Tag Archives: JESSICA

Kinds of Love

1 Jan

TITLE:;: Kinds of Love

PAIRING & CAST:;: HanChul, EunHae, YulSsic, Yoona, Seohyun, CLMinzy, TabiDae, Gummy, Se7en, AmberSul, YunJae

AUTHOR:;: Cherry Chibi>w<

A/N:;: it’s new year! 20 &12!!! ^0^/ *nada True Love – SJM* harusnya ini dipublish pas taun baru… tapi keburu cherry maen keluar, jd klanjutnya hri ini… ga ap, kn? Masih tangga; 1 juga~~ -w-/ happy reading~>w<

WARNING:;: This fanfiction is YAOI & YURI!!! BOY X BOY & GIRL X GIRL!!! Don’t like? DON’T READ!!!>< Bahasa aneh, alur kecepetan, cerita gak genah, OOC, judul gak nyambung ma cerita, de el el! Reader muntah author g nanggung =.= *kabur*

 

“Kajja, Han!” Heechul berteriak dari ambang pintu depan. Dia menghentak-hentakkan kakiknya kecil di lantai, menunjukan kalau dia sudah mulai kehilangan kesabaran. Akhirnya dia beranjak dari tempanya berdiri.

“Ne! Chakkamanyo!!” Baca lebih lanjut

White Love

23 Des

TITLE:;: White Love

PAIRING:;: XSsica (?) (au ah~~ cherry bingung~><) YulSsic

AUTHOR:;: Cherry Chibi>w<

A/N:;: inspiration from brownies reciepe(?) ~happy reading~>w<

WARNING:;: This Fict is YURI!!! Don’t like? DON’T READ!!! Bahasa ngaco, alur kecepeten, cerita aneh, gak jelas, author laperstres! Reader muntah gak nanggung~!!

 

Kuraih pita merah yang tergeletak berada di samping gunting. Dengan hati hati aku memasangkan pita itu ke kotak yang terbalut kertas kado bermotif hati di hadapanku. Senyum tak lepas dari pipiku yang merah merona sedari tadi saat aku memasangkannya. Membayangkan senyum orang itu saat menerima hadiah ini dariku membuat dadaku berdegup kencang. Bersemangat.

Apa dia akan menerimanya? Apa dia akan menerima perasaanku?

Baca lebih lanjut

Loser (The One Who Will Cry)

10 Nov

Dalam jarak sedekat ini, aku dapat merasakan nafasnya menerpa wajahku. Hangat…

“S-Seohyun…?” panggilku gugup.

Seohyun masih menatapku dalam. Tangannya yang mencengkram pingganggku menarik tubuhku agar semakin rapat padanya.

Aku membelalak kaget ketika dia semakin mendekatkan wajahanya padaku. Mendekatkan bibir kami… dan…

Baca lebih lanjut

Choise

7 Sep

TITLE:;: Choise

PAIRING:;: Taeyeon x Tiffany

AUTHOR:;: Cherry Chibi>w<

A/N:;:-happy reading~>w<

 

Hari ini dorm So Nyo Si Dae sepi. Semua pergi mengikuti jadwal-nya masing-masing, terkecuali Taeyeon dan Tiffany yang memang tak ada jadwal hari ini.

“Ahhhh!! Bosannya~~” Tiffany merengganggkan ototnya. Kakinya dilebarkan, memenuhi sofa yang sedang didudukinya.

Sementara itu Taeyeon duduk didekat sofa, sedikit menggeser posisinya agar tak terkena kaki Tiffany. Sedari tadi yang dilakukannya hanya diam, tak berkomentar pada apapun keluhan Tiffany. Mau bagaimana lagi. Dia sangat gugup hanya berdua bersama Tiffany seperti ini. Sebisa mungkin dia menyembunyikan blushing di wajahnya dengan cara tak menatap Tiffany saat diajak bicara.

Sebenarnya Taeyeon berencana akan menyatakan perasaan sesungguhnya pada Tiffany hari ini, sat mereka hanya berdua. Tapi entah kenapa kegugupan tiba-tiba saja melanda yeoja itu.

Tiffany menghembuskan nafas kecil, berusaha menghilagkan pikiran negative dari otaknya, sekaligus agar dia lebih tenang.

“Ya! Taeyeon-a!” Tifany menyolek bahu Taeyeon, membuat mata Taeyeon meliriknya sekilas. Dia kini sudah duduk disamping Taeyeon.

Taeyeon menoleh sekilas lalu mengalihkan wajahnya pada jam dinding. “M-mwo?”

“Kau lebih memilih Super Junior atau Dong Bang Shin Ki?”

“Um…” Taeyeon pura-pura berpikir, meski dadanya bergemuruh kencang sekarang. “Molla. Kau?”

“Aku… lebih memilihmu.”

“Eh?” Taeyeon terpaku sesaat. Pikirannya belum sadar sepenuhnya saat ini. Sialnya lo-la-nya kambuh di saat seperti ini.

Tiffany tersenyum. Dia mengangguk meski tahu Taeyeon takkan melihatnya. “Aku memilihmu,” Dia melingkarkan tangannya di leher yeoja disampingnya. “untuk menjadi pasangan sehidup-semati-ku.” Lanjutnya diiringi dengan senyum yang semakin lebar dan desahan kecil diakhir kalimat.

Tiffany tak takut Taeyeon akan menolaknya, karena dia tahu sang leader sebenarnya menyimpan perasaan khusus padanya. Dan itulah salah satu alasan dia sangat percaya diri untuk menembak Taeyeon.

“Bagaimana denganmu? Kau bersedia? Hm?” Tiffany tersenyum nakal saat melihat rona merah itu hadir di pipi Taeyeon, menjalar hingga telinganya.

“A-aku…” Taeyeon bingung apa yang harus dilakukannya. Kaget, senang dan malu bercampur menjadi satu, membuatnya sulit berpikir jernih.

Tiffany melepaskan tangannya lalu merangkak menuju hadapan Tiffany hingga kini keduanya saling berhadap-hadapan.

“Hm? Bagaimana?” Tiffany mengulang pertanyaannya dengan tetap tersenyum dan semakin mendekatkan wajahnya pada wajah Taeyeon yang menunduk.

“I-I do…” jawab Taeyeon plean, sangat pelan. Walau sudah mendengar jawabannya, Tiffany ingin sekali lagi mendengarkan suara indah yang tersipu itu. Dia menarik pelan dagu Taeyeon hingga kedua mata mereka bertemu.

“I do…” Jawab Taeyeon lagi. Matanya sedikit menyipit saat menerima cahaya matahari yang berasal dari belakang Tiffany. Dan itu semakin memperjelas warna merah yang menghiasi wajahnya.

“Good.” Tiffany tersenyum lalu mengecup bibir Taeyeon lembut.

Dan kau tahu apa yang terjadi selanjutnya. Tiffany sangat bersyukur mereka hanya berdua di dorm.

U – 2

27 Agu

TITLE:;: U
CHAPTER:;: 2
AUTHOR:;: Cherry Chibi>w<
A/N:;: mian klo aneh… TT.TT author bru2 namatin nih~Happy reading~ >w<

Hal yang pertama kurasakan saat aku membuka mata adalah… rasa kehilangan yang sangat.

Kutekuk kakiku dan menenggelamkan kepalaku dalam lipatan tanganku. Kembali, aku menangis.

“Yuri? Gwenchanayo?” terdengar sebuah suara yang sangat lembut disampingku. Lewat celah lipatan tangan aku dapat melihat siapa disana yang menatapku dengan tatapan khawatir… dan sedih. Sunny.

“…” aku masih terdiam saat sebuah tangan mengelus punggungku lembut. Sunny memelukku dalam dekapan hangatnya hingga aku lebih tenang. Kemudian dia menarik tubuhnya dari diriku.

“Yuri-a.” panggilnya. Aku tetap diam, tak berusaha merespon apapun. “Jessica memberikan ini padamu.” Ucapnya. Kurasakan sesuatu yang lembut dan halus menyentuh kulit tanganku. Aku mendongak kecil.

Kulihat dengan sedikit samar, akibat terlalu banyak menangis, sebuah boneka teddy berwarna putih dengan pita kecil di lehernya. Boneka itu tersenyum padaku. Kudongakan kepalaku lalu keraih boneka tersebut dan mendekapnya lembut.

“Walau sempat menyelamatkan diri, tapi dia berusaha menyelamatkan boneka itu dari api. Disaat terakhirnya dia terus memanggilmu.” Sunny mengelus kepalaku lembut. “Jaga boneka itu baik-baik.”

Aku mengangguk kecil. Aku masih tak ingin bicara apapun sekarang.

Aku masih tak percaya dia sudah tak ada…

<><>><<><>

Kudongakan kepalaku, menghadap langit sore yang masih nampak cerah. Matahari masih bersinar dengan pantulan cahaya merah dan oranyenya. Hanya kicauan burung yang kembali ke sangkarnya yang menemaniku saat ini.

