Arsip | 11:46 am

Our Love

17 Jun

Author:;: Cherry Chibi>w<

Title:;: Our Love

Cast(s):;: Hankyung, Kim Heechul, Choi Siwon, Choi Kyuri, Kim Heebon

Genre:;: Angst, Roman, Yaoi, Straight

Summary:;: Kenapa ada aturan dalam cinta? Tak bisakah aku memilikimu seutuhnya?

A/n:;: ff ini udah karatan di lappieku, berhubung d mcsd ffnya staright semua(yg kutahu slain punyaku) jd ini ada straingghtnya. Enjoy! ^w^

“Aku mencintaimu.”

Hanya dengan itu kau sudah mengubah duniaku. Dunia yang awalnya seperti sebuah tangga yang terus berjalan kedepan dengan perlahan. Kini menjadi sebuah jalan setapak didalam hutan belantara yang dikelilingi gerombolan serigala lapar dan kumpulan kupu-kupu indah.

Entah apa yang terjadi padaku. Semuanya berjalan beriringan. Seperti sebuah sungai yang mengalir lembut. Aku jatuh cinta padamu. Dan akhir dari aliran sungai itu adalah sebuah air terjun yang tinggi. Cinta kita terlarang.

Aku tak bisa memungkiri semua perasaanku padamu. Itu mengalir begitu saja. Tapi aku tak mau itu terputus.

Walau harus melewati apapun. Walau harus mengorbankan apapun. Walau harus melakukan apapun. Asal aku bisa bersamamu, aku merelakan segalanya.

Karena aku terlalu mencintaimu.

<><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><>

“Heechul, Hankyung udah datang tuh.” Seru Heebon. Dengan sedikit tergesa Heechul keluar dari kamarnya. Setelah meminum jus ynag berada diatas meja dia segera menuju pintu.

“Umma, Appa, Heechul berangkat!” salamnya diambang pintu.

“Kau belum cium tangan, kan?” tegur Heebon.

“Kenapa harus~?” dengan gontai Heechul menghampiri Heebon dan Yesung yang berada di meja makan. Lalu dia mencium tangan keduanya dan segera melesat pergi menyusul Hankyung yang sudah meninggalkannya.

“Ya! Hankyung-a!” panggil Heechul. Hankyung menoleh. Sedikit tersenyum lalu pura-pura kesal.

“Kau ini lama sekali.”

“Mian… hehehe aku sibuk menyelsaikan ramuanku.”

“Ramuan apa?”

“Um.. gak tahu namanya. Coba-coba aja. Nanti baru aku tanya Appa kalau sudah jadi.”

“Kalau ramuan gagal?”

“Ya coba bikin lagi, dong! Kan aku anaknya professor ramuan yang hebat!” seru Heechul dengan gaya bangganya. Hankyung tersenyum simpul lalu mengacak rambut Heechul pelan.

“Kau ini masih kekanakan, ya.”

Heechul berusaha melepas tangan Hankyung dari kepalanya. Berusaha menyembunyikan semburat merah yang samar di wajahnya. Hankyung terkekeh kecil melihat ekspresi Heechul. Walau dia pintar berakting, tapi seorang Hankyung mengetahui perasaan sesungguhnya.

“Aku lebih tua setahun darimu, tahu.” Ujar Heechul berusaha terlihat kesal.

“Iya, iya Hyung… tahun depan sudah lulus, kan?”

“Hum! Makanya itu jangan anggap aku anak kecil, lagi.”

“Habis Hyung masih kayak anak-anak sih. Malah aku yang kayak Hyung-nya.”

“Kau ini!” Heechul menjiwit Hankyung.

“Aw! Hyung! Sakit! Aduh…” Hankyung mengelus lengannya yang dijiwit Heechul. “Gak bisa bayangin nanti Hyung jadi anak kuliah kalau sikap Hyung gini.”

“Aisssh! Kau menyebalkan sekali, ya!” Heechul menggembungkan pipinya kesal. lalu dia berlari meninggalkan Hankyung. “Aku tinggal!”

“Ya! Hyung!” Hankyung berlari mengejar Heechul.

Saat itu aku tak menyadari. Perasaan dalam diriku. Debaran ketika aku bersamamu. Semua perasaan pedih saat melihatmu bersama yang lain. Segalanya. Hingga kau menyadarkanku.

