Tag Archives: PARK JUNGSOO

Force 6

8 Mar

Cherry Chibi presents~

FORCE

The 6th story of them

[A fantasy fiction of Super Junior members]

[CAST:;: Yesung, Ryeowook, Kangin, Kibum, Heechul, Leeteuk, Eunhyuk]

Happy reading~

~:0:~

Mata Jungsoo membulat. Tanpa sadar dia menarik kakinya mundur kakinya. Dia menelan salivanya berat. Dengan suara bergetar dia berkata, “Dia menemukan kita…”
Baca lebih lanjut

Under the Tree -KangTeuk ver-

1 Mar

Cherry Chibi presents~

Under the Tree

[KangTeuk]

[GENRE:;: Sho-ai, yaoi?, romance]

[RATING:;: PG-15? Maybe?]

Happy reading~

~:0:~

You’re my angel, whisper softly~” Baca lebih lanjut

Force 5

14 Feb

Cherry Chibi presents~

FORCE

CHAPTER 5

[GENRE:;: Fantasy, Sho-ai, Mistery(?), Dark(?!)]

[RATING:;: T (or G?)]

[A/N:;: hahay~ ini forcenya~ *diparut reader yg nunggu seabad* hehe… cherry rada males lanjutin cuz netbook cherry ber kali2 di servicekan tp lupa copy ide cerita yg udah cherry ketik~ jdi blank n g nulis2~ okay, moga puas! =w=/]

Happy reading~

Baca lebih lanjut

Force 4

22 Des

TITLE:;: FORCE

GENRE:;: fantasy, romantic(?), supranatural, suspense(maybe~), lanjutnya tentukan ndiri~ author g pandai dalm hal ini~

AUTHOR:;: Cherry Chibi>w<

A/N:;: uwaaaaa~~!! Gomen Lama gak dilanjutin~>< masih ada yg ingat? Ingat? Nih link ch sblon.a Ch 1Ch 2Ch 3 -~~ ~_^ yg blon baca baca ne~ happy reading~>w<

 

“Bagaimana?” Jongwoon membantu Ryeowook untuk berdiri. Dia melepas gelang di lengan Ryeowook lalu meletakannya di meja disampingnya.

Ryeowook mengernyitkan keningnya. “Apanya?”

“Kunci neraka…”

“Ada dalam tubuh Ryeowook.”

Baca lebih lanjut

FORCE 3

17 Sep

TITLE:;: FORCE

CHAPTER:;: 3/?

AUTHOR:;: Cherry Chibi>w<

A/N:;: gomen lama update~ T^T cherry males lanjutin >.< kesenangan lanjutin IM… happy reading~>w<

 

“Ryeowook…?” langkah Ryeowook terhenti ketika suara lembut itu terdengar. Dengan cepat Ryeowook menoleh keasal suara. Dia tercengang mengetahui siapa disana yang memanggil.

Sesosok namja, yang juga terkejut melihat Ryeowook.

Ryeowook menelan salivanya berat. Dengan suara bergetar dia bertanya, “Hyung…?”

“Ryeowook? Kau benar Kim Ryeowook, kan?” tanya namja itu. Ryeowook mengangguk kecil. Sebuah senyum lebar tersungging di wajah manis namja tersebut. Dia berlari dan melompat memeluk Ryeowook.

“Akhirnya kau datang…”

Ryeowook masih belum bisa menguasai kesadarannya. Dia kebingungan. Harusnya dia senang sekarang. Tentu saja. Hyungnya yang dia cari selama ini akhirnya muncul dihadapannya. Tapi ada perasaan aneh yang menguasai relung hati Ryeowook sekarang. Perasaan aneh yang menghalangi Ryeowook untuk balas memeluk hyungnya.

Namja itu menarik dirinya dan menatap Ryeowook dalam, masih dengan senyum manisnya. “Aku tahu kau akan datang. Aku menunggumu selalu disini. Akhirnya kau menemukan kuncinya.”

“H-hyung? Kenapa kau bisa ada disini? Tempat apa ini? Kenapa kau menghiang saat itu? A-aku tak mengerti, Hyung!” tanya Ryeowook tak sabar. Dia benar-benar bingung dengan keadaan sekarang.

“Pelan-pelan, Wookie.” Ucap namja itu sembari menempelkan jari telunjuknya di bibir Ryeowook.

“H-hyung!!” seru Ryeowook, sedikit kesal. Semua pengorbanannya untuk mencari hyungnya selama ini akhirnya terbayar. Dan kepalanya sekarang berisi ribuan pertanyaan yang ingin dia keluarkan. Seperti gunung yang memuntahkan magmanya.

“Err…” namja itu menggaruk tengkuknya. “Aku bingung harus mulai dari mana. Banyak yang belum kau tahu sementara kau harus tahu. Ah, bagaimana caranya kau kemari?”

Ryeowook sebenarnya ingin protes karena pertanyaan tak dijawab, tapi melihat tatapan hyungnya akhirnya dia memilih untuk menjawab pertanyaan hyungnya. “Gelang ini.” Ryeowook mengangkat tangan kanannya, memperlihatkan gelang yang masih menghias disana. “Jongwoon memakaikannya padaku lalu aku terkirim kemari.”

Namja didepan Ryeowook tersenyum ketika mendengar cerita Ryeowook. “Wae?” tanya Ryeowook, merasa aneh dengan senyumnya.

Namja itu menggeleng. “Ani. Hanya saja, rencanaku berhasil.”

“Rencana?”
Dia mengangguk. “Beberapa hari lalu aku nyaris tertangkap oleh L.D, dan K.A menyelamatkanku saat itu. Tapi aku kabur kemari. Aku memancing K.A supaya menemukanmu dan membuatmu datang kemari.”

“T-tapi untuk apa?” tanya Ryeowook.

“Untuk menyerahkan ini.” Namja itu mengangkat lengan kanannya, memperlihatkan sebuah bekas luka, ah lebih tepatnya tato, disana.

Ryeowook menatap tato itu sesaat lalu menatap namja dihadapannya. Dia menaikan satu alisnya, meminta penjelasaan.

“Dulu sudah pernah kuberi tahu, kan. Ini kunci tempat terlarang. Ini kunci…” dia menarik nafas sesaat. “Penjara neraka.” Sahut Ryeowook. Hyungnya mengangkat wajahnya, menatap Ryeowook.

“Anggota K.A yang memberitahuku.” Ucap Ryeowook.

“Oh.”

“…” entah kenapa tiba-tiba kesunyian menyeliputi keduanya. Keduanya kehilangan kata-kata. Ryeowook masih berkutat dengan pemikirannya sementara namja satunya berusaha mencarikan suasana canggung ini. Sebetulnya dia sangat ingin memeluk Ryeowook dan menangis dalam dekapan namja yang lebih muda darinya itu, tapi dia pikir suasananya tak pas.

“Ryeowook-a…”

“Ye?” sahut Ryeowook pelan. dia mengangkat wajahnya, mencari mata kakaknya. Namja itu berjalan mendekati Ryeowook lalu menarik tangan Ryeowook.

“?”

“Ikut aku.” Ucapnya lalu memejamkan matanya sembari mengeratkan jemarinya di tangan Ryeowook. “Aku akan memberikan sesuatu padamu.”

“?” Ryeowook menatap bingung Hyungnya. Mata namja itu terbuka secara cepat. Dalam sekejap Ryeowook menatap merah matanya.

DEG

“Umma!” Ryeowook kecil menarik ujung baju seorang wanita patuh baya disampingnya.

“Ada apa, sayang?” sahut wanita itu lembut.

“Ada hyung yang mencari Umma.” Ryeowook menunjuk sesosok namja kecil yang berdiri di gerbang. Baju namja itu sedikit lusuh.

“!!” wajah umma Ryeowook memucat. “Wookie-a, ayo masuk! Tak ada apa-apa, kok! Cepat!” Dia menarik tangan Ryeowook secara paksa. Ryeowook yang tak mengerti apa-apa hanya menurut, walau matanya terus memperhatikan namja tadi.

Pintu ditutup dengan sedikit terburu, membuat suara benturan yang cukup keras.