Mataku terpejam, berusaha menghayati terpaan angin yang menyapu kulitku, berharap angin membawa pergi perasaan ini. Membawa pergi air mata yang menggantung diujung mataku. Semua ingatan akan dirinya.

Aku menundukan wajahku beriringan dengan berhentinya sepoi angin sore. Dan bersamaan dengan itu air mataku jatuh, mengalir melewati pipiku dan akhirnya menetes ketika berada di ujung daguku. Aku menghela nafas berat.

Sudah tiga hari sejak kejadian itu berlalu dan aku masih belum percaya akan roda hidupku sekarang. Aku tak bisa melepasnya begitu saja.

<><>><<><>

Mataku menatap kosong boneka teddy dihadapanku, tapi tanganku tetap mengelus kepalanya dengan lembut.

Dalam tatapan kosongku aku menerawang, sesosok bayangan Jessica yang tersenyum padaku. Senyumnya lebih manis dari boneka ini, tentu saja. Kudekatkan wajahku pada Pporin, boneka dihadapanku, dan kuangkat tangannya hingga tangan boneka itu menyapu pelan pipiku.

Kupejamkan mataku pelan. Membayangkan Jessica-lah yang melakukannya.

“Ssica-ah…” ucapku pelan.

“Ne, Chagi-a?” haha. Bahkan aku masih bisa membayangkan suaranya. Aku hanya bisa tersenyum pahit sekarang.

Kurasakan sebuah tepukan lembut di bahuku. Kubuka mataku dan melihat siapa yang berada dibelakangku. Seohyun. Dia berdiri disana dengan raut khawatirnya.

“Unnie gwenchana? Kau terlihat pucat.”

Aku tersenyum tipis dan mengangguk kecil.

“Benar tak apa? Akhir-akhir ini kau kurang makan, kan? Ah, malah terkadang tak makan sama sekali.” Seohyun duduk disampingku, masih menatapku dengan cemas. Aku hanya tersenyum kecil untuk meyakinkannya bahwa aku baik-baik saja.

Dia masih menatapku khawatir. Ahh, dongsaengku satu ini memang selalu perhatian dengan kondisi kakak-kakaknya.

Kembali, aku tersenyum tipis lalu mengacak pelan rambutnya. Kemudian aku beranjak dari tempatku dan meletakan Pporin diatas ranjangku. Saat aku akan berjalan balik, kakiku menyandung beberapa benda yang tergeletak di lantai. Aku baru sadar, kamarku masih sangat berantakan. Sejak ‘saat itu’ aku jadi tak berniat melakukan apapun.

Aku menghembuskan nafas pelan. Aku masih malas melakukan sesuatu. Karena setiap apa yang kulakukan, pasti terbesit bayangan Jessica dalam bayangku. Dialah yang biasa melakukannya, itu yang yang selalu terpikir olehlu. Dan akhirnya pasti hatiku justru semakin tak bisa menerima kenyataan. Jadi aku hanya bisa diam tanpa berbuat apa-apa. Hanya membiarkan perasaanku mati perlahan.

<><>><<><>

Hari ini perasaanku sudah lebih tertata dari sebelumnya. Teman-temanku semua menghiburku. Setidaknya aku masih memilik mereka saat ini. Aku tak tahu kan kapan akan kehilangan mereka.

“Mau makan siang bersama?” Yoona, teman kerja -ku, menawariku saat istirahat makan siang berlangsung. Dia anak yang baik.

Sebenarnya bisa saja aku meneriwa tawarannya, karena aku tak ada jadwal kuliah hari ini, tapi entah kenapa perasaanku masih belum terbiasa dengan keadaan ini. Biasanya saat ini aku pulang, dan makan siang bersama Jessica sambil mengobrol sampai waktu kerja bagianku, kembali.

Tapi aku juga merasa tak enak dengan Yoona jika menolaknya. Lagipula cepat atau lambat aku harus terbiasa dengan keadaan sekarang.

Akhirnya aku mengangguk pelan. “Ah, bagaimana kalau ke rumahku saja?”

Dia tampak berfikir sejenak lalu mengangguk setuju. “Tapi sebelum setengah dua aku harus kembali bekerja, giliranku menjaga kasir.”

“Baiklah.”

<><>><<><>

Aku mendorong knop pintu perlahan. “Maaf berantakan.”

Yoona hanya tersenyum manis lalu berjalan menuju dapur, setelah meletakan barangnya di ruang tamu, sementara aku pergi ke kamar mandi sebentar.

“Kau sudah masak?” tanya Yoona saat melihatku diambang pintu dapur.

“Hm? Ani. Beberapa hari ini aku tak memasak lagi.” Jawabku cepat. Aku berjalan mendekatinya.

“Lalu ini?” dia menunjuk dua piring spagethi. Aku mengernyitkan dahiku. Tak mungkin Seohyun yang memasaknya, dia pergi ke Canada tadi pagi. Dan Sunny? Sangat impossible seorang Sunny menginjakan kakinya di dapur setelah kejadian tahun lalu itu. Saat segalanya menghilang dari dirinya.

“Molla.” Jawabku asal. Aku memang tak tahu, kan?

“Ya sudahlah. Ayo kita makan!” tanganku meraih kedua piring tersebut dan menarik Yoona menuju meja makan.

<><>><<><>

“Hati-hati!” seruku pada Yoona yang sudah berada di pagar kayu. Dia tersenyum manis lalu menganggukan kepalanya kecil. Kembali pamit. Sopan sekali anak itu, gumamku kecil.

Selepas Yoona pergi kakiku masih berada di tempat yang sama. Kepalaku mendongak. Dengan menyipitkan mata aku menatap mentari musim semi. Hari masih siang.

Terik mentari menyapu lembut kulitku. Angin bertiup pelan, menyibak rambutku.

Kupejampkan mataku, meresapi hangatnya sang bintang siang.

Waktu telah berlalu. Dan aku tetap tak bisa berpaling darimu. Semua berubah, kecuali diriku,

Jessica-ah… bantu aku untuk menatap kedepan.

“Hhh…” aku menghela nafas pelan. Kau tak boleh lemah Yuri! Waktu terus mengejarmu meski kau bersembunyi darinya. Fighting!

Kutarik badanku dan masuk kedalam, menutup pintu perlahan.

Mataku menerawang lantai. Dan perlahan mendongak, menatap lurus.

Ruangan ini terasa luas tanpamu, Ssica-ah.

Jarum jam dinding terus berjalan. Waktu kerjaku masih nanti sore.

Kembali kulangkahkan kakiku menuju kamar.

Tapi entah kenapa, di tempat ini terasa berbeda. Ruangan ini masih memliki jejak Jessica. Masih tercium aroma farfumnya. Hangat dirinya.

Dan kamar yang rapi…

Eh?

Tunggu dulu! Kamar yang rapi!?

“EH!?” aku membelalak. Dengan langkah tergesa aku berkeliling kamarku. Mataku berkeliaran, mengamati semua benda-benda. Tak mungkin! Kamarku rapi!? Siapa yang merapikannya!? Tak ada yang pernah masuk kamarku kecuali aku dan Jessica!

Tep

Langkahku terhenti. Berpikir sejenak. Siapa yang melakukan ini? Tadi… makanan sudah tersedia. Dan sekarang kamarku rapi…?

Hanya satu nama yang terbesit, yang mungkin melakukan semua ini…

Jessica…

BRUUK

Aku terjatuh, terduduk.

Tak mungkin! Tak mungkin!!

“Arrgghhhhhh!!” aku mencengkram kepalaku kuat. Kepalaku terasa berdenyut saat memikirkannya.

Jernihkan pikiranmu Yuri!

Tak mungkin Jessica yang melakukannya…

Tak…

Mungkin…

“Pporin…”

Mataku menangkap sesosok boneka teddy, duduk, tepat disampingku. Dengan cepat aku menoleh.

Kuraih boneka tersebut dengan tangan bergetar. T-tak mungkin Pporin yang melakukannya, kan…?

“Pporin-a…” Jariku mengelus perlahan kepala lembutnya. Kutatap kedua mata kancing Pporin. Tak ada yang ganjil. Lalu apa yang terjadi?

“Yuri-a…”

Sebuah bisikan halus terdengar. Aku tak memperdulikan suara itu. Kepalaku masih terasa berdenyut. Sakit.

“Yuri-ah…”

“Yuri…”

Aku menengadahkan kepalaku, merasa suara itu berasal dari sana. Tapi tak ada yang kudapati.

Haha. Sudah pasti aku berhalusinasi.

Sebaiknya aku istirahat sekarang.

Aku beranjak menuju ranjangku. Perlahan kurebahkan tubuhku diatasnya. Fuuhh… begini lebih baik. Pelukanku pada Pporin semakin kueratkan.

Sunyi. Hanya suara jam dinding yang terdengar.