“Saranghaeyo. Jeongmal saranghaeyo.”

Dan pada detik itu juga seluruh hidupku berubah. Tapi kita selalu berusha menyembunyikannya.

Menyembunyikannya dari orangtua kita.

‘Hankyung-a, sebentar lagi ramuanku selesai. Kayaknya jadinya ramuan untuk memusnahkan tikus. Wah… gagal! Waktu aku tanya Appa, katanya salah gara-gara aku masukin bulu tikus. Harusnya katanya bulu burung kalau mau jadinya ramuan pemusnah jamur. Parah deh…’ Hankyung tersenyum membaca surat Heechul. Diraihnya selembar kertas dan kutulis diatasnya.

‘Tunggu aku. Aku akan kesana. Kau butuh bantuanku, kan?’

Diselipkannya kertas itu pada sebuah lubang dipojok dinding bawah kamarnya. Tempatnya dan Heechul sering berkomunikasi tanpa sepengetahuan orangtua mereka. Lubang dinding diantara kamar mereka yang berdempetan.

Tanpa menunggu balasan darinya Hankyung segera melesat menuju rumah sebelah.

Tok tok tok

“Heechul mash di kamarnya.” Ujar Heebon saat dia melihat Hankyung berdiri didepan pintu rumahnya. Hankyung mengangguk dan melesat pergi ke kamar kekasihnya itu.

Dia mengintip sosoknya yang sedang serius memasukan berbagai macam bahan dan cairan percobaanya pada tabung-tabung beraneka ukuran. Lalu tabung-tabung itu dipanaskan, ada pula yang didinginkan dalam kulkas disudut kamarnya. Perlahan Hankyun berjalan masuk. Lalu ditepuknya pundaknya pelan.

“Anneyong~” Hankyung mencium pipi putihnya saat dia menoleh. Dan saat dia melepaskan ciumannya, pipi itu berubah menjadi merah.

“Ja… jangan tiba-tiba dong!” ujar Heechul kesal. Lelaki dihadapannya hanya tersenyum.

“Mana ramuan yang gagal?” Tanya Hankyung sembari melihat-lihat tabung-tabung yang tertata rapi kecil di meja.

“Kau harus mengerjakan tugas kuliahmu dulu kan, Han?”

“Udah selesai, kok.”

“Cepet banget?” kata Heechul sediki terkejut.

“Soalnya aku mau membantu yeobo tercintaku.” Hankyung tersenyum saat melihat semburat merah di pipi kekashnya semakin merekah.

Dia menundukan wajahnya. Lalu kembali sibuk dengan tabung-tabung didepannya.

Andai kutahu saat itu adalah saat terakhir aku bisa bersamamu. Pasti aku akan menciummu dalam. Sedalam yang kubisa. Agar kau mengerti betapa aku mencintaimu.

Aku masih mengingat jelas semua yang terjadi. Saat aku dan kau mulai menjalin cinta. Dan segalanya ditentang oleh orangtua kita. Hanya karena sebuah alasan konyol.

Karena kita sesama jenis.

Tapi semuanya adalah rahasia Tuhan. Aku tak tahu orangtua kita mengetahui kenyataan yang ada. Kenyataan bahwa ktia adalah sepasang kekasih. Kenyataan bahwa seorang Hankyung mencintai seorang Kim Heechul.

Semuanya berlalu seperti sebuah drama melodi. Kau dan aku terpisahkan oleh kekejaman orangtua kita.

“Hankyung, karena dari kita dan mereka tak bisa ada yang pergi. Jadi kau dan Heechul terpaksa tinggal selalu di kamar kalian masing-masing. Sampai kalian bisa merenungkan perbuatan kalian dan kembali menjadi normal.” Kata Siwon tegas. Kyuri yang duduk disebelahnya menatap Hankyung dengan setengah menangis.

“Mianhaeyo. Jeongmal mianhaeyo. Tapi ini demi kebaikanmu.” Bisik Kyuri pedih. Air mata sudah tumpah dari sudut matanya.

Hakyung hanya diam mendengar penjelasan mereka. Setelah mereka selesai bicara dia segera menuju kamarnya dengan perasaan berkecamuk.

