksis

Nah, cukup sekian rule nya…sekarang saat yang dinanti..
Jreng…Jreng..Jreng….

Malam ini dia ngirimin gue sms lagi. Kalau dihitung-hitung kedelapanya gue terima pesan-pesan itu. Anehnya, isinya selalu tepat. Semuanya mengenai apa yang kukerjakan sehari-hari. Tidak ada yang meleset. Dia tahu kapan gue berangkat ke kampus, menu makan siang gue, dengan siapa gue shopping, bahkan tahu kalau kemaren gue sakit perut gara-gara makan rujak di warung Bang Minho (SHINee) (Sejak kapan Minho jualan Bakso? *dibantai para fans Minho*). Yang bikin gue kesel en sebel, die selalu bilang pengen sekali bisa nyium pipi gue yang merah. Emangnya jambu….. En dia ngaku namanya Thunder.

“Wah, elo punya pengagum rahasia, tuh!”, suara Yoo-Na melengking disela-sela cerita gue.

Saat ini kita sedang asik menghambur-hamburkan uang Bokap di Seoul Mall. Beberapa merk branded sudah gue jinjing dengan bangganya. Si Yoo-Na bertindak sebagai penasihat pribadi gue.

“Gue curiga dengan beberapa cowok yang berpotensi jadi si Thunder ini: Eli (U-Kiss), Gikwang (B2ST), ChunJi (Teen Top), dan MinHyuk (CN. Blue) semua cowok yang kerjanya nguber-nguber anak-anak baru yang lumayan cantik,” kata gue sambil memandangi wanita muda yang berbaju biru dengan garis-garis yang begitu indah.

“Oooo, elu tuh lumayan cantik, yah???”

“Iya dong….. buktinya gue diuber-uber mereka.”

“Geer ajeeee!”

Dan gue putuskan untuk mendapatkan baju yang dipakai oleh wanita tadi. Pokoknya gue harus tampil sebaik mungkin buat acara temu akrab yang diadakan para senior. Maklum senior kecengan gue yang jadi panitianya. Dia pasti hadir diacara tersebut.

“Ngomong-ngomong, gimana si Kibum? Itu tuch….. cowok-lu yang ganteng dan tajir itu,” celoteh Yoo-Na tiba-tiba.

“Udah, ah! Jangan ngomongin dia aja….. sebel!!!”

“Pasti gara-gara Sabtu kemarin yah?”

Dan kembali terbayang dihadapan gue kejadian hari Sabtu yang menyebalkan itu.

********************

Sabtu itu tak seperti biasanya gue ke kampus diantar oleh pak Bae Young Jung (readers: Author gak kira-kira nih, masa BYJ dijadi’in supir *cingcang author*) pribadi Papih yang sudah lama bekerja sejak gue belum muncul dimuka Bumi ini.

Sebentar-sebentar sang hidung minta disumpal tissue karena tanggulnya hamper jebol. Ya, gue memang lagi gak enak badan. Dokter CL (2NE1) *ayah CL kan Ilmuan jadi author jadiin CL dokter disini, hee~~* bilang gue Cuma flu biasa. Tapi yang pasti, kepala gue pusing-pusing. Bukan karena flu, tapi karena kesal sama mahluk yang bernama Kibum itu. Makanya habis kuliah gue langsung beli obat ke Rumah Sakit Seoul.

Penyebab pusing yang pertama, sebagai seorang cowok sudah selayaknya dia menaruh empati kepada ceweknya yang lagi sakit. Eh, dia malah jalan-jalan sama geng-nya (U-KISS) ke Mall. Masih mending, matanya ituloh……ngeliatin si Dara kayak gue ngeliatin baju baru dipajang di etalase. Padahal dia tahu kalau gue dengan Dara adalah musuh bebuyutan, terutama dalam hal pamer-pameran baju.

Pusing yang kedua, gara-gara si Dara yang centil itu bilang sama Yoo-Na bahwa Kibum itu kiyut banget dan ia ingin jadi pacarnya. Dan si Yoo-Na menyamaikan hal tersebut pad ague dengan sikap yang riang gembira.

Pusing yang ketiga, gue yakin bahwa waktu gue dengan Kibum berpapasan di Seoul Mall, anak itu jelas-jelas melihat. Bikannya menyapa malah sengaja tebar pesona sama si Dara.

Kayaknya saat itu gue butuh sekali byang namanya Psikiater. Gue merasa nggak balance. Di satu pihak gue merasa benci banget sama si Kibum, di lain pihak gue nggak rela ada cewek lain nyantol sama anak jelek iyu. Gue pengen Kibum Cuma mikirin gue seorang. Biar kata jadi musuh juga nggak apa-apa asal dipikirin terus.

Dan si jelek Yoo-Na memberikan obat atas pusingku ini, cowokkkk…… Senior yang ganteng yang sampai sekarang belum ketahuan namanya.