Sosok dibalik gerbang itu masih terdiam. Terpaku. Matanya mulai basah.

“Umma…! Appa sudah meninggal…” Suaranya tercekat. Tangannya meremas kertas dalam genggamannya. Akhirnya dia memutuskan untuk meninggalkan pekarangan rumah mewah tersebut.

“Ng?” Ryeowook kecil menelengkan kepalanya. Matanya terus mengiri sosok itu hingga menghilang dari sudut pandangnya.

DEG

“Jungsoo hyung!!” Ryeowook memeluk namja yang lebih tua darinya itu. Wajahnya terlihat sangat senang. Lalu dia melepaskan pelukannya dan menatap Jungsoo. “Ryeowook dengar Hyung nggak bisa bertemu ummappa Hyung…” suaranya mengecil.

Jungsoo tersenyum pahit lalu mengelus kepala Ryeowook lembut. “Tak apa. Hyung masih punya Ryeowook.”

Ryeowook mengangkat wajahnya dan tersenyum lebar. Dia kembali memeluk Jungsoo. “Ryeowook suka Hyung!”

“Mulai hari ini dia jadi keluarga kita. Dia akan tinggal dengan kita.” seorang pria mendekati keduanya. “Ryeowook senang?”

Ryeowook mengangguk kuat lalu kembali tersenyum. “Ryeowook senang sekali! Ryeowook sayang Appa!” Dia memeluk pria tersebut. Pria paruh baya itu harus sedikit menundukan kepalanya agar tangan aegya mungilnya dapat melingkar di lehernya, walau dia sudah merundukan tubuhnya.

“Kalau Umma?” seorang wanita paruh baya muncul. Dengan senyum dan langkah yang anggun dia berjalan mendekati mereka bertiga.

“Ryeowook juga sayang Umma! Ryeowook sayang semua!”

Wanita itu tersenyum dan mengelus kepala aegyanya lembut.

DEG

“UMMA!!” namja itu berteriak pada sosok wanita didepannya. “Umma, gwencha?” suaranya serak menahan isakannya. Matanya sudah basah oleh buliran air mata.

“Ryeowook-a… cepat keluar, nak…”

“Shireo! Aku akan menemani Umma.” Ryeowook menggenggam tangan ummanya. Meski dia tahu itu percuma, tapi dia ingin genggamannya menguatkan ummanya.

“RYEOWOOK!!” seorang namja berusaha menarik Ryeowook menjauh dari mobil. “YA!!”

“AKU AKAN MENEMANI UMMA.”

“CEPAT PERGI!! JANGAN BERTINDAK BODOH!!!” dia menarik Ryeowook secara paksa. Tubuh mungil Ryeowook memudahkannya untuk menariknya. Ryeowook meronta dalam dekapan tangannya.

“UMMA!! APPA!!!”

“KIM RYEOWOOK!!!” dia membentak Ryeowook saat Ryeowook berusaha keras melepaskan tangannya. “KAU TAHU APA YANG HARUS KAU LAKUKAN, KAN?! JANGAN MEMBUAT ORANG LAIN SUSAH!”

“…”

“…”

“Maaf…”

BLARRRRR

Seketika itu mobil yang telah hancur tersebut meledak.

DEG

Sekelebat wajah yang menyeringai mengerikan muncul.

DEG

“Aku pasti akan membalas semuanya…”

DEG

Sesosok namja dengan tatapan dingin dan luka di pipi kirinya terlihat sekilas.

DEG

“Appa! Umma kejam… hiks… dia tak memperdulikanku… Appa!”

DEG

Seorang anak kecil yang menangis seorang diri. Tangisannya terdengar sangat memilukan.

DEG

DEG

DEG

DEG

BRUKK

Ryeowook terjatuh. Bayangan-bayangan itu masih terus berkelebat dalam benaknya.

DEG
DEG
DEG

“Hentikan… Hyung…”

Namja itu menatap sayu Ryeowook. Tangannya masih menggenggam erat Ryeowook. Bahkan kini mulai meremasnya pelan. “Maaf Ryeowookie…”

“Hyung… hahhh…” Nafas Ryeowook mulai terengah. “Hyung… Jungsoo hyung…” Kepala Ryeowook berdenyut keras tiap pergantian siluet dalam benaknya. “HYUNG!!”

DEG

“Kau sudah kembali?”

Ryeowook membuka matanya perlahan. Nafasnya berangsur normal. Ketika dia mengangkat wajahnya dia mendapati Jongwoon berdiri disana, menatapnya.

Dia sudah keluar dari tempat tadi.

Ryeowook menghela nafas lega. Bayangan-bayangan tadi sudah menghilang. Hatinya berdesir, tenang, saat menatap mata Jongwoon.

“Bagaimana?” Jongwoon membantu Ryeowook untuk berdiri. Dia melepas gelang di tangan Ryeowook.

“Apanya?”

“Kunci neraka…”

“Ada dalam tubuh Ryeowook.”

Ryeowook menolehkan kepalanya keasal suara. Jungsoo berdiri disamping sebuah peti. Dia menatap dalam Ryeowook.

Rahang Ryeowook terasa mengeras. “A-apa?!”

With U 7

15 Jul

 

TITLE:;: With U
AUTHOR:;: Cherry Chibi>w<
CHAPTER:;: 7/7
A/N:;: akhirnya!! Last chapter!!! *keliling kampurng tereak2* ~~~ happy reading~>w<

“Kau—” Eeteuk menghentikan kalimatnya, terpaku pada sosok dihadapannya. Sosok yang sangat mirip dirinya, hanya saja terlihat lebih dewasa dan ada sepasang taring menyembul dibalik bibirnya.

“Ne. I’m you.” Ucap namja dihadapan Eeteuk, yang tak lain adalah dirinya sendiri di masa depan.

“Bagaimana bisa aku jadi vampire?” Tanya Eeteuk. “Mengerikan. Lihat taring itu.” Eeteuk bergidik ngeri membayangkan dirinya di masa depan hidup dengan meminum darah manusia.

Eeteuk masa depan terkekeh pelan. “Rahasia masa laluku takkan kuungkit. Aku tak mau mengingatnya lagi. Lebih baik kau dalam keadaan sekarang.” Eeteuk masa depan menepuk pundak Eeteuk. “Jaga dia baik-baik.”

“Huh? Tentu saja.” Jawab Eeteuk. Eeteuk masa depan tersenyum, “Lalu, apa yang sebenarnya terjadi jika kau tak merubah masa lalu ini? Aku jadi vampire?”

Eeteuk masa depan menempelkan telunjuknya di bibir. “Kau takkan sanggup mendengarnya.”

“Pasti menyangkut Heechul.” Tebak Eeteuk. Eeteuk masa depan hanya tersenyum.

“Ja. Waktuku habis. Anneyong!” Eeteuk masa depan mengangkat tangannya sesaat sebelum bayangannya hilang, terbang seperti angin.

Eeteuk menghela nafas. ‘Yah~ mungkin memang lebih baik begini.’ Batinnya. Dan dia kembali melanjutkan langkahnya menuju tempat tinggalnya.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Donghae membuka matanya.

“Fuuhhh…” dia menghembuskan nafas panjang. “Eeteuk hyung sudah pulang, ya?”

“Eeteuk? Kau mengenalnya?” Tanya Heechul, yang tengah berdiri diambang pintu.

Donghae menoleh lalu tersenyum cerah. “Heechul hyung!”

“Eeteuk kenapa?” Tanya Heechul, masih penasaran dengan yang Donghae katakan tadi.

Donghae menggeleng. “Lupakan. Aku mandi dulu, ya, Hyung.” Donghae pergi dari kamar tersebut dan langsung berlari menuju kamar mandi setelah memastikan keadaan Kibum baik-baik saja.

Dinyalakannya shower. Dan seketika air-air langsung menyerbu tubuh polos Donghae. Dia memejamkan matanya, berusaha menyegarkan pikirannya. Pikiran yang entah itu nyata atau percampuran kenyataan dan imajinasinya.

“Jadi bolehkah?” Tanya namja itu.