Apa salahnya jika aku mencintainya!? Kenapa harus ada perbedaan antara cinta!? Tak bisakah kami menjadi sepasang kekasih normal!? Sepasang kekasih yang dapat mencintai satu sama lain.

Hankyung membanting pintu keras. Dia dapat mendengar suara isakan Umma dan Appa yang sibuk menenangkannya. Tapi dia tak peduli.

Aku marah. Aku berteriak mengeluarkan segala emosiku. Kuhantamkan tanganku pada dinding. Kujatuhkan semua lemari di kamarku tanpa peduli apa yang ada didalamnya. Aku mengerang keras. Tak peduli jika semua orang mendengarku.

Masa ujian kita sudah datang. Kita terpisah. Tapi aku masih percaya padamu. Cinta kita takkan terputus.Abadi.

Selamanya.

Tok tok tok

“Masuk.” Jawab Heechul dari dalam. Perlahan pintu terbuka. Menampakan dua orang yang berdiri didepannya.

“Heechul, kau tak apa?” Tanya Heebon lembut sembari berjalan mendekat. Heechul hanya tersenyum miris lalu kembali sibuk dengan percobaannya.

“Maafkan kami, Nak. Jika nanti kita atau mereka sudah pindah, kau bisa keluar mencari gadis lain.” Heebon membelai rambut Heeechul lembut.

“Aku tak butuh wanita.” Jawab Heechul ketus tanpa menatap Ummanya dan Appanya yang masih berdiri di ambang pintu.

Heebon menghela nafas berat. Lalu dia berjalan menuju pintu menghampiri Yesung.

“Dia butuh waktu.” Heebon menatap Yesung lembut. Perlahan dia menutup pintu.

Heechul diam tak bergeming ketika pintu di tutup. Perasaannya masih berkecamuk akibat keputusan bodoh kedua orangtuanya dan orangtua Hankyung.

Dia berjalan lalu menjatuhkan dirinya diatas kasur. Diam. Itulah yang dilakukannya sekarang. Terus berfikir bagaimana caranya agar dia bisa bertemu dengan kekasih tercintanya itu.

Sekilas dia melirik lubang dipjok kamarnya. Tempat dia dan Hankyung selalu masih bisa berkomunikasi walau secara tak langsung.

“Hari inipun tak ada ya…” dia menghela nafas. Diambilnya selembar kertas dan ditulisnya diatas kertas itu.

‘I miss you. I need you by my side. I want be yours. I love you.’

Diselipkannya perlahan kertas itu pada lubang tersebut. Lalu dia menunggu, terus menunggu.

Terus menunggu hingga tak terasa waktu sudah berlalu.

“…” air mata menetes dari sudut matanya. Kepercayaannya pada Hankyung mulai terkikis sedikit demi sedikit.

Hingga suatu hari dia mendapati sebuah surat.

‘Mianhaeyo. Aku harus berhati-hati saat membaca dan saat akan membalas suratmu. Pengawasan padaku sangat ketat. Tapi bagaimanapun aku akan berusaha menulis sebanyak-banyaknya surat padamu. I love you too.’

Perlahan sebulir air mata menetes dari sudut matanya.

“I love you more.”

Dengan cepat dihapusnya air matanya yang menets. Diagapainya secarik kertas diatas mejanya dan mulai menulis.

‘Jika kita berada dalam keadaan terpaksa, aku akan meminum ramuan yang kuambil dari lab Appaku. Ramuan itu dapat membuatku mati. Tapi itu hanya untuk sementara, aku akan hidup lagi dalam 3 hari. Jadi tunggulah aku dan temui aku di pemakaman dalam 3 hari setelah aku meninggal. Remember that. Orangtuaku takkan menyadari ramuan itu, jadi tenang saja. Yang perlu kau lakukan hanyalah menjemputku.’

Dimasukannya surat itu pada lubang yang ada diujung kamarnya. Dia menarik nafas berat.

Mungkin ini keputusan yang tepat.

Tapi tanpa sepengetahuannya,, surat itu tak tersampaikan pada kekasihnya.

Cinta. Perasaan pahit dan manis bercampur menjadi satu. Aku tak bisa melupakanmu dengan cepat. Dan aku tak yakin bisa melupakamu walau dalam waktu lama.

Rahasia kita terbongkar. Orangtua kita akhirnya mengetahuinya.

Lubang itu akhirnya ditutup.