Mungkin aku lupa menutup jendela lagi, karena, kurasakan angin menyapu lembut kulitku.

“Yuri-a…”

Kubuka mataku perlahan.

Kudapati sesosok siluet Jessica disana. Berdiri dengan senyum indahnya.

“Ssica…” Aku bangkit dari tidurku. Ini bukan mimpi, kan…?

Jessica masih berdiri disana. Tangannya terulur padaku. Wajahanya terlihat beitu teduh. Serasa damai.

Kakiku turun dari ranjang, menapak lantai. Tanganku terangkat berusaha menggapainya. Kulangkahkan kakiku mendekatinya. Dia terus tersenyum, bersabar menantiku.

1 langkah… 2 langkah… sedikit lagi aku berhasil menggenggamnya.

Hingga tanpa sadar aku sudah berada di bibir jendela. Yang kurasakan setelahnya hanyalah hembusan angin yang menerpa tubuhku saat aku terjun bebas.

Jessica… dia berada disampingku. Tangannya masih terulur padaku. Kukaitkan tanganku padanya. Senyumnya semakin merekah.

“Kita sampai, Yuri…”

CIITTTTTT

BRRAKKKK

Terasa benturan yang sangat keras di kepalaku. Kurasakan beberapa organ tubuhku mulai mati.

Mataku menerawang langit. Sosok Jessica telah menghilang. Terganti dengan beberapa orang yang mulai mengerumuniku.

Dalam samar aku dapat melihat Pporin yang bertengger di bingkai jendela, tersenyum padaku. Dibelakangnya berdiri seorang… Krystal.

U – 1

10 Agu

Awlanya pengen jadi oneshoot, tp ternyata lebih gampang chapter.. hehe^^

TITLE:;: U
AUTHOR:;: Cherry Chibi>w<
CHAPTER:;: 1/?
CAST:;: Yuri, Jessica, Krystal
A/N:;: ini ff yuri-ku yg pertama ak post… mohon maklumi kalo aneh! Happy reading~>w<
WARNING:;: ooc, alur kecepeten, de-el-el, yg nekat baca gk tangguung klo ancur! >//< THIS FIC IS YURI! GIRL X GIRL! DON’T LIKE? DON’T READ! DON’T BASHING!

+KRRRINGGGG KRRIINGGG+

Hm? Ada telefon masuk. Segera kumatikan shower dan meraih bathrobku. Setelah mengikat tali bathrob aku meraih selembar handuk kecil untuk membungkus rambut basahku. “Ne! Sebentar!” seruku sembari membuka pintu kamar mandi dan menghampiri meja nakasku. Entah kenapa aku mengatakan kalimat bodoh seperti itu, jelas-jelas yang tak ada yang kuajak biacar.

Kuraih ponselku dan menekan tombol untuk menjawab, tanpa melihat nama penelefon. “Yobuseyo?”

+”YA! Kenapa lama sekali mengangkatnya?!”+ seru seseorang diseberang sana. Sebuah senyum langsung mengembang di wajahku mendengar suara ini.

“Jessica!? Bogosipoyo~” ucapku manja dengan aegyo seolah dia ada dihapanku. Terdengar dia terkekeh pelan.

+”I know. Nado bogosipoyo nae Yuri.”+

Senyumku semakin lebar mendengar kalimatnya barusan. Dan kurasakan pipiku sedikit menghangat mendengarnya. “Ah, bagaimana liburanmu?”

+”Seru sekali! Akan kuceritakan saat aku sudah sampai. Oh ya, kau mau titip oleh-oleh apa?”+ tanyanya antusias.

Aku mengerlingkan mataku sembari bergumam, “Eum… apa, ya?” aku berpikir cuup lama.

+”Palli! Mwoya?”+

“Terserah kau saja, deh.” Jawabku manis pada akhirnya. “Ah, aku sedang belajar merajut sekarang. bagaimana kalau kubuatkan sarung tangan?”

+”Yuri~ musim dingin masih lama. Baru saja ini musim semi.”+

“Tak apa. Ja, ukuran tanganmu berapa?” tanyaku sembari meraih selembar kertas dan pensil yang kuambil dair laci meja dan menggambar pola disana.

+”Bagaimana cara mengukurnya? Pakai apa? Ukuran jari kita berbeda, kan? Dan lagi aku tak membawa penggaris.”+

Aku terkekeh pelan. “Tak usah pakai penggaris. Ukur saja dengan liontin kembaran kita. Baiklah. Berapa liontin panjang pergelanganmu?”

Terdengar dia berpikir sebentar, lebih tepatnya menghitung. Setelah dia menjawab ukuran pergelangannya, aku kembali menanyakan ukuran lainnya. Semua kucatat di kertas tadi sembari mencorat-coret diatasnya dengan sign love dan namaku serta Jessica.

Tapi percakapan berakhir tepat saat ukuran terakhir dia jawab, sambungan putus begitu saja. Kulihat layar ponselku.

+LOW BATTERY+

“Aish!” kubanting posel ke pantal disampingku. Karena lupa mengisi battery aku harus mengakhiri percakapan kami. Sial! Padahal aku masih ingin bicara padanya~

Sambil mengomel tak jelas aku mencari charger ponselku di kamarku. Ish! Aku lupa menaruhnya dimana. Biasanya saat seperti inilah Jessica yang ingat letak barang-barangku, atau dia sudah merapikannya terlebih dahulu.

Tak kunjung menemukan charger akhirnya aku keluar kamar dan mencari diseluruh sudut ruangan. Mungkin saja nanti Jessica akan menelefon lagi, jadi aku harus menyiapkannya.

Dua jam berlalu tanpa ada hasil apapun. Tapi, entah sejak kapan tanganku bergerak sendiri untuk merapikan barang-barang yang kemungkinan menutupi charger.

Aku terdiam bengong melihat hasil kerja kerasku sendiri. Yah, walau tak serapih Jessica tapi ini sudah sangat jauh dari kerapian rata-rata seorang Yuri. Tapi lelah juga ternyata. Aku merabahkan tubuhku diatas sofa dengan sedikit kasar. Mataku menerawang langit. Aku tak dapat membayangkan betapa lelanya Jessica saat merapikan rumahku.

Tiba-tiba kantuk menyerangku. Mataku terasa sangat berat. Aku menguap lebar. Dan setelahnya aku tak dapat merasakan apa-apa lagi.

<><>><<><>

KRRRRRRRRRRRRIIIINNGGGG

Dering alarm membuka mataku dalam sekejap. Aish! Alarm sialan! Padahal bagus tadi aku mimpi bertemu Jessica.

Dengan malas-malasan aku turun dari sofa dan berjalan menuju kamarku. Kumatikan alarn diatas meja kemudian menguap lebar sembari merenggangkan ototku. “Aahhh~” kulirik ranjang disebelahku. Ponselku masih ada disana.

Kuraih ponselku dan menyalakannya. Tapi tentu saja, tak bisa. Kuletakan kembali ponselku pada tempat sebelumnya. Aku masih malas untuk mencari charger-nya.

Ah iya, aku kan mau membuatkan Jessica sarung tangan. Tapi sebelumnya… kurasa aku harus mandi dulu. Kusambar handuk yang tergantung didekat pintu kamar mandi dan masuk kedalam kamar mandi.

<><>><<><>

Tik… tik… tik…

Suara jam dinding terdengar jelas. Hanya suara itu yang menemaniku sekarang selain jarum sulam dan tumpukan benang wol. Aku berkonsentrasi pada sulamanku.

Sedikit lagi…

“Ahhhh!!” seruku ketika tanpa sengaja tanganku menyenggol tempat jarum hingga akhirnya beberapa jarum sulam jatuh, berserakan di lantai.

Nanti saja, pikirku. Kembali kulanjutkan rajutanku. Tapi gerakanku terhenti ketika bayangan Jessica melintas di benakku. Kalau dia tahu aku tak segera membereskan benda yang berserakan seperti ini, dia pasti akan mengomel sambil membereskannya.

Aku tersenyum membayangkan wajah kesalnya saat berbicara panjang lebar tapi tanpa menatap orang yang dimarahi. Segera kuselesaikan sulamanku dan langsung berjongkok, memungut satu-per-satu jarum sulam yang berbagai jenis itu.

Setelah membereskan semua alat sulamku aku beranjak menuju jendela besar ditengah-tengah salah satu dinding di ruangan ini. Mataku menerawang langit pagi yang cerah. Err, lebih tepatnya silau. Aku menyipitkan mataku dan menggunakan tanganku untuk mengurangi cahaya yang masuk dalam mataku. Kembali aku tersenyum saat bayangan Jessica berkelebat.

“Yuri! Jangan berjemur diatas jam 10! Lihat! Ini sudah jam 11 30.”

Kalimat itulah yang biasanya aku denger disaat seperti ini. Atau…

“Tutup jendelanya! Serbuk bunga bertebaran dimana-mana, kau tahu?”