Donghae terdiam sesaat, berpikir. “Tapi aku masih bisa mengendalikan tubuhku, kan?”

Namja itu mengangguk. “Itu tergantung padamu.”

Donghae kembali terdiam. “Bagaimana?” Tanya namja itu.

Donghae menoleh, menatap lurus pada mata namja tersebut. “Baiklah, Eeteuk-ssi.”

ZSRRSHHHH

Tok tok tok

Donghae tersadar dari lamunannya ketika sebuah suara ketukan pintu terdengar. Donghae menoleh. Terlihat sebuah kepala menyembul dibalik pintu.

“Kau tahu Eunhyuk dimana?” Tanya Heechul. Donghae menggeleng.

“Oh.” Setelah mengatakan itu Heechul langsung pergi.

“Heh?” Donghae menatap kepergian Heechul dengan tatapan aneh. “Biarlah.” Donghae kembali melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda kembali.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Setelah rangkaian kejadian-kejadian tersebut berlalu, akhirnya Heechul kembali menemui Eeteuk hari ini.

“Hi.” Sapa Heechul. Eeteuk tersenyum cerah, manis sekali.

“Kajja!” Eeteuk menarik Heechul, mengajaknya berlari menuju sebuah taman yang cukup sepi.

Heechul yang tak sempat melawan akhirnya terpaksa menyamakan langkahnya dengan Eeteuk agar tak terjatuh. Tapi entah karena batu atau apa, dia tiba-tiba terjatuh.

BRUKKK

“Heechul hyung, gwenchana?” tanya seorang namja yang berada didepan Heechul, lebih tepatnya kakinya yang berhadapan dengan Heechul, mengulurkan tangannya.

“Ukkhh~ Donghae?” Heechul menerima tangan Donghae dan Donghae menarik hyngnya agar berdiri. Heechul menepuk-nepuk celana dan bajunya yang sedikit kotor karena terjatuh.

“Kalian sedang kencan?” tanya Eeteuk. Donghae, Eunhyuk dan Kibum saling berpandangan lalu mengagguk. Ya, sejak kejadian itu Eeteuk sering main ke rumah Heechul dan kenal dengan orang-orang rumah Heechul, terutama Donghae yang memang sudah kenal dengan Eeteuk masa depan.

“Kami duluan, ya.” Pamit Kibum lalu menarik tangan Donghae. “Ya! Kibum!” seru Eunhyuk, berlari mengejar Donghae dan Kibum.

“Mereka selalu begitu?” tanya Eeteuk. Heechul mengangguk kecil. “Oh. Ja!” Eeteuk kembali menarik tangan Heechul untuk duduk disebuah bangku.

“Jadi, gimana? Kau jadi pindah?” tanya Heechul. Eeteuk mengangguk manis.

“Daripada sendiri.” Jawab Eeteuk. “Eh, bagaimana kalau kau saja yang pindah ke apartementku?”

Heechul menggeleng. “Rumahku lebih dekat dengan universitas dari rumahmu.”

“Kalau gitu setelah kau selesai kuliah, kita pindah ke apartementku. Masa penyewaannya masih bertahun-tahun.” Tawar Eeteuk. Heechul terdiam, berpikir.

“Lihat saja nanti.” Ucapnya lalu menyandarkan kepalanya di bahu Eeteuk.

Keadaan taman yang semakin sepi membuat keduanya semakin terlarut dalam dunia sendiri. Eeteuk menyandarkan kepalanya diatas kepala Heechul. Dan tangannya mengelus tangan putih Heechul yang berada di pahanya.

“Eeteuk.”

“Hm?” sahut Eeteuk tanpa mengalihkan pandangannya dari bayangannya.

“Lihat aku.” Pinta Heechul. Eeteuk menoleh. Sinar matahari senja yang berada dibelakang mereka membuat wajah Heechul terkena percikannya. Terlihat sangat menawan di mata Eeteuk.

“Hng?” Eeteuk membelai pipi putih Heechul. Menghasilkan sedikit semburat merah disana. Heechul memejamkan matanya, merasakan kehangatan yang Eeteuk berikan. Dan tangannya juga membelai tangan Eeteuk lembut.

Heechul membuka matanya. Jaraknya dengan Eeteuk sangat dekat sekarang. Dan itu justru membuatnya tak bisa mengalihkan pandangannya dari tatapan lembut namja dihadapannya.

“Say you love me.” Pinta Heechul. Eeteuk tersenyum.

“Neol saranghae.” Eeteuk mengecup jidat Heechul.

“Again.”

“I love you.” Eeteuk mengecup pipi Heechul.

“More.”

“Jeongmal saranghaeyo.” Eeteuk menarik tangan Heechul dan mengecup punggung tangannya lembut.

“Replay.”

“I fall in love with you, Kim Heechul.” Eeteuk mengecup bibir Heechul sekilas, lalu tersenyum pada namja tersebut.

Heechul mengerlingkan matanya. “Jeongmal?”

Eeteuk mengangguk manis. “How about you?”

Bukannya malah menjawab, Heechul malah mengajukan permintaan, “Proof it.”

Eeteuk memajukan kepalanya, hingga bibir mereka kembali bertemu. Perasaan keduanya saling tersampaikan lewat skinship tersebut. Menit demi menit berlalu hingga akhirnya Eeteuk menarik dirinya untuk mengambi nafas. Tapi belum sempat bibir meraka benar-benar lepas, Heechul menarik kerah Eeteuk, membuat bibir mereka kembali bertemu.

Eeteuk tersenyum melihat reaksi Heechul. Sementara Heechul memejamkan matanya, Eeteuk menarik kepala Heechul agar ciuman mereka semakin dalam.

“Nado, saranghae.”

 

__>///<

Gyaaaaa!!!! Aneh banget endingna!!! >.< *sembunyi di genteng*
karna ini last chap koment yg banyak ya!!! Biar ak nge-post bonusnya With U, tp NC-17 sih… gk apa kan.. ato malah pengennya yg NC??? Hwahahaha! Nyamain otak yadong author dg reader!! Jg nanti aku kasih bonus picu TeukChul deh… otte..?

ada yg bingung dg ff ini? Klo masih bingung baca lagi dri awal ya… nanti klo blon mudeng juga,, PIKIR AJA NDIRI! HWAHAHAHA!! *buang ke laut* becanda~ tanya ke Author aja ne..?

oya, ni crita 100% ideku ya! Klo ada yg mrasa ak plagiat ato apa itu SALAH. Author orangnya tau gmn rasanya ff punya ndiri diplagiat, jd gk bakal gitu… klopun ada yg mrasa pernah baca dg cast, pairing n ada kesamaan crita dg punyaku (n authornya ngepost duluan dr aku) it aku SAMA SEKALI GAK PLAGIAT. Otte? >w0
tp klo ada yg ngepost (setelah aku ngepost ini) ada yg mirip dg ffku, it ak gk tau dy plagiat ato gk… tanya ma dy ndiri…

Coment please? >w<

With U 6

14 Jul

 

TITLE:;: With U
AUTHOR:;: Cherry Chibi>w<
CHAPTER:;: 6/7
A/N:;: bsok chapter terakhir!!! >w< ~ happy reading~>w<

“Kibum, ada ap—” Ryeowook terdiam melihat pemandangan dihadapannya. Begitu menyadari Kibum yang berada dalam pelukan Donghae, dia langsung berlari menghampirinya.

“Hyung! Kibum kenapa?” tanyanya panic, menatap Kibum yang tak sadarlkan diri dengan berbekas darah di lehernya. Donghae tak menjawab, dia tetap focus pada Han Geng, yang kini tersenyum melihat kedatangan Ryeowook. Dengan cepat Donghae menarik Ryeowook kedalam rengkuhan tangannya, sementara tangan satunya tetap memeluk Kibum, merapatkannya pada tubuhnya.

“Hyung?” Ryeowook mendongakan wajahnya, menatap Donghae. Dia mengikuti arah pandangan Donghae, dan betapa terkejutnya didapatinya Han Geng berdiri disana. Dengan seringai yang mengerikan, menatap Ryeowook tajam.