********************

Malam ini merupakan malam yang menyebabkan uang kiriman papih hanya tinggal delapan puluh ribu. Padahal sekarang baru tanggal dua belas. Untung si genit Yoo-Na sudah menyatakan kesediaanyauntuk mensuplai biaya hidup dua minggu ke depan, dengan bunga sepuluh persen. Dan gue berdandan habis-habisan malam ini. Ah, pokoknya gue nggak boleh kalah sama si Dara. Sedangkan Yoo-Na memakai gaun terusan yang potonganya mirip gaun yang dipakai Sophia Latjuba di iklan Jamu Tolak Angin (-_____-?) *author korban iklan* #abaikan

Setibanya di Hotel Seoul, kami langsung mencari posisi yang nyaman, sambil menebar pandangan ke semua yang hadir. Acaranya sudah dimulai setengah jam yang lalu. Tanpa basa-basi, Yoo-Na langsung aja menyaa seorang cowok berkaos panjang hitam yang lewat di depn batang hidungnya. Si cowok hanya menyeringai, lalu pergi tanpa sepatah-kata pun. Dan tanpa kapok, si Yoo-Na memulai huntingnya ke calon korban berikutnya.

“Annyeong, selamat malam…”

Gue tertegun, sekaligus kaget. Ternyata yang menyapa adalah senior kecengankuyang cakep nan rupawan!

“Hai juga…..,” jawab gue.

“Kamu sendirian?” tanyanya lagi.

“Aniyo…..eh, ne….”
Aduh …..kok jadi grogi begini ?! tapi harus diakui cowok ini memang cakep. Good bye, Kibum.

Dan tanpa terasa kamipun bercakap-cakap layaknya teman yang sudah kenal lama. Cowok ini memang pandai menyenangkan hati wanita. Pokonya, semua yang dia obrolkan selalu menarik dan humornya pun selalu nyambung. Dan obrolan kami terputus secara paksa ketika si genit Yoo-Na dating dengan berita barunya.

“Haaarrrrr…….!!”

“Apaan sih elo, Yoon? Kok teriak-teriak gitu?”

“Ada kabar buruk! Si Kibum…..”

“Si kibum?Waeyo?” gue jadi ingin tahu.

“Kata si Tifanny, cowok jelek itu baru aja nembak si Dara !”

“Lalu ? Apa urusannya sama gue ?” Tanya gue pura-pura cuek, meskipun dalam hati memaki-maki si Kibum. Dasar buaya darat amatiran….. !

“Loh kok elu biasa aja sih? Nggak mau ngelabrak si Dara atau si Kibum?” Tanya Yoo-Na sambil menyelidik.

“Buat apa? Kan gue nggak ada hubungan apa-apa lagi dengan si Kibum,” jawab gue pura-pura santai, sambil mengerling kearah senior yang kece ini. Dan si Yoo-Na pun mengerti dan melanjutkan huntingnya.

Dua jam berlalu, dan cowok ganteng dihadapan ku ini mulai sering melirik jam tangannya.

“Gue harus pulang,” katanya.
“Kasihan pembantu gue nungguin pintu.”

Aduhhhh, kok cepet-cepet sih. Padahal gue belum puas ngeliatin wajahnya yang ganteng itu. Dan….. loh, bukanya itu si Dara? Ngapain dia kesini? Eh, megang tangan si senior lagi!

“Oh, ya….elu sudah kenal kan sama Dara? Dia adik gue satu-satunya,” kata senior.

Kata-kata ini bikin gue kaget sekaligus sebel. Gue sudah terlanjur suka sama ini cowok. Tapi, lagi-lagi si centil Dara. Kok semua cowok cakep selalu berhubungan sama cowok ini?!!

Dan mereka mulai meninggalkan acara temu akrab itu, meninggalkan gue yang makin kesepian dan sebel.

Dan si senior tiba-tiba berbalik dan berkata , “By the way…..nama gue Thunder. Nice to meet you, Hara.”

Dan kali ini gue bertekad besok pagi harus segera bikin janji dengan Psikiater terdekat.

——————–tamat——————–

Note: Maaf kita bikin bias kalian ancur! Just for fun.. Peace!! ^^v. Mungkin readers bakal bilang endingnya ngeGANTUNG, bisa dibilang gitu tapi menurut author yang geje ini sih enggak, coz author tuh hobby banget nonton *reader: nggak nanya woy!* en suka banget film-film yang akhirnya tuh diserahin sama penontonya ^^v jadi paham kan maksud author, semoga paham *make a wish*
Saatnya Komen Woyy, komen Cinn….DEMI KELANGSUNGAN HIDUP AUTHOR BUAT NINGKATIN KREATIFITAS DALAM MEMBUAT FF.
ANDA PUAS KAMI PUN SENANG.. *PLAK*
GOMAWOOO~~
Ohya.. sekali lagi author mau eksis..Follow Twitter author ya….
@asterisma
Klo mau protes di twitter aze ye..hehehehe….