Yah, walau kami sama-sama tak alergi serbuk bunga, tapi kucing pemberian Jessica dulu alergi pada serbuk bunga. Aku tak bisa faham, bagaimana seekor kucing bisa alergi serbuk bunga? Tapi juga… karena serbuk bunga akhirnya kami kehilangan kucing gendut itu. Aku sampai repot harus menenangkanya saat itu. Dan yang paling kusesali adalah, kenapa aku sampai berpikir untuk membawanya keluar dengan alasan agar antibody-nya terbentuk? Padahal sudah jelas dia terus-terusan bersin.

Aku tertawa pahit mengingat kejadian menyedihkan itu. Sudahlah, yang berlalu biarkan.

Angin bertiup pelan, menyapu kulit dan rambutku dengan lembut. Setangkai daun ikut terbang bersamanya. Kutengadahkan tanganku untuk menangkap daun tersebut. Dan ajaibnya daun tersebut jatuh tepat di tanganku. Kutarik kembali tanganku dan mengamati daun itu. Warnanya kuning pucat, daun kering yang rapuh. Aku mengerutkan keningku. Musim semi begini ada…?

Kuedarkan pandanganku pada tanaman-tanaman disekelilingku, yang besar maupun kecil. Dan tak satupun ada yang berwarna kucing pucat. Ahh, mungkin bawaan angin saja.

Kutarik diriku menjauh dari bibir jendela lalu menutupnya. Angin dingin masih bertiup diluar sana…

<><>><<><>

“Yap! Selesai!” aku tersenyum memandangi kotak yang dibalut kertas kado bergambar hati didepanku. Baru saja aku selesai membungkus sarung tangan buatanku itu. Semoga Jessica senang dengan polanya, ucapku dalam hati.

Jessica pulang nanti malam, mungkin lebih baik aku menyerahkanya besok pagi.

“Ahhh~” aku merenggangkan ototku. Lumayan lelah juga membungkus kado dengan rapi seperti tadi. Kutarik sebuah bantal yang tak jauh dariku, kuletakan tepat dibelakang tubuhku lalu kepalaku kubaringkan diatas bantal tersebut.

Semerbak farfum yang sangat kukenal tercium saat kujatuhkan kepalaku di bantal. Ini aroma Jessica. Ahh~ aku jadi merindukannya.

Aku tersenyum tipis, memejamkan mataku, menghirup aroma ini dalam-dalam, berharap itu sedikit mengobati rinduku padanya. Kembali kubuka mataku sesaat, lalu kupejamkan kembali. Mungkin dengan tidur akan membuat waktu berjalan cepat.

<><>><<><>

DEG

Seketika aku membuka mataku dan bangkit dari tidurku. Beberapa butir air mengalir dari pelipisku. Nafasku terasa tak beraturan. Mimpi apa aku tadi!?

Tadi, aku bermimpi… ah, bukan mimpi! Aku tak bermimpi apa-apa tadi, kurasa. Tapi entah kenapa ada perasaan kuat yang medorongku untuk membuka mata. Dan saat aku terbangun kudapati tubuhku sudah penuh peluh dan nafas yang teratur seperti habis lari jauh.

Kuraih bantal dibelakangku dan kupeluk erat. Entah kenapa ada perasaan takut, khawatir, entahlah perasaan apa itu, yang pastinya perasaan tak enak yang sangat kuat. Dan entah kenapa, perasaan itu seolah terhubung dengan Jessica. Dia tak apa-apa, kan?

Baiklah, Yuri. Tenangkan dirimu! Kau hanya bermimpi buruk, ok?

Kembali kuletakan bantal dan kubaringkan tuubuhku pada posisi semula. Kucoba untuk memejamkan mataku, tapi tak bisa. Perasaan tak enak itu terus menghantuiku. Aku sangat cemas pada Jessica! Itulah yang kurasakan.

Segera aku beranjak ddari posisiku dan berlari menuju luar, tepatnya menuju rumah Jessica.

Sepanjang perjalanan perasaan itu semakin kuat, dan kuat. Dan perasaan itu terbukti saat kulihat dua buah mobil pemadam kebakaran terparkir didepan rumah Jessica. Beberapa orang berkumpul untuk membantu.

Aku berlari mendekati rumah yang kini memliki bekas gosong di beberapa tempat. Seorang yeoja menghampiriku dan langsung menarik lenganku begitu melihat kehadiranku.

Dia menarikku menuju sebuah mobil ambulance. Dapat kulihat seorang yeoja terbaring diatas kasur dorong yag berada didalam ambulance tersebut. Itu Jessica…

Aku tak dapat menhaan air mataku lagi. Kudekati sosok itu dengan cepat, tapi seorang ahjussi menahanku.

“Agashi, tolong jangan dekati dulu.” Ucap ahjussi tersebut. Aku berusaha melepas cengkraman tangannya padakau dengan sekuat tenaga. Aku berontak.

“JESSICA!! JESSICA!!” seruku sembari menggenggam tangannya pelan. Kuraba urat nadi di pergelangan tangannya.

Deg “!”

Aku berbalik menoleh pada Krystal yang masih terdiam sesunggukan disana dengan cepat. “Ja-jangan katakan padaku dia…” kalimatku terpotong ketika Krystal menganggukan kepalanya pelan.

“Jessica unnie sudah pergi…” ucapnya pelan, sangat pelan dan bergetar. “Di-dia berusaha menelefonmu. Saat itu dia sedang menghidupkan kompor, dan gasnya…” Krystal tiba-tiba ambruk, terduduk di tanah sembari mencengkram pakaiannya yang sedikit terbakar.

Aku membeku di tempat.

Jessica… telah…

“ANDWAE!!” bentakku. Terlihat Krystal cukup terkejut dengan teriakanku. Dia mengangkat wajahnya.

Segera kuberbalik pada Jessica. Wajah itu… dengan ekspresi seperti itu tak mungkin dia sudah meninggal, kan?

Hahaha. Aku tertawa pahit sendiri.

Bibir itu… dengan bibir semerah itu tak mungkin dia telah tiada, kan?

Dia…

“JESSICA!!” kuguncang pelan bahunya. “JESSICA!! JANGAN BERCANDA!! BANGUNLAH DAN KATAKAN KAU HANYA MAIN-MAIN!!”

“Unnie!! Yuri unnie!!!” Krystal berusaha menarik tubuhku, menjauhkanku dari Jessica.

Tidak! Aku tak ingin berpisah dengannya!!

Aku terus berontak, tak ingin bergeser sedikitpun menjauh dari Jessica.

“YURI UNNIE!!”

Aku…

Seketika pandanganku kabur. Dan perlahan semuanya menjadi gelap…

__0x0

Ak gk tau gmn sifat n charanya Yuri unnie n Jessica unnie TT__TT jd klo ooc mohon maaf! *sujud2*

Coment please? ^^

Semakin banyak yg coment, makin cepat dilanjutin n dipost chapter lanjutanya~

{TEASER} Playboy Made Me Crazy

12 Mei

Title: Playboy Made Me Crazy (TEASER)
Author: Han Hyo Hee
Genre: Angst, Sad, Romance, Friendly, Family
Cast:
*YOU
*Lee Hyukjae
*Kim Hyoyeon
*Choi Jina as G.NA
*Jessica Jung
Foreword:
just my imagination.Cuma mw ngajak para reader bwt ber-angst ria.Hoho#ktawa nista#
0key.Enjoy aja…
Description:
Park ______ (YOU) adalah seorang yeoja biasa yg awalnya benci dgn namja.Tapi,suatu ketika kau bertemu dengan seorang namja yang membuatmu menaruh hati padanya.Kau pun menjalin hubungan dengan namja yg brnama Hyukjae itu.Semuanya mengalir seperti air.Namun semua kacau dgn terungkapnya sosok Hyukjae yg sesungguhnya seorang playboy.Dan ternyata dia telah berselingkuh dengan beberapa yeoja.Diantaranya adalah sahabat lamamu dan seorang yg menghancurkan keluargamu.Kau semakin frustasi dengan berita perjodohan Hyukjae.
Bagaimana nasip kalian?Happy end?Sad end?Tunggu kelanjutannya…
_need coment.^^.kalo ga ada coment ni cerita ga akan aye bkin.hehe_

Let You Go

17 Feb

Title :: Let You Go
Author :: Lee Yoora
Genre :: Romance
Rating :: NC-17 or NC-21 (??)
Cast Main :: Nadya as Author as Lee Yoora Random Kpop Artist
Disclaimer :: DON’T be a PLAGIATOR!!
NB :: Annyeonghaseyo !! Lee Yoora balik dengan sebuah kisah yang cukup menarik. Hahaha, kali ini author pingin nulis yang ‘NC’ . kalau kalian ngga suka NC alias ‘eneg’ kalian lewatin aja, terus baca yang selanjutnya.
Okee~ dari pada banyakan curcol, mending kita baca ajah eaaa ~
HAPPY READ :]