“Han Geng hyung…?” Ryeowook membelalakan matanya. Dadanya terasa terikat saat itu. Sekelebat bayangan masa lalu kembali terputar dalam otaknya.

“Kau bawa Kibum pergi dari sini.” Bisik Donghae pada Ryeowook, tanpa mengalihkan pandangannya. Ryeowook menoleh menatap Donghae, terdiam sesaat lalu mengangguk.

Donghae berlari menuju pintu—yang belum tertutup— dan langsung mendorong Ryeowook dan Kibum bersamaan di ambang pintu. Tapi gerakan Han Geng lebih cepat dari dugaannya. Sesaat sempat Han Geng menahan pintu, tapi langsung ditutup cepat oleh Donghae

BLAMMM

Keduanya saling bertatapan mata. Mengisyaratkan sinyal yang hanya bisa dibaca sesaman jenis mereka, vampire. Dan pertarungan antara keduanya kembali dimulai. Kali ini hanya berdua. Tanpa ada pihak ketiga yang akan diperebutkan. Hanya memperebutkan nyawa satu sama lain.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

“Sudah baikan?” Tanya Eeteuk saat Heechul membuka matanya. Heechul mengangguk. “Sebaiknya kau pulang. Pasti orang-orang rumahmu mengkhawatirkanmu.”

Heechul kembali hanya mengangguk. Dengan dituntun Eeteuk dia turun dari ranjang dan berjalan menuju rumahnya.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

“Hyungdeul! Yesung hyung! Eunhyuk hyung!” panggil Ryeowook sembari menuntun Kibum menuju kamar terdekat. Dibaringkannya Kibum di ranjang, bersamaan dengan munculnya Yesung diambang pintu.

“Hng? Wae?” Tanya Yesung. Ryeowook menoleh sesaat lalu menatap Kibum. Yesung mengikuti arah mata Ryeowook. “Kibum kenapa?” tanyanya saat menyadari wajah Kibum yang pucat.

“Tolong ambilkan air hangat dan tisu.” Pinta Ryeowook. Yesung mengangguk cepat lalu langsung menghilang dibalik pintu. Ryeowook berjalan menuju kotak obat yang berada di ruangan sebelah. Diambilnya benda-benda yang menurutnya dibutuhkan dan kembali menghampiri Kibum.

“Ini.” Yesung menyarahkan sebaskom air hangat dan sekotak tisu pada Ryeowook.

“Gomawo.” Ryeowook membersihkan luka yang ada di leher Kbum dengan dua benda yang diberikan Yesung padanya. Setelahnya dia mencoba membangunkan Kibum dengan berbagai cara. Dan akhirnya dia meneyrah Kibum tak kunjung membuka matanya. Tapi dia masih bisa bernafas lega saat mengetahui nafas Kibum masih terdengar, meski sangat lemah.

“Kibum kenapa?” Tanya Yesung lagi, duduk disamping Ryeowook.

“V-vampire…” jawab Ryeowook pelan. “Darahnya dihisap vampire…”

“Hah?” Yesung menatap Ryeowook bingung.

“Hyung mau percaya atau tidak tak masalah. Yang pasti, aku…” Ryeowook terdiam sesaat. Yesung diam, menatap Ryeowook, menunggu kalimatnya. “Aku pernah hampir mengalaminya.” Lanjutnya dengan suara kecil.

“Hah!?”

Ryeowook menghembuskan nafasnya berat. “Dulu… nyawa hyungku melayang karena seorang vampire… kondisinya sama seperti Kibum saat ini…” Ryeowook menoleh pada Kibum lalu mengelus rambutnya lembut. “Tapi aku terlambat menolongnya…”

“Hyung! Hyung! Irronaba, Hyung!” seru Ryeowook kecil sembari menggoyang-goyangkan tubuh namja dihadapannya. Sementara namja dihadapannya itu tetap tak bergeming, walau terdengar samar suara nafas yang terputus.

“Wah wah… jadi ini dongsaeng kecilmu itu?” sesosok namja bermata merah muncul dari dalam kegelapan ruangan itu. Meski samar, Ryeowook dapat melihat sepasang taring panjang menyembul dari bibir namja itu. Dan di kedua taring tersebut terdapat bercak darah.

“Chagiya… dongsaengmu merengek tuh.” Namja tersebut berjongkok dihadapan Ryeowook lalu meraih tubuh namja yang tergeletak hingga dalam posisi duduk. Namja itu menjilat luka yang ada di leher putih namja yang tak sadarkan diri tersebut.

“Lepaskan Hyung!” pekik Ryeowook kecil.

“Hmm?” namja itu hanya memincingkan matanya. Tiba-tiba pintu ruangan tersebut terbuka, dengan batingan yang cukup keras.

“JAEJOONG!!!”

“Lalu Yunho hyung melawan namja itu… yang ternyata Han Geng hyung… dan akhirnya dia ikut terbunuh. Semua… terlihat jelas di mataku… Han Geng hyung kemudian menghilang entah kemana. Aku baru menyadari kalau Han Geng itu vampire, saat dia berubah tadi. Aku… takut…” Ryeowook kembali menghembuskan nafas panjang.

“Vampire ternyata awet muda juga, ya. Hahaha.” Ryeowook tertawa kecil, berusaha mencairkan suasana tegang yang disebabkan olehnya sendiri. Yesung hanya tersenyum mendengarnya.

“Enggh…” Kibum mengerang pelan, berusaha mengangkat tangannya.

“Kibum!” seru Yesung, membuat Ryeowook yang menunduk langsung menoleh menatap Kibum.

“Minum ini!” Ryeowook menyodorkan sebuah pil dan segelas air hangat. Kibum menegak obat tersebut dibantu dengan Ryeowook.

“Kau istirahat lagi.” Ucap Ryeowook sembari menarik selimut hingga menutupi sebagian tubuh Kibum. Kibum hanya diam saat Ryeowook dan Yesung beranjak keluar dan mematikan lampu kamar.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

“Sebenarnya apa yang terjadi?” Tanya Heechul. Eeteuk memutar bola matanya, berusaha mencari jawaban.

“Eum… rahasia dulu, ne?”

“Shiro. Beri tahu.” Heechul menarik wajah Eeteuk agar menatapnya. Eeetuek membelalak. Jarak wajah mereka tak sampai 5 cm. Dan seperti yang kau tebak, rona merah itu hadir di pipi eeteuk.

Eeteuk menodorong halus tubuh Heechul. “Mungkin kau lebih baik jika tak mengetahuinya.” Ucana lalu kembali melanjutkan langkahnya. Heechul terdiam sesaat dibelakangnya kemudian berlari mensejajari langkah Eeteuk.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

“Lalu bagaimana kau tahu cara merawat orang yang diserang vampire?” Tanya Yesung. Ryeowook menoleh, lalu tersenyum dan kembali mengalihkan pandangannya dari namja disebelahnya.

Yesung terdiam. Akhirnya dia kembali bertanya, “Siapa vampire yang menyerang Kibum?”

Kembali, Ryeowook hanya tersenyum lalu membuang mukanya dari Yesung. Yesung menghembuskan nafas berat. Sejak tadi sudah belasan pertanyaan yang dilontarkannya tentang vampire, tapi tak ada satupun yang dijawab kekasihnya tersebut.

‘Sepertinya dia benar-benar trauma.’ Batin Yesung saat dia menyadari tangan Ryeowook yang bergetar. Dan dia samar mendengar nafas ketakutan dari namja manisnya itu.

Yesung memeluk Ryeowook lembut, menenggelamkan wajahnya di pundak Ryeowook. Ryeowook terdiam. Lalu dia mengangkat tangannya dan membelai tangan Yesung yang melingkar di leher dan pinggangnya.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

BRRAKKKK

Lemari kayu yag berada dibelakang Donghae hancur akibat hantaman angin Han Geng. Donghae berlari kearah Han Geng. Tapi dengan tenangnya Han Geng justru berbalik dan menghantantam angin didekatnya.

BRUUKKKK

Wujud Donghae yang bersembunyi perlahan terlihat. Dan bayangan yang berlari kearah Han Geng seketika lenyap.