Aku duduk termenung di pasir pantai yang lembut ini. Menatap lurus kearah laut. Ombak berdesir pelan, meninggalkan buih buih putih di pasir, sepoi sepoi angin membelai pelan wajah dan rambutku. Namun suasana tenang dan damai ini tidak dapat mengurangi rasa kecewaku, rasa sedih dan sakit hatiku.
Tak terasa, bulir-bulir air mataku meleleh, membasahi pipiku. Kuhapus, namun air mata ini kembali turun tak terkendali.
Tuhan, kenapa kau tak biarkan dia berada di sisiku ? kenapa kau tak membiarkan kami bersama ?
padahal aku kira dialah yang kau takdirkan untukku…

—- Flashback 2 years ago—-

_Yoora PoV_
:: Kediaman keluarga Lee ::
“Oppa , aku deg-deg-an…” kataku cemas. Aku meremas gaun krem yang aku kenakan, hari ini adalah pertunanganku dengan Jonghyun. Aku mengenakan gaun krem panjang , rambutku di biarkan tergerai. Aku menatap kaca. Persaanku saat ini senang, gembira bercampur dengan cemas dan bingung
“Tenanglah, apa yang musti kau cemaskan Yoo ?” kata Jinki oppa yang sedari tadi duduk di sofa pojok ruangan
“Aiiigoo~ yodongshaeng-ku benar benar cantikk…” ujar Sunkyu unnie menyeruak masuk ke dalam dan segera mengelus kepala-ku , meraih sisir dan menyisir rambutku pelan “tak kusangka kau mendahului kami. Hahahaah~”
Aku tersenyum simpul “Ne… makanya Unnie dan Oppa bergegas menyusul. Hahaha…”
Sejenak kami bercengkrama, melupakan kegugupan yang dari tadi menyergapku
“Yoora, acaranya sudah mau dimulai…” kata Taeyeon unnie yang membuka pintu perlahan. Seketika itu juga aku memaksakan seulas senyum. Aku gugup sekali, sampai tangaku bergetar
“Tenanglah, ini hari yang membahagiakan Yoora sayang…” kata Sunkyu unnie yang merasakan tanganku yang gemetar cukup hebat “Ppali, jangan membuat Jonghyun menunggu”
Aku mengagguk lalu mulai melangkah keluar

:: next day ::

Aku bangun dari tidurku, mataku mengerjap beberapa kali. Aku meggeliat sebentar, lalu menatap cincin yang melingkar di tangan kiri-ku. Sebuah cincin sederhana yang terbuat dari emas putih dan bertahtakan berlian kecil di tengahnya.
Aku bergegas mandi dan menuju ruang makan. Di sana sudah duduk kedua kakak ku. Biasa, Amma di ruang kerja dan Appa sudah berangkat ke kantor sejak pagi tadi.
Aku menggeser bangku dan duduk di bangku itu. Meraih garpu dan pisau lalu mulai memotong waffle di depanku, melahapnya.
“Kenapa baru bangun ?” tanya Sunkyu unnie
“Hmm..semalam aku tidur jam 1-an. Tentu saja aku masih mengantuk…” ujarku malas, melahap kembali waffle dan menyeruput coklat panas
“Baguslah, oiya aku dan Sunkyu akan liburan ke Paris seminggu ini. Kau jaga rumah dengan baik ya sama Jonghyun” kata Jinki Oppa menggodaku
“Uhhuukk…” aku tersedak “Maksud oppa ??”
“Kau kan sudah bertunangan dengan Jonghyun, jadi kalau kalian tinggal bersama juga sudah tidak terlalu mengkhawatirkan bukan ?” jelas Sunkyu unnie
Aku terbelalak “Taa..tapi…”
“Tidak ada tapi-tapian. Apa kau mau dirumah sendiri selama seminggu ?” ujar Jinki Oppa sembari menatapku tajam
“Amma, Appa ? mereka kemana ?” lanjutku
“Mereka akan Honeymoon ke Jepang” uca Sunkyu unnie lalu memakan salad-nya dengan ganas
“Hahaha, lucu. Mereka sudah tua tapi ingin Honeymoon…” Jinki Oppa tertawa ngakak
“Ssssshh~ kalau Amma dengar bisa bahaya !” ujarku sembari menempelkan jari telunjukku ke bibir
“Ehem, memang ada yang lucu ?” tiba-tiba Amma sudah duduk di meja makan, dan dengan anggun memakan steak di depannya, menyeruput wine-nya pelan
Kami ber-empat diam, makan tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Keaberadaan Amma membuat kami canggung untuk berbicara
“Yoora…” panggil Amma. Aku menoleh
“Ne ?”
“Kau tidak keberatan tinggal serumah dengan Jonghyun kan ?” tanya Amma. Aku menelan waffle-ku sedikit terasa lebih berat
“Animida Amma. Kenapa memangnya ? ini juga bisa sebagai latihan untuk aku memahami Jonghyun lebih jauh lagi kan ?” jawabku mantap
Amma tersenyum simpul, entah setelah berapa tahun aku baru dapat melihat senyum Amma lagi
“Arrasoo~”

:: Butik ::

Aku sedang melamun, memandang beberapa pembeli yang lalu lalang di butik milikku. Butik ini kudirikan dua tahun lalu dengan bantuan modal dari Appa, yah, syukurlah butik ini cukup laris.
“Jagiya…” sebuah suara yang sangat akrab terdengar di telingaku, aku mendongak
‘Chu~’ langsung saja sebuah ciuman mendarat di bibirku “ummh~ Jonghyun…”
Ia melepaskan ciumannya “Hahaha, kaget ?”
Aku mengangguk pelan, lalu tersenyum “Ada apa kemari ?”
“hem, mau bantu aku membereskan barangku ?” tawarnya
“Hah ? memang kau mau pindah kemana ?” tanyaku penasaran. Ia memonyongkan mulutnya
“Sudah jelas aku akan tinggal bersamamu kan ? neo jeongmal pabo yeoja !” cibirnya, segera sabuah pena meluncur ke wajahnya “YA~ apuu…”
“Kau juga, sudah jelas aku tunanganmu. Malah kau bilang pabo yeoja…” umapatku lalu memutar tempat dudukku membelakangi meja. Ia berjalan kearahku
“Hei, dengarkan. Kalau kau pabo yeoja, maka aku pabo namja. Untuk apa aku mau dengan seorang yeoja yang benar benar bodoh kalau aku sendiri tidak bodoh ?” ujarnya bijak,. Inilah sisi yang aku sukai dari seorang Kim Jonghyun.
Dia kadang bisa menjadi anak-anak yang sangat manja, tapi saat dibutuhkan dia bisa menjadi seorang yang sangat bijaksana.
Ia mengecup bibirku lembut “Jadi, mau membatuku ?” tanya-nya
“Ne…” jawabku pelan lalu beranjak dari tempatku “YoonA-ssi, tolong jaga butik ini selama aku pergi ya ?”
Assisten kepercayaanku itu mengagguk mengerti, lalu duduk di mejaku, mulai sibuk mencatat.

:: Kediaman keluarga Lee ::

“Jadi Ahjumma…”
“Amma, kau sudah menjadi bagian dari keluarga Lee , Jonghyun-a” kata Amma bijak
Jonghyun tersenyum simpul “Arraseyo Amma, jadi aku tidur dimana ?”
Amma tertawa ringan “Tentu di kamar Yoora, mau dimana lagi ? dikamar tamu ?”
Aku dan Jonghyun bertatapan, saling melempar tatapan heran ‘apa-maksud-nya-itu’
“Hahaha, jangan heran. Kenapa ? kalian masih malu ? dasar anak jaman sekarang. Sudahlah, terserah kau saja kalau begitu, Amma masih banyak pekerjaan” kata Amma lalu kembali di sibukkan dengan laptop di depannya
:: Yoora’s Room ::
Jonghyun menaruh koper ukuran sedang di pojok kamar Yoora, kamar dengan cat tembok berwarna abu-abu muda dan hiasan minimalis, sebuah sofa di ujung ruangan, meja kecil di sampingnya, kursi” kecil di balkon, sebuah meja rias dan sebuah lemari cukup besar
“Jagiy, mau jalan-jalan ?” tawar Jonghyun sembari mendekap erat tunangannya itu
“hem…mau kemana ?” tanya Yoora penasaran. Jonghyun merebahkan diri di kasur empuk yoora
“Hhhhh~ ke taman, jalan-jalan mungkin. Atau, yah apa deh… aku bosan” kata Jonghyun
“Mwo ? jadi kau bosan berdua denganku ?” goda Yoora, Jonghyun langsung panic
“Aniy ! kenapa kau berpikiran seperti itu sih jagiy…” ucap Jonghyun manja sembari memeluk bahu yoora
“Sssshh ! sudah, ayo kita jalan-jalan saja” kata Yoora akhirnya

:: Taman ::

Aku duduk di kap mobil, sembari menengguk cola. Menunggu Jonghyun yang tadi hilang entah kemana. Tiba-tiba dia sudah berada di sampingku
“Kemana saja kau jagiy ?” tanyaku, begitu dia bersandar di kap mobil sampingku
“Heh ? tadi aku membeli ini” ia menyodorkan sebuah kantong plastic yang berisi sekotak besar es krim vanilla
“uwaaa~~” aku terkesiap, aku memang paling suka makan es krim. Jonghyun menyodorkan sebuah sendok padaku, lalu duduk di sebelahku dan ikut memakan es krim.
“Jonghyun-aaa !” tiba-tiba sebuah suara memecah acara makan es krim kami
“Jessica Noona ?” ujar Jonghyun tak percaya
“Noo…Noona ?” bisikku tak kalah heran. Gadis berambut pirang itu segera berjalan ke arah kami, Jonghyun turun dari kap mobil, aku mengikutinya.
“Ohhh~ aku tidak bisa percaya aku dapat bertemu denganmu lagi Jonghyun-aa. Jeongmal bogoshipo~” katanya lalu dengan mesra memeluk Jonghyun.
Tiba-tiba sebuah petir menyambar jantungku ‘beraninya dia berpelukan dengan gadis lain di depanku ?’ batinku
“Permisi, aku tinggalkan kalian berdua…” ujarku lalu menunduk sedalam-dalamnya, lalu pergi
“Yoo~~ chankaman !” teriak Jonghyun, namun aku tidak memperdulikannya, aku terus berjalan menjauh

_Jonghyun PoV_

“Yoo~~ chankaman !” teriakku, namun ia terus berjalan menjauh. Saat aku akan mengejarnya, Jessica noona meraih tangaku
“Hey, kita sudah 3 tahun tidak bertemu. Kau tidak merinduka aku ? padahal aku benar-benar merindukkanmu” kata Jessica noona manja sembari menggelayut manja di lenganku
“eh…euh…ya, Noona…aku”
“Siapa gadis itu ? adikmu ya?” tanya-nya asal
“Dia tunanganku” jawabku santai. Matanya terbelalak
“Hah ? jangan bohong Jonghyun-aa. Dia masih anak-anak” ujarnya sembari tertawa. Aku mendengus
‘setidaknya dia bersikap lebih dewasa daripada kau noona. Tingkahmu seperti anak kecil’ batinku. Namun aku tetap tersenyum, senyum yang menurutku sangat di paksakan
“Tidak bagiku…” kataku
“Haisssh, terserah kau lah. Bagaimana kalau kita jalan-jalan saja ? mau kan. Pasti mau, ayoo~” tiba-tiba dia menarikku ke dalam mobilnya, sebelum aku sempat menolak dia telah menutup pintu mobil dan menguncinya
‘nenek sihir sialan’ umpatku dalam hati

_Yoora PoV_

Aku menghapus airmataku yang mengalir cukup deras. Tiba-tiba sebuah tissue mendarat di pipi-ku dan menghapus air mataku
“Noona tidak boleh menangis…”
Aku mendongak, telah berdiri Taemin di depanku sekarang, yang dengan lembut mengusap air mata yang mengalir membasahi pipiku
“T..aemin” kataku parau
Ia duduk di sampingku “Kenapa kau menangis Yoora ? jangan kaget kalau aku memanggilmu Noona ya ? kau sebentar lagi menjadi noona-ku”
Lalu satu persatu pengakuanku meluncur dengan bebas dari mulutku
“Oooh, si Jessica Noona toh” Taemin mengagguk-angguk
“Kau tahu dia ? siapa dia ? apa hubungannya dengan Jonghyun ?” tanyaku penasaran. Ia menatapku
“Sejak SMP dulu, dia sudah mengicar Jonghyun, sayang Jonghyun sama sekali tidak tertarik dengannya. Yah, asal kau tahu saja, si Jessica itu tidak benar-benar menyukai Jonghyun, yah bagaimana yah ? begitulah kenyataannya…” jelas taemin panjang lebar “Kau tidak usah khawatir, aku tahu Hyung, dia hanya mencintaimu yool”
Aku tersenyum tipis “Gomawo Taemin-aa”
Ia berdiri “sebaiknya aku pergi dulu, aku harus kuliah sekarang. Ddaddah Noona, telponlah Jonghyun…”
Aku tersenyum, lalu meraih ponselku, memencet tombol 2 dan menelponnya. Panggilan cepatku untuk Jonghyun.
Dilayar segera tertulis “Calling : My Bling_Bling Boy”
‘tuut..tuuut…tuut’

_Jonghyun PoV_

“Jonghyun-aaa, kkaja, masuk ke sana” Jessica Noona berseru dengan girang, sementara aku kewalahan membawa semua belanjaannya yang, Ya Tuhan… tangaku sudah tidak sanggup membawanya
Tiba-tiba aku merasa HP-ku bergetar aku berusaha meraihnya “ukkhh…aakkhh~~”
Tiba-tiba Jessica meraih HP di saku-ku dan membuka flapnya
“Maaf, dia sedang sibuk bersamaku, oh, kau gadis kecil tadi ya ? sudahlah dia lebih senang bersamaku ketimbang denganmu. Bye…” katanya singkat lalu menutup flap HP-ku dengan kasar
“NOONA !!” bentakku. Ia terperanjat kaget, nyaris menjatuhkan HP-ku. Kurasa beberapa pasang mata sedang menatap kami sekarang
“Mwwooo~” suaranya bergetar, ketakutan mendengar bentakanku tadi
“Kau tidak berhak mengangkat telpon dari HP-ku. Kau bukan istriku, bahkan kau bukan siapa-siapa bagiku…” ujarku tegas. Dia sudah kelewat batas kali ini, aku menjatuhkan semua belanjaannya ke lantai, menyambar HP-ku dan beranjak pergi

_Yoora PoV_

“Maaf, dia sedang sibuk bersamaku, oh, kau gadis kecil tadi ya ? sudahlah dia lebih senang bersamaku ketimbang denganmu. Bye…” kata suara di sebrang yang dapat aku artikan sebagai suara dari Jessica
“Arraseyo…” kataku pelan lalu memutuskan sambungan. Kumasukkan HP-ku ke dalam saku. Lalu berjalan dengan lunglai ke mobil dan mengendarai mobilku pulang.
Airmataku tak terbendung lagi, pandanganku buram saat ini tertutup air mata.

:: Kediaman keluarga Lee ::

Aku masuk ke dalam kamarku, dan menutup pintunya rapat-rapat. Aku menangis sekuatku, menjerit mendekap bantalku erat.
Aku sedang cemburu berat, rasanya sakit, sedih, marah !! aku tidak tahu musti berbuat apa
‘tok tok tok’ suara pintu kamar di ketuk
“Jagiya, buka pintunya…jagiya” teriak Jonghyun dari luar
Aku mengacuhkannya, aku terus menangis dan berteriak-teriak tidak karuan. Aku lirik jam dindingku, 7 malam. Huuuh~ aku ketiduran. Payah !
‘kreeeekk’ pintu kamar di buka perlahan
‘heeh ? benar juga masih ada kunci cadangan. Sial !’ umpatku dalam hati
“Mau apa kau kesini hah ?! masih tega kau…hhh..hhmmpphh~” tiba tiba dengan liar dia membungkam mulutku dengan bibirnya
“aku hanya mencintaimu bodoh ! aku tidak mencintai orang lain !!” ujarnya pelan di telingaku. Aku menangis di pelukannya
“Aku cemburu…aku marah..~” kataku lagi. Dia memelukku makin erat. Dia mulai mencium bibirku pelan namun dalam
“Jeongmal saranghae” ujarnya