“Ternyata vampire masa depan payah.” Ejek Han Geng. Donghae menggertakan giginya, menahan rasa sakit yang menjalar di tubuhnya.

“Waktu bersenang-senang habis.”

Han Geng melayangkan pukulan anginnya kembali. Donghae menghindar dengan cepat dan langsung berlari kebelakang Han Geng dan mengunci tangan dan kakinya.

“!” Han Geng terkejut saat menyadari posisinya sudah terkunci. Tapi sebagaimanapun dia berusaha, percuma saja karena ini adalah kunci untuk vampire jenisnya. Pure blood vampire.

“Waktu bersenang-senang habis.”

Donghae menekan tengkuk belakang Han Geng dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya tetap memegang segel.

“ARRGHHHH!!!”

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

“Apa itu?” Tanya Heechul saat mendengar sebuah suara teriakan. Eeteuk menoleh, “Apanya?”

“Tadi seperti ada yang berteriak.” Jawab Heechul mengernyitkan dahinya. “Sangat mengerikan teriakannya. Terdengar… sangat menyakitkan.”

“Mungkin kau salah dengar?” Eeteuk menepuk pundak Heechul. “Sampai jumpa.”

Eeteuk berjalan keluar dari pekarangan rumah tersebut. Heechul terdiam beberapa saat didepan pintu sampai akhirnya dia berseru, “Chakkaman!”

Eeteuk menoleh. “Ne—” Eeteuk membelalakan matanya terkejut. “!!”

Heechul melepaskan bibirnya dari bibir Eeteuk setelah Eeteuk terkejut kaget.

“Annyeong.” Heechul membalikan badannya lalu berjalan dengan santai kedalam rumahnya. Meninggalkan Eeteuk yang terdiam kaku disana, dengan wajah yang merah.

Setelah perasaan lebih tenang, Eeteuk memutuskan untuk kembali pulang. Dan baru saja beberapa langkah dia melewati pagar pembatas, seseorang muncul dihadapannya, menghentikan langkahnya.

 

__^w^
ottey! Bsok ep terakhir coment yg banyak!!!! >0< *terek2 dr atap rumah tetangga*
coment please! >w<

With U 5

13 Jul

 

TITLE:;: With U
AUTHOR:;: Cherry Chibi>w<
CHAPTER:;: 5/7
A/N:;: ak bingung bikin adegan bertarung, jd maklum ya klo aneh-_-~ happy reading~>w<

Donghae tercekat. Dia segera melompat menuju jendela kamarnya dan mendobrak pintu jendela. Terlihat disana berdiri Han Geng dan Kibum, yang saling bertatapan.

“Hyung?” Tanya Kibum bingung, menatap Han Geng dan Donghae bergantian.

Donghae langsung berlari kearah Kibum. Tapi Han Geng terlanjur mendahuluinya dengan menarik Kibum dan memeluknya dari belakang.

Donghae segera mendorong udara disekitarnya hingga muncul sebuah sinar yang mendorong tubuh Han Geng hingga ke belakang.

Sementara itu Kibum berusaha melepaskan Han Geng dari tubuhnya. Dan berkat Donghae, dia berhasil lolos dari Han Geng. Kibum mendekat pada Donghae, dan Donghae menyuruh Kibum berlindung dibaliknya, yang merentangkan tangannya.

Kini ketiganya saling menatap. Dan hanya Han Geng yang tersenyum saat itu. “Good.”

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Dengan lembut Eeteuk membaringkan tubuh Heechul di ranjang. Dia langsung meraih sebuah sapu tanagan yang diberikan Donghae, kemudian menyeka darah Heechul yang masih membekas di leher.

Setelah membereskan luka Heechul, dia duduk di sisi ranjang, menatap Heechul dalam sembari membayangkan apa yang barusaja terjadi.

“Apa maumu? ” Tanya Eeteuk. Donghae masih terus berlari tanpa menoleh pada Eeteuk.

“YA!” Eeteuk menarik tangan Donghae yang menggenggam tangannya. Donghae menatapnya tajam.

“Tapi kau harus percaya apa yang kukatan.” Ucapnya kemudian. Eeteuk mengangguk cepat. Donghae kembali berlari, dengan mengatakan apa yang terjadi pada Eeteuk.

“Aku adalah…”

“Enghh…” Heechul membuka matanya, yang seketika itu juga membuyarkan lamunan Eeteuk. Eeteuk meraih tangan Heechul yang terangkat, meletakannya kembali dengan lembut ke tempat semula.

“Gwenchana?” Tanya Eeteuk.

“Ee-eetuk?” Heechul menatap Eeteuk bingung, hendak beranjak dari posisinya.

“Istirahat dulu.” Eeteuk menahan Heechul dan beranjak dari duduknya. “Aku ambilkan obat dulu.”

Heechul mengangguk lemah. Ingatannya samar-samar kembali terulang. Dan saat itu juga dia langsung membelalakan matanya dan beranjak dari ranjang. Tapi tubuhnya yang terlalu lemas untuk digerakan membuatnya kembali terhempas ke kasur.

“Sudah kubilang, istirahat.” Tegur Eeteuk yang berada diambang pintu. Heechul mendengus pelan. Eeteuk kembali menghliang dibalik pintu, lalu muncul beberapa saat kemudian dengan sebuh botol obat dan segelas air di tangannya,

“Nih.” Eeteuk menyodorkan sebuah pil yang diambilnya dari botol obat dan segelas air itu. Heechul hanya menurut saja. Dia meminum obatnya dibantu Eeteuk.

“Apa yang terjadi?” Tanya Heechul.

“Sulit menjelaskannya. Yang pasti, seorang namja menyeretku dan akhirnya aku bertemu denganmu. Dan namja itu menyuruhku membawamu pergi.” Terang Eeteuk. Heechul hanya diam mendengarkannya. Tangannya terangkat, menyentuh luka di lehernya yang diukir oleh Han Geng.

“Aku sudah mengobatinya. Tidurlah lagi. Kau kehilangan banyak darah.” Ucap Eeteuk lembut. Heechul menurut dan kembali menarik selimutnya yang sempat tersibak. Eeteuk mengelus lembut rambut Heechul . Setelah Heechul benar-benar terlelap, dia beranjak menuju plafon rumahnya, merasakan udara malam Seoul.

Eeteuk memejamkan matanya, merasakan angin meniup lembut wajah dan rambutnya. Dan dia kembali mengingat-ingat apa yang baru saja terjadi.

“Aku adalah kau di masa depan.”

“Hah?”

” Di masa depan kita akan kembali kehilangan orang yang kita sayangi, seperti hari ini. Dan aku datang untuk merubahnya.” Donghae menghela nafas sesaat. “Jangan sampai itu terjadi. Kangin…”

Eeteuk terdiam sesaat. Bagaimana orang ini tahu dia kehilangan Kangin hari ini? Mungkinkah Heechul memberitahu orang lain? Tapi untuk apa? Apa untungnya? Lagipula, Eeteuk tak mempunyai orang yang disayanginya selain Kangin. Semua yang disayanginya telah lenyap sekarang.”Nugu? Orang yang kusayangi itu.” Tanya Eeteuk pada akhirnya.

“Kim Heechul.”

Eeteuk membuka matanya lalu menoleh pada Heechul yang masih terlelap di ranjang. Dia menghela nafas panjang.

“Dia yang menghibur kita saat kita kehilangan Kangin. Dan akhirnya jatuh cinta padanya.”

Eeteuk kembali menghela nafas panjang. Memang sulit untuk percaya. Tapi sapu tangan yang tadi diberikan Donghae adalah… sapu tangan yang sama dengan miliknya dan Kangin. Sementara milik Eeteuk masih berada di saku celananya, dan milik Kangin sudah dibakar bersama dengan tubuhnya saat pemakaman. Dan saputangan itu dipesan khusus. Jadi hampir tak mungkin jika ada yang memilik motif dan tulisan yang sama dengan miliknya dan Kangin.

“Jika dia terluka, seka dengan ini.” Ujar Doghae saat memberikan saputangan tersebut.