_Author PoV_

Jonghyun mencium bibir Yoora dengan ‘ganas’. ia melumat bibir atas dan bibir bawah gadis itu bergantian, tak lama Yoora tergoda, ia ganti melumat bibir Jonghyun membuka mulutnya, membiarkan lidah Jonghyun memainkan lidah mungilnya, menelusuri rongga mulutnya
Yoora merasa sulit bernafas, ia berusaha melepaskan ciumannya, namun Jonghyun menahan tengkuknya
“hhhh~ Jong…Hhhh~”
Jonghyun melepaskan ciumannya, membiarkan gadis itu bernafas sebentar. Lalu kembali melumat bibirnya. Jonghyun turun ke leher putih milik Yoora, meniupnya pelan lalu menjilatnya
“hhhh~” yoora mendesah, desahan itu membuat Jonghyun makin ganas meciumi leher Yoora, leher yang tadinya mulus itu kini penuh dengan kissmark merah. Tangan Jonghyun mulai membuka satu-persatu kencing kemeja Yoora lalu kemeja itu di buang dengan sembarangan.
Jonghyun mulai meremas dada Yoora, membuat Yoora mendesah pelan. Jonghyun sangat menikmati desahan-desahan itu. Begitu pula Yoora, dia juga menikmati setiap sentuhan Jonghyun. Tangan Yoora mulai melepas kemeja Jonghyun. Membiarkan tubuhnya dan tubuh Jonghyun bertemu.
“hhhh~” desah Yoora lagi saat Jonghyun kembali meremas dengan ganas dada-nya. Tangan Jonghyun mulai merambat ke pengait bra Yoora, melepasnya dan membuangnya.
Bibir Jonghyun kini sedang menikmati dada yoora mengulumnya pelan, membuat kissmark disitu. Seakan tak puas dia kembali menelusuri bibir dan leher Yoora. Yoora balas mencium dengan lembut leher Jonghyun, melumat bibir Jonghyun
“Jagiy…hhh….hhh” kata Jonghyun di sela-sela ciumannya
“hhhh~ apaa….?” Yoora sedikit tidak memperdulikan jagiya-nya itu, dia masih asyik memainkan lidahnya di mulut Jonghyun
“Aku ingin kau hhhhh…. Menjadi…. Milikku… seutuhnya” ucapnya
“mmwoo ??” Yoora melepaskan ciumannya
“Ijinkan aku…” kata jonghyun, lalu meraba paha Yoora, menurunkan resleting hotpants Yoora, melepas Hotpantsnya dan melemparnya
“Arra…” kata yoora sembari tersenyum nakal, sembari menikmati ciuman dari Jonghyun, perlahan ia menarik sabuk Jonghyun, dan melepas celana panjangnya. Jonghyun mendorong yoora ke posisi tidur
“Saranghae…” ujar Jonghyun
“Na ddo…” jawab Yoora

:: Morning ::

_Yoora PoV_

Aku membuka mataku pelan, ukhh~ aku menatap sekitarku. Ternyata aku sedang berbaring di dada bidang milik Jonghyun yang shirtless. Aku menggeliat sebentar
“Ummhh~ kau sudah bangun ?” tanya-nya dengan nada suara yang lembut
“ne…” kataku pelan lalu mengecup bibirnya “morning kiss”
Ia tersenyum simpul, lalu mengelus-elus kepalaku “Kau yang terbaik Jagiy…” ujarnya nakal
Aku memukul pelan lengannya “Nakal~”

:: Kediaman Keluarga Jung ::

Jessica terlihat kesal, ia menghentakkan kakinya sepanjang jalan. Membentak-bentak pelayan yang sebenarnya tak bersalah, hanya sedang sial saja mereka.
“Unnie, apa yang terjadi ?” tanya Krystal di meja makan
Jessica mendengus kesal “Ada gadis cilik yang merusak kencanku dengan Jonghyun !!”
Mata indah Krystal membulat “Maksud unnie, Lee Yoora ?”
Jessica tersedak salad buah yang baru dia lahap “uhuk…uhuk, kenapa kau bisa tahu namanya ?”
Krystal tersenyum sinis “Hahaha, tentu aku tahu. Dia adalah tunangan si Jonghyun itu kan ?”
Jessica mengagguk
“Tenanglah unnie, kalau kau benar-benar menginginkan si Jonghyun itu, aku tahu caranya” Krystal mulai membiacarakan rencana liciknya itu.
Jessica tertawa puas “hahaha, itu sangat licik Krystal. Tapi aku suka itu !”

:: 1 bulan kemudian ::

Rencana pernikahan yoora dan jonghyun sudah tersusun dengan baik. Mereka telah memilih bulan pernikahan mereka, tanggal 10 bulan 10 tahun 2010. Semua telah di persiapkan cukup baik sampai suatu hari

:: kediaman keluarga Lee ::

Tidak seperti biasa, Mr.lee jatuh sakit dan tidur di kamar seharian
Yoora perlahan masuk ke dalam kamar Appa, duduk di samping ranjang Appa-nya itu
“Appa, apa yang terjadi ? mau ceritakan padaku ?” tanya Yoora dengan hati-hati
“Saham Appa yang sebagian besar di pegang oleh Mr.Jung, kini menahan sahamnya. Kalau dalam waktu 3 bulan saham itu tidak kembali, maka habislah perusahaan Appa” kata Mr.lee lemah
Yoora membekap mulutnya “a…apa ? itu…”
Mr.lee mengalihkan pandangannya. Yoora tahu, masalah perusahaanlah yang selama ini mempengaruhi emosi Appa-nya itu. Kalau perusahaan bangkrut, maka…

:: Yoora’s room ::

Yoora duduk terpaku di balkon kamarnya, memandang lurus ke arah langit. Sesekali mendesah berat
“Jagiya, waeyo ?” tanya Jonghyun yang tiba-tiba sudah duduk di samping Yoora
“Ahh…uhhh~” yoora ragu, Jonghyun mendekat den mengcup bibir yoora “Arra…”
Yoora bercerita tentang masalah keluarga Jung yang menahan saham mereka, dan kalu dalam 3 bulan saham itu tidak kembali, perusahaan Appa-nya akan bangkrut

:: kediaman keluarga Jung ::

“aku tidak tahu Appa dan Amma akan secepat itu mengerti dan menahan saham mereka. Sebentar lagi pasti Jonghyun sudah merengek-rengek untuk menikah denganku. Hahaaha~” tawa licik Jessica memenuhi ruangan
“Kita tunggu saja tanggal mainnya. Wah,wah,wah, aku akan mendapatkan sepatu impianku rupanya” kata Krystal
“Kau akan mendapatkannya saat Jonghyun sudah menjadi suamiku !” ujar Jessica. Mereka berdua lalu tertawa terbahak-bahak
‘you better run run run run run’ suara ponsel Jessica, ia meraihnya
“Jonghyun!!!” bisiknya pada Krystal, Jessica me-loudspeaker-kan telpon dari Jonghyun dan menaruhnya di kasur
“Noona, kita perlu bertemu sekarang juga, di taman kota waktu itu” kata Jonghyun singkat, sebelum Jessica sempat menjawabnya, sambungan telpon terputus
“Aiigoo~ ppali !!” teriak Krystal menyuruh unnie-nya untuk segera bersiap

:: Taman ::

_Jonghyun PoV_

Aku menarik nafas panjang, dan berat. Aku tahu dalang di belakang permainan kotor ini adalah Jessica. Berapa banyak sih keluarga ‘Jung’ yang bisa bertindak sekotor itu kecuali keluarga Jessica ?!
Nah, dia datang… aku harus siapkan cadangan jantung satu lagi kalau tidak mau mati dengan semua kata-kata tidak jelas dari mulutnya itu
“uwaa~ jagiya, kau terlihat tampan hari ini !!!” kata Jessica sembari memelukku, aku mendorong tubuhnya kasar “wae ? kenapa kau sekasar itu padaku jagiy ??”
“Jagiya katamu ? huh, kau bukan siapa-siapa bagiku. Sudahlah, tidak usah menjilat dengaan kata-kata manismu itu. Katakana apa yang kau mau dariku !” pekikku tak sabar
Ia mengagguk-angguk “Arraseoo~~ aku ingin…”

_Author PoV_

“MWO ? kau ingin aku menikahimu ?!!” teriak Jonghyun histeris. Udah gila kali nih orang, dia sudah tahu Jonghyun punya tunangan tapi dia tetap nekat ?
“Jangan terlalu begitu lah, jangan munafik. Kau sudah tahu kan apa yang aku mau dari dulu?” ujar Jessica licik
“Lepaskan yoora, dan voila, mereka akan hidup tentram. Atau, pilihlah dia dan hidupmu dan hidupnya tidak akan tentram selamanya” desak Jessica. Jonghyun menahan nafas.
Ia tahu, ini akan terjadi. Dia tahu benar akal busuk Jessica, dia akan melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.
“…”
“…”
“Baiklah, aku akan menikahimu Jessica Jung !” ucap Jonghyun setelah beberapa saat dalam diam
“Ahahah !! bagus bagus, aku akan bilang pada Appa begitu sampai dirumah ! huhui !” Jessica melompat-lompat senang lalu memeluk Jonghyun. Jonghyun sama sekali tidak bergerak dari tempatnya
‘mianhae jagiya, aku harus melakukan ini. Demi kebaikanmu dan keluargamu’ batin Jonghyun

:: next day ::

Yoora menemukan sepucuk surat di meja kecil kamarnya. Ia menyeruput cappuccino hangatnya pelan. Kemarin, Appa-nya sudah baikan, saham mereka telah di cairkan kembali, namun ia mejadi heran kenapa belakangan sikap Jonghyun menjadi aneh padanya
“Umh, dari siapa ini ?” ucap Yoora lirih
Isi surat itu adalah sebuah kaset video. Yoora memasukkan kaset itu dan menyetelnya
“Baiklah, aku akan menikahimu Jessica Jung !”
‘PRAANG~’ gelas yang di pegang Yoora jatuh dan hancur berkeping-keping. Sama seperti suasana hatinya saat ini. Air matanya mulai membasahi pipinya
“ADA APA ?”
“YOO, GWENCANAYO ???”
Seru kedua kakak yoora bersamaan. Yoora menatap mereka sayu, air mata terus mengalir membasahi pipinya. Sunkyu reflex langsung memeluk adiknya itu, sementara Jinki memutar ulang video itu
‘KKLLAAKK’ remot dari tangan Jinki merosot dan jatuh kelantai, tak heran remot itu rusak. Kini kemarahan Jinki mulai memuncak, ia meraih amplop di dalam amplop coklat
—-
From : Jessica Jung
Hello gadis kecil…
Hahahahaa~ aku rasa aku yang memenangkan Jonghyun bukan ? jangan berharap kau bisa mendapatkannya lagi, atau nyawa Appa-mu taruhannya.
Hahahaha~ dadah anak kecil !!!
Oiya, bagaimana ? Jonghyun yang mau menikahiku kan ? aku tidak perlu mengemis padanya kan ? sekarang kau mau apa ????
Salam dingin ,
Jessica Jung, argh maaf, Mrs.Kim…
—–
Jinki meremas surat itu, melemparnya sembarangan. Lalu berlari.

:: Kediaman keluarga Kim ::

Jonghyun duduk termenung di kamarnya, mengacak acak rambutnya. Ia bingung, entah harus berbuat apa. Ia telah memutuskan menikahi Jessica, tapi… dia sama sekali tidak mencintai Jessica. Tetapi akan lebih runyam masalahnya kalau dia tetap menikahi Yoora, maka dia tidak yakin hidup mereka akan bahagia, terutama Mr.Lee…
“JONGHYUN KEPARAT ! KELUAR KAU !” sebuah suara membuyarkan lamunan Jonghyun, ia mengintip dari jendela
“Sial, Jinki Hyung. Apa yang Jessica lakukan hingga Hyung datang ke tempatku sih ?!” umpat Jonghyun sembari berlari keluar
“Hyung ak..”
‘buakhh !’ Jinki menghantam wajah Jonghyun tanpa ampun
“Hosh, hosh, KAU ! apa yang kau lakukan pada adikku HAH ?!! mengkhianatinya begitu saja ?! sadarlah ! Kau itu tunangannya !!” jerit Jinki. Jonghyun tidak berkutik
“Pukul aku lebih keras Hyung ! LAGI !! AKU PANTAS MENDAPATKANNYA !” pekik Jonghyun tak kalah keras
“jelaskan padaku apa maksud video itu ?” suara parau dari belakang menghentikan pertengkaran mereka
“Yoora…?” Jinki dan Jonghyun terpaku. Menatap gadis yang keadaannya tidak jelas itu, rambutnya acak-acakan, matanya merah dan sembab, serta pakaiannya yang kusut
“JELASKAN !!” jerit Yoora kalut
Sekarang, suara pelan Jonghyun menyeruak masuk ke dalam telinga Yoora, mencabik cabik hati yoora. Pengakuan yang sangat berat untuk di terima.
Perlahan, pandangan Yoora buram, kepalanya berat dan akhirnya ia jatuh pingsan di dekapan Sunkyu

:: 2 hari menjelang pernikahan Jessica dan Jonghyun ::

Sepucuk surat tergeletak di kasur Jonghyun. Jonghyun duduk dan meraih amplop putih itu, tiba-tiba ada benda yang meluncur ke kasurnya. Jonghyun meraih benda itu
“Cincin ini…” bisiknya tak percaya, ia mengamati cincin itu, itu adalah cincin pertunangannya dengan Yoora, tertulis jelas di bagian dalam cincin itu ‘Jonghyun’
——-
Dear My Bling_Bling Boy
Hari ini aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan kita
Hubungan, yang telah kita jalin selama 5 tahun terakhir
Mencoba menghapus segala memori tentangmu, walau aku tidak yakin hal itu akan mungkin
Sudah tidak ada harapan untuk aku agar dapat berada di sisimu lagi
Lusa, aku akan melihatmu mengenakan tuxedo berjalan ke altar gereja. Menunggu seorang yang sangat beruntung mendapatkanmu. Lalu memakaikan cincin di jari manisnya.
Aku sangat berharap bahwa gadis yang beruntung itu aku, namun apa boleh buat. Kau telah memilih wanita lain untuk mendampingimu..
Aku berharap kau masih dapat tersenyum padaku seperti dulu
Aku berharap kau masih dapat mengusap air mataku seperti dulu
Aku berharap kau masih disisiku seperti dulu
Tapi, ini lah hidup. Kau tidak tahu apa yang akan terjadi besok, lusa, atau tahun depan.
Kim Jonghyun-ssi…
Semoga bahagia dengan Jessica Jung…
Salam sayang,
Lee Yoora…
—–
Airmata Jonghyun menetes, entah dia tak peduli mau dicap namja cengeng atau apa, tapi dia benar-benar merasa kehilangan separuh jiwanya
Kehilang seorang yang telah mengisi hidupnya 5 tahun terakhir
Kehilangan seorang yang membuatnya tertawa 5 tahun terakhir
Dan kehilangan seseorang yang sangat mencintainya , cinta yang sangat tulus 5 tahun terakhir
Kini semua kenangan bersama Yoora kembali terulang di benaknya. Senyum manis yoora, tangis cengeng yoora, teriakan teriakan cempreng gadis itu…
Semuanya, kenangan kenangan pahit dan manis bersama Yoora, tidak mungkin dapat terhapus dengan mudahnya…

:: Gereja ::

Jonghyun menatap barisan para tamu yang duduk di bangku geraja, matanya menatap seorang gadis yang mengenakan pakaian putih minimalis di bangku nomor 3 dari depan. Tatapannya kosong dan terlihat sayu.
“Mempelai pria, silahkan maju ke altar” kata seorang pendeta
Dengan langkah yang benar benar berat, Jonghyun berjalan perlahan menuju altar. Dia sama sekali tidak tersenyum.
Tak lama setelah dia berada di altar, mempelai wanita yang sesungguhnya sangat tidak dia cintai itu berjalan mendekat dan tak lama telah ada di sampingnya
“Siapa yang tidak menerima pernikahan ini silahkan berdiri, sekarang atau tidak selamanya” kata-kata pendeta itu begitu menusuk hati Yoora. Yoora ingin menangis tapi, ia malah menyunggingkan seulas senyum, senyum yang menampakkan semua kekecewaan, rasa terkhianati.
Jonghyun hanya menundukkan kepalanya, ia tahu, kalau Yoora sudah berkata ‘melepaskan’ maka dia tidak akan menyesali perkataannya, dia konsisten dengan semua yang diucapkannya
Semua yang ada di gereja itu serempak menatap ke arah Yoora, ragu, apakah Yoora akan berdiri atau tidak. Sampai pendeta memecah suasana
“Kim Jonghyun, apa kau bersedia mencintai, menjaga dan menyayangi Jung Jessica sebagai istrimu apapun yang terjadi selamanya sampai maut memisahkan ?” tanya pendeta itu
Jonghyun menelan ludah “Aku bersedia…” kata-katanya terdengar sangat pelan
“Dan kau Jung Jessica, bersediakah kau mencintai, menjaga dan menyayangi Kim Jonghyun sebagai suamimu apapun yang terjadi sampai maut memisahkan” tanya pendeta itu
“Ya, aku bersedia” jawab Jessica penuh semangat
Jonghyun, memasangkan cincin ke jari Jessica, tangannya gemetar, begitu sebaliknya
“Sekarang kalian sudah sah menjadi suami istri, Kim Jonghyun, silahkan cium mempelai wanita sekarang” ujar pendeta itu lagi
Wajah Jonghyun mulai mendekat ke wajah Jessica
Yoora pasrah ia memejamkan matanya, airmatanya mengalir pelan membasahi gaun putinya

———– Now ————

Aku menyeka air mataku, berusaha selupakan semua kenangan pahit itu. Aku menatap lurus ke arah semburat-semburat orange di langit
“Yoora, kkaja, kita pulang” seorang namja telah berdiri di belakangku dengan seulas senyum
“Ne Oppa” jawabku. Aku mendekat kearahnya, lalu dia mengecup keningku pelan
“Kau sudah siap untuk pernikahan kita seminggu lagi ?” tanya-nya
Aku tersenyum lalu mengangguk mantap “Ne, aku sudah tidak sabar”
‘Kim Jonghyun, aku harus melepasmu bukan ? sekarang aku sudah mendapat gantinya…’ batinku..

My crying face reflex over the letter
I cant do anything
I love you until the stars
Its really so suffocating
Because of the memories that fill my heart, again the thought of You…
————————————————————– E.N.D ——————————————————-

Bagi yang di-Tag wajib KOMENT~~ sukur LIKE nya juga di pencet ^^
Hhe, ceritanya sedih ngga ?? author aja ampe nyaris nangis waktu nulis ini *reader : PAYAH !*