‘Lagipula untuk apa orang lain menulis namaku dan Kangin di sapu tangannya?’ Eeteuk mengeluarkan sapu tangan miliknya dan sapu tangan yang diberikan Donghae tadi. Eeteuk masih bingung, tapi ada satu hal yang pasti, jika dia yang berada di masa depan sampai menyerahkan sapu tangan yang sangat berharga itu demi menyeka luka Heechul, itu berarti Heechul sangat berharga. Lebih berharga dibanding Kangin, mungkin.

‘Is this… real..?’

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Kibum membelakalakan matanya saat merasakan sesuatu menusuk kulit lehernya dan sesuatu menyentuh punggungnya. Dia menoleh kebelakang, melihat apa yang terjadi. Dan yang didapatkannya adalah Han Geng. Ya, Han Geng menghisap darahnya.

“AHH!!” pekik Kibum. Donghae langsung menoleh. Dengan cepat didorongnya tubuh Han Geng, dengan cara seperti tadi.

Saat Donghae berusaha menyelamatkannya, Kibum melihat bayangan Han Geng, yang tadi berada dihadapan mereka berdua, lenyap seperti asap. Dan Han Geng yang berada dibelakangnya menariknya menjauhi serangan Donghae.

“Hanya bisa melarikan diri rupanya.” Ejek Donghae, yang sebenarnya memancing Han Geng. Tapi pancingan itu tak berefek pada Han Geng. Dia masih bersikukuh memeluk Kibum dan terus menghisap darahnya.

“Ahh! Ah… ahh… ah! Hyung!” Kibum meronta, berusaha melepaskan Han Geng. “Donghae hyung!” pekiknya.

“Kau nikmat sekali Kibummie…” bisik Han Geng setengah mendesah di telinga Kibum. Lalu dia kembali menghisap darah Kibum.

“Ah!!”

“Merunduk.” Ucap Donghae, masih diam dalam posisinya dan dalam sekejap mata dia menghilang.

Satu detik kemudian tubuh Han Geng terjungkal ke depan. Dan Kibum yang menaati perintah Donghae tetap berada di tempat, walau sempat terseret Han Geng.

Kibum menoleh. Dilihatnya sosok Donghae berdiri disana. Ternyata Donghae yang mendorong Han Geng tadi.

“Hyung!” Kibum berlari kearah Donghae.

“Cih. Kau menganggu.” Kata Han Geng, berdiri dari posisinya sambil mengusap darah Kibum yag tercecer di dekat bibirnya.

“Pertarungan yang sesungguhnya baru akan dimulai…”

Han Geng kembali membentuk bayangan serupa dengannya. Lalu bayangan tersebut berlari kebelakang Kibum dan menyeretnya menjauh dari Donghae.

“Kibum-a!” Donghae langsung menarik tubuh Kibum sekuat tenaga, dan saat itu juga bayangan Han Geng melepaskan cengkaramannya. Hingga akhirnya mereka berdua jatuh bersamaan.

BRRUKK

“Hahaha.” Han Geng bertepuk tangan. “Kalian sangat pintar melawak rupanya.” Ucapnya sambil berjalan menghampiri Kibum dan Donghae. Dia menarik Kibum, menyingkir dari Donghae.

Saat Donghae akan menarik Kibum, bayangan Han Geng menahannya.

“Kibumie… kau sangat manis, kau tahu? Hm…?” Han Geng yang memeluk Kibum dari belakang, menyentuhkan jarinya ke pipi putih Kibum yang mulai merona. Dia memang tak suka dibilang manis, tapi keadaannya sekarang membuatnya tak bisa berkutik, karena sekarang tangan Han Geng tengah mencengkram juniornya dan memijatnya lembut.

“Ssh… ahh… hen—tikan! Ahh…” erang Kibum. Tapi Han Geng tak menggubrisnya. Dia tetap mengelus lembut junior Kibum, dan lidahnya menjilat bekas luka yang tadi ditingalkannya di leher putih Kibum.

“Hyung… ah… ahh! Hyung!!!”

“Kibum-a!” Donghae berusaha melapaskan cengkraman bayangan Han Geng padanya. Hentakan pertama gagal, tarikan selanjutnyapun gagal melepaskan tangan bayangan tersebut. Hingga akhirnya pada tarikan yang entah keberapa, Donghae berhasil melepaskanya dan langsung berlari menubruk Han Geng dan Kibum.

Donghae menarik Kibum berdiri. Kibum berdiri dengan terhuyung-huyung lalu ambruk begitu saja didekapan Donghae.

‘Gawat! Dia kehabisan banyak darah.’

Memanfaatkan kelengahan Donghae, Han Geng langsung menarik Kibum darinya. Tapi untunglah Donghae cepat merespek dan langsung menarik Kibum kembali. Dan tanpa sengaja tangannya menyenggol vas besar yang ada didekatnya.

PRANGGGGGG!!!!!!!

Beberapa detik kemudian pintu terbuka, dan tampak Ryeowook berdiri disana.

“Kibum, ada ap—”

 

__>w<
hwaaaaa! Mian klo aneh ! >.<
alasan Han ‘gituin’ Kibum bukn hanya karna biar Kibum lemes n gk bisa ngelawan, tp jg gra2 author pengen!!! Hwahahaha!! XD
coment please! >w<

With U 4

11 Jul

 

TITLE:;: With U
AUTHOR:;: Cherry Chibi>w<
CHAPTER:;: 4/7
A/N:;: ada yg bingung dg critanya…? Nanti klo dah ending tau kok… klo blon mudeng jg baca ulang^^happy reading~>w<

Heechul berjalan dalam gelapnya jalan itu. Cahaya lampu jalanan tak mampu menyinari seluruh sudut disekitanya. Dalam setiap langkahnya ada perasaan berat yang semakin menekan dadanya dan membuat kakinya berat.

Perasaan selalu diawasi membuatnya sering menoleh kebelakang. Tapi dia takpernah menemukan sesosok apapun disana. “!” Heechul terpengangah melihat jalanan didepannya. Tempat ini… tempat yang tadi dilaluinya bersama Eeteuk.

Dan rasa sesak di dadanya semakin membuncah. Rasa bersalah itu kembali menyerangnya.

Heechul mempercepat lajunya, walau kakinya terasa sangat berat untuk digerakan. Akhirnya dengan nafas terengah dia berhasil mencapai tempat tujuannya.

Dan disana dia menemukan sesosok bayangan yang berdiri dibawah remang-remang lampu. Sesosok namja yang dikenalnya.

“Ada apa?” tanya Heechul pada namja yang berdiri 10 meter didepannya itu.

Namja itu membalikan badannya. Memperlihatkan seringai yang dapat membuat Heechul terdiam kaku.

“A-apa maumu?” tanya Heechul, berusaha agar tak merasakan wajahnya yang memanas. Terdengar nada gemetar saat dia bicara.

Namja itu hanya diam tapi tetap dengan senyuman mautnya. Dengan langkah perlahan dia berjalan mendekati Heechul. Dan tanpa sadar Heechul sedikit memundurkan badannya.

“Kenapa memanggilku?” Tanya Heechul, berusaha terlihat dingin dan tenang.

Han Geng semakin memperlebar senyumannya. “Follow me.”

Heechul terdiam kaku. Dia membelalak. “…”

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Donghae berjalan menuju pintu. Langkahnya tiba-tiba terhenti ketika Kibum meraih tangannya.

“Hyung mau kemana? ” Tanya Kibum. Tersirat di wajahnya kekhawatiran yang dalam.

“Cari udara.” Jawab Donghae cepat. “Wae?” Tanya Donghae balik.

“Tadi aku dengar waktu Hyung biacara dengan Heechul hyung…”

“Wae? Saat aku bicara dengan Heechul hyung…?”

Kibum melepaskan genggamannya. “Aniyo. Lupakan.” Ucapnya kemudian. “Da-dah!”

Donghae mengangguk kecil lalu membuka pintu.

Saat bayangan Donghae sudah menghilang dibalik pintu Kibum beranjak dari tempatnya. Dan dalam setiap langkahnya ada rasa kekhawatiran pada Donghae yang semakin menekannya. Tapi dia tak tahu firasat apa itu. Yang dia tahu adalah kalung pemberian Donghae dan Heechul, yang diberikan padanya saat tahun baru, rantainya terputus tanpa sebab.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Eeteuk berjalan dalam diam. Rasa bersalah di dadanya semakin menjadi-jadi. Seolah menusuk tepat di dada berkali-kali. Dan tak jarang sesaat tanpa sadar dia menahan nafasnya, merasa tak ada udara lagi untuk dihurup.

“Kang… in… mianhae…” itulah yang diucapkannya setiap tarikan nafas.

Matanya sudah terlalu lelah untuk mengeluarkan air mata lagi. Walau dia berusaha tegar, tapi terasa sangat berat untuk berusaha menyadari kenyataan yang kejam, walau itu sudah terjadi.

Dia berjalan tanpa arah. Tak tahu harus kemanakan perasaannya.

Merasa kakinya tak mampu lagi untuk menahan tubuhnya, dia bersandar pada sebatang pohon yang ada di halaman sebuah rumah kecil. Rumah itu terlihat tak terurus, mungkin sudah tak berpenghuni.

Dan karena merasa matanya kelelahan menangis, dia memejamkan matanya dan mulai kelihangan kesadaran.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

“Chullie…” Han Geng menyentuhkan jarinya di pipi putih milik Heechul yang kini merona merah. Dengan senyum yang mematikan dia menurunkan jarinya ke dagu Heechul lalu berhenti tepat di bibirnya.

“Lepaskan.” Heechul berusaha melepas tangan Hen Geng. Tapi dia kalah cepat oleh Han Geng yang langsung menyambar lehernya. Membuatnya mengerang tiba-tiba. Dengan sisa kesadarannya Heechul berusaha mendorong tubuh Han Geng, tapi Han Geng justru semakin merapatkan tubuh mereka. dan Heechul semakin kehilangan tenaga dan kesadarannya.

Han Geng semakin mempercepat ritmenya. Dengan sedikit keras dia menghisap kulit leher putih Heechul. Tangannya mulai membelai lembut junior Heechul yang terbalut celananya, tentu saja itu membuat Heechul semakin menggila dan kegelian.

“Ah… aahh… Han… ahh!”

KRAK

“!” seketika kesadaran Heechul pulih kembali ketika mendengar bunyi lantai kayu yang dipijaknya patah. Dengan cepat dia mendorong tubuh Han Geng darinya. Tapi dengan cepat juga Han Geng kembali menyambar lehernya.

“..” Heechul membelalak ketika merasa sesuatu yang tajam menusuk kulit lehernya. Dan sesuatu itu terasa seperti menembus kulitnya dan menghisap sesuatu dibawah kulitnya. Perlahan kekuatan Heechul terkuras.

“Han… aahh…” tangan Heechul berusaha mendorong tubuh Han Geng yang mengapit tubuhnya. Tapi percuma saja, dia telah kehilangan bayak darah yang mengakibatkannya kehilangan kekuatan dan kesadarannya.

Ya. Han Geng menghisap darah seorang Kim Heechul.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

‘Akuingat, disini.’ Batin Donghae. Dengan langkah cepat dia berjalan menuju rumah kecil itu. Dan saat itu juga dia menemukan Eeteuk yang tertidur di pohon yang ada di halaman.

“Ya! Irrona!” seru Donghae sembari mengguncang tubuh Eeteuk.

Eeteuk membuka matanya. “Nugusaeyo?” tanyanya saat kesadarannya sudah pulih.

Donghae tak menjawab dan hanya menunjuk menarik tangan Eeteuk. Mengajaknya berlari ke suatu tempat.

“Ya! Lepaskan!” Eeteuk berusaha melepaskan cengkraman Donghae. Tapi entah apa yang terjadi, ada sebuah perasaan yang mengatakan dia harus mengikuti Donghae. Dan Eeteuk merasa pernah kenal Donghae, atau bahkan sangat mengenalnya, sangat.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Mata Han Geng perlahan terbuka. Bola matanya berubah menjadi merah, sedetik kemudian kembali menjadi coklat, lalu hitam. Hitam pekat.

Dia membelalak. Tiba-tiba dadanya terasa panas dan sakit. Dan hampir sekujur tubuhnya terasa kaku. Matanya yang masih bebas melirik ke suatu tempat. Dimana disana berdiri dua orang namja, dengan nafas terengah.

Tubuh Heechul terlepas dari rengkuhan Han Geng. Terjatuh dan terhempas di lantai dengan keras.

“Heechul?” Tanya Eeteuk bingung. “Sial. Terlambat.” Desah Donghae. “Bawa dia ke rumah.” Bisik Donghae pada Eeteuk. Eeteuk menurut dan segera menghampiri Heechul. Untung saja Han Geng tak menghalanginya, karena dia sibuk melawan Donghae.

“Heechul-ssi! Heechul-ssi!” Entah kenapa tiba-tiba saja Eeteuk menggunakan panggilan formal. “Ya! Palle irrona!” Eeteuk menepuk-nepuk pipi Heechul. Wajahnya sangat pucat, tergambar jelas di bibirnya yang sebelumnya berwarna merah. “Aish!” dengan cepat dia menarik tubuh Heechul dan menggendongnya di punggung.

Eeteuk segera beranjak dari tempat itu, berlari menuju rumahnya. Meninggalkan dua namja yang sibuk bertarung.

Donghae menekan dada Han Geng dengan cepat, tapi tidak keras. Dan seketika tubuh Han Geng terhempas ke belakang.

‘Cih. Kekuatanku masih kurang.’ Han Geng mengusap bibir bagian bawahnya yang berlumuran darah, darah milik seorang Kim Heechul. Dia beranjak dari posisinya lalu berlari keluar dari tempat tersebut. Donghae langsung mengejarnya.

‘DImana dia?’ mata Han Geng terus melirik kesana-kemari. Dan akhirnya dia berhenti tepat di sebuah rumah. Dia memasuki salah bangunan didepannya, melalui jendela yang terbuka.

Donghae tercekat. Dia tak memperkirakan ini sebelumnya. Dengan segera dia berlari mengejar Han Geng, yang menghilang di balik jendela kamarnya.

With U 3

10 Jul

 

TITLE:;: With U
AUTHOR:;: Cherry Chibi>w<
CHAPTER:;: 3/7
A/N:;: d chapter ini bahasnya (mungkn) lebih baik…-_- happy reading~>w<

Dua namja itu masih terus berjalan dalam keramaian. Sesekali seorang diantara mereka melrik ke jam tangannya.

“Ada acara?” Tanya Eeteuk. Heechul menoleh. “Aniyo. Hanya ada tugas yang belum kukerjakan.”

“Sudahlah, tak usah terlalu formal.” Ucap Eeteuk santai, menepuk pundak Heechul.

“Ah, ne.” Heechul mengangguk kecil. Beberapa detik kemudian ereka terdiam, larut dalam pikiran masing-masing, sampai bunyi perut Heechul memecah keheningan.

Eeteuk menahan tawa. Wajah Heechul memerah.

“Mau makan?” tawar Eeteuk. “Aku juga lapar. Kau mau ramen? Kebetulan rumahku dekat sini.”

“T-tak usah. Ini sudah waktunya pulang. Orang-orang di rumah nanti panic.”

“Gwenchana. Kau telepon rumahmu dulu saja, ya?” pinta Eeteuk, memasang tampang memohon yang manis pada Heechul. Wajah Heechul semakin memrah menatap wajah Eeteuk.

“O-okay.” Heechul mengirim e-mail pada Ryeowook, agar tak usah membuatkan makan malam untuknya.

“Sudah?” Tanya Eeteuk saat Heechul memasukan ponselnya kedalam saku. Heechul mengangguk. Eeteuk tersenyum, lalu menarik tangan Heechul, berlari kecil menuju rumahnya.

Mereka berhenti di perempatan jalan, menunggu lampu hijau menyala. Tapi saat itu Eeteuk menyadari sesosok bayangan di seberang, yang reflex membuatnya melepas genggaman tangannya.

Kangin berdiri disana dengan menatapnya geram.

“Cha-chagiya…?” Eeteuk mulai meneteskan keringat dingin. Dia tahu Kangin sangat mudah cemburu. Dan saat ini dia tertangkap basah telah meninggalkan Kangin demi bertemu seorang namja, yang berdiri disampingnya dan beberapa waktu lalu digenggam tangannya oleh Eeteuk.

Tatapan Kangin semakin tajam.

“Kita lari!” ucap Eeteuk, berbisik pada Heechul. “Huh? Wae?” Tanya Heechul. Tanpa menjawab Heehul, Eeteuk menarik tangannya. Dan saat itu juga kangin berlari menyusulnya, tanpa memperhatikan lampu merah yang masih menyala.

Dan apa yang kau sudah kau duga terjadi. Ya, tubuh seorang Kangin tertabrak. Tertabrak oleh sebuah bis besar, yang menimbulkan suara mengerikan yang sangat besar, yang membuat Eetuk menghentikan langkahnya dan berbalik.

BRAAKKK

“!!”

Dengan cepat ia berlari. Berlari menuju tubuh yang terlindas oleh ban raksasa, yang membuat tubuhnya terkoyak dan darah segar mengalir dari seluruh tubuhnya.

“KANGIN!!!!!!!”

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

“Aku pulang.” Heechul membuka pintu. Dengan lemas dia melangkahkan kakinya masuk.

“Hyung? Kau sudah pulang?” Tanya Ryeowook. Heechul mengangguk lemah. “Tadi Han Geng hyung mencarimu.”

Heechul menoleh, menatap Ryeowook. “Han Geng?” Ryeowook mengangguk. “Disuruh ke sini.” Ryeowook meraih sebuah kertas didalam saku celananya, lalu memberikannya pada Heechul.

“Kapan?” tanya Heechul. Dia masih lelah sekarang.

“Secepatnya. Maksimal nanti malam.” Jawab Ryeowook sembari pergi dari hadapan Heechul, berjalan menuju dapur.

Heechul menghela nafas. Dia kembali melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Direbahkannya tubuhnya keatas kasur. Kejadian tadi kembali terulang.

“Hiks… Kangin… mianhaeyo… hiks… jeongmal mianhaeyo…” Eeteuk terus terisak. Sementara Heechul menatapnya miris. Dia ingin sekali merengkuh badan namja disampingnya, tapi apadaya, dia belum mengenal Eeteuk banyak, baru dua kali pertemuan. Tapi setidaknya dia mengerti kenapa aEeteuk begitu histeris saat menolong Kangin tadi, setidaknya itu cukup untuknya agar diam, membiarkan Eeteuk tenang .

“Minhae…” ucap Heechul miris. Dia tahu jelas alasan kenapa kini Kangin berbaring dalam ruangan dihadapannya.Ya, karena dia. Karena dialah Eeteuk berlari dari Kangin, yang menyebabkan Kangin mengejarnya dan berakhir seperti sekarang.

Seorang namja dengan jas putih membuka pintu dihdapan mereka. denga cepat Eeteuk dan Heechul berdiri.

“Keluarga Kangin-ssi?” Tanya doctor itu. Eeteuk mengagguk.

“Bagaimana, Dok?” Tanya Eeteuk cemas.

“Chaesunghamnida, kami sudah melakukan yang terbaik. Beliau tak tertolong. Pendarhannya terlalu bayak.” Namja itu membungkukan badannya. Lalu pergi dari hadapan Eeteuk yang membeku.

“K-Kangin…” tubuh Eeteuk bergetar. Air hangat itu mulai mengalir kembali, membasahi pipi putih Eeteuk.

Dengan tangan bergetar perlahan Eeteuk menyentuh knop pintu dihadapannya. Dia terdiam beberapa saat, menguatkan dirinya dengan menarik nafas dan membuangnya panjang. Dan akhirnya dia membuka pintuu perlahan.

Terlihatlah seorang namja yang terbaring diatas kasur putih, dengan beberapa orang yeoja berpakaian putih mengelilinginya. Yeoja-yeoja segera membereskan peralatan medisnya dan melangkah pergi saat melihat Eeteuk dan Heechul memasuki ruangan itu perlahan.

Dalam diam Eeteuk berjalan melangkahkan kakinya. Dan dalam setiap langkahnya itu kakinya terasa semakin lemas. Dia duduk diatas sbeuah bangku disamping ranjang. Diraihnya tangan namja didepannya dan ditempelkan di pipinya.

“Mianhaeyo…” bisik Eeteuk pelan sembari mengelus tangan Kangin dalam genggamannya.

“Mianhae… aku tahu aku terlambat… mianhae…” air mata Eeteuk kembali mengalir. Kembali membasahi mata dan pipinya. Diletakannya dengan lembut tangan Kangin di Rajang. Lalu dengan sebelah tangannya, dia menyibak rambut yang menutupi kening Kangin dan mengecupnya. Cukup lama sampai dia melepasnya.

“Jeongmal mianhae… saranghae…” Eeteuk mengecup bibir Kangin. Lebih lama dari sebelumnya. Setelahnya dia berdiri dari posisinya.

Akhirnya dia beranjak pergi saat beberapa yeoja datang dan meminta izin untuk membawa Kangin ke ruang lain.

“Mianhae…”

Heechul menarik nafas dalam-dalam. Lalu melepasnya panjang.

“Hyung, kau didalam?” Tanya seseorang dari balik pintu setelah terdengar suara ketukan. Heechul duduk dari posisisnya lalu menjawab, “Ne. Buka saja.”

Pintupun terbuka. “Oh, Donghae-a.” Heechul akan beranjak dari ranjangnya, tapi keduluan Donghae duduk di ranjangnya, tepat dihadapannya.

“Wae?” Tanya Heechul. “Nanti Hyung ada acara?” Tanya Donghae. “Tadi Han Geng memanggilku. Um… jam 7 malam.” Jawab Heechul sembari membaca kertas yang tadi dimasukannya kedalam saku baju.

“Oh.” Donghae menganggukan kepalanya kecil. “Wae?” Tanya Heechul. “Ani.” Jawab Donghae.

“Ya! Pasti ada sesuatu. Kau bukan tipe yang asal Tanya seperti Yesung.” Heechul menatap tajam Donghae.

“Aku mau mengajak Hyung dan yang lainnya ke taman bermain. Sudah lama kita tak main.” Jawab Donghae akhirnya.

“Baiklah. Aku akan menghubungi Han Geng, aku tak bisa datang.” Heechul meraih poselnya.

“Andwae!” cegah Donghae.Heechul menoleh, menatapnya bingung. “Mungkin Han Geng hyung punya hal yang lebih penting dibicarakan.” Jawab Donghae.

Heechul terdiam sesaat. Tatapan Donghae yang menatapnya seperti ingin mencegahnya pergi tapi ada sinar perasaan lain yang entah apa itu dari tatapan Donghae.

“Okay.” Ucap Heechul kemudian. “Hati-hati, ya.”

Donghae mengangguk lalu beranjak dari ranjang. “Hyung mau titip sesuatu?” Tanya Donghae saat berada diambang pintu. Heechul menggeleng.

Seperginya Donghae dari kamarnya Heechul kembali merebahkan tubuhnya di ranjang. Dia melirik jam yang terpasanag manis di dinidng dihadapannya. Limabelas menit lagi waktu menunjukan jam 7. Heechul beranjak dari ranjang lalu hendak meraih jaket hitamnnya.

‘Hm? Nggak dingin, kan?’ Heechul mengurungkan niatnya untuk mengambil jaket. Kemudian dia memasukan tangannya ke dalam saku, mencari kertas yang diberikan Ryeowook tadi.

Sesaat dia terdiam membaca tempat pertemuan yang Han Geng putuskan. Lalu dia menghembuskan nafas panjang, entah kenapa ada perasaan berat yang menekan dadanya.

Disentuhnya knop pintu dan memutarnya perlahan.

 

__>///<
ak gk pinter bikn adegan yg sadis, jd kecelakaannya gk ‘bgitu’ banget gk apa kn? Coz author phobia ma darah!! #ngaku