“Kau jangan coba-coba lagi membuka lubang itu.” Siwon menatap Hankyung dingin. Sementara Hankyung membalasnya dengan tatapan dendam dan kesal.

Waktu berlalu begitu cepat. Takdir itu akhirnya datang berkunjung.

“Kita akhirnya dapat tempat untuk pindah. Kita akan ke China dua hari lagi. Kau bersiap-siap.” Ujar Siwon di pagi hari yang dingin itu. Musim penghujan sudah datang.

Hankyung hanya diam sambil mengunyah makanan didepannya. Sejak saat rahasianya dan Heechul terbongkar, Hankyung sering berada diluar kamar.

“Kau bisa bebas sebentar lagi. Tersenyumlah.” Ujar Kyuri lembut. Hankyung tak bergeming.

Tanpa menghabiskan makanannya dia beranjak dari meja dan pergi mengunci dirinya di kamar.

Mengapa takdir begitu kejam? Kenapa dalam cinta harus ada perbedaan? Apakah kita memang seharusnya begini?

“Jadi mereka akan pindah dua hari lagi. Kau bisa tenang, kau bisa segera bebas keluar rumah.” Ucapan Yesung itu membuat Heechul menelan ludahnya.

“Heechul…” Heebon mengelus pundak Heechul lembut.

“BAGAIMANA AKU BISA TENANG JIKA DIA TAK ADA!?” bentak Heechul.

Dia berlari melesat menuju kamarnya. Dibantingnya pintu kamarnya dan segera menguncinya.

“HEECHUL! BUKA!” seru Yesung dari luar kamar Heechul sembari terus mengetuk pintu kamarnya.

Tanpa mempedulikan seruan Appanya, Heechul berjalan menuju sudut kamar.

Lubang itu sudah tertutup.

“Sudah saatnya. I love you.” Dielusnya sudut dinding itu pelan. Lalu dia berdiri.

Heechul membuka pintu lemari disebelahnya perlahan. Tangannya mengambil sebuah tabung berisi cairan berwarna putih susu. Dengan tangan yang bergetar, ditelannya cairan itu.

Dia terdiam. Matanya membelalak. Dan tubuhnya perlahan jatuh mengahantam lantai keras.

Maafkan aku.

Keadaan di bangunan kecil itu sangat sepi. Sosok namja yang tertutup matanya terpampang jelas didepan. Didalam sebuah tabung kaca. Air mata tak luput dari pemandangan.

Hankyung tercengang melihat pemandangan didepannya. Perlahan dielusnya wajah putih pucat kekasihnya. Air mata terus menetes membasahi bajunya. Tangannya bergetar.

Dengan sekali hentakan kakinya melesat kembali menuju rumahnya.

Dia menangis.

Takdir sungguh kejam. Apa kita harus mengakhirinya seperti ini?

Jawab aku!

“HANKYUNG! DENGARKAN PERKATAAN KAMI DULU!” betak Siwon.

“KALIAN KAN YANG MEMBUAT DIA SEPERTI ITU!? KALIAN YANG MEMBUNUHNYA KAN!? APA MAU KALIAN!? JANGAN URUSI KEPENTINGANKU LAGI!!!”

Sepanjang hari Hankyung terdiam. Haus dan lapar tak dirasakannya. Dia sudah tak peduli pada dirinya sendiri.

Hingga tiga hari berlalu.

Hankyung perlahan membuka pintu kamarnya. Dengan cepat dia menuju kamar Appanya dan menyambar sebuah pistol didalamnya.

Ini keputusanku.

Ditengah derasnya air hujan dia berlari. Tanpa mempedulikan angin kencang yang menerpa dirinya dia tetap berlari menuju bangunan kecil itu. Dibukanya pintu bangunan tersebut.

Perlahan dihampirinya sosok namja yang tengah menutup matanya.

“Aku akan segera menyusulmu.” Dielusnya pipi lembut namja itu.

“Aku mencintaimu.” Diciumnya bibir merah pucat itu lembut.

Dingin.

Dengan perlahan dia menarik wajahnya dan menarik pistol ditangan kirinya.

DORRRR

Heechul membuka matanya. Kejadian tragis itu terjadi didepan matanya sendiri.

Hankyung membelalakan mata. Antara terkejut dan rasa sakit dikepalanya.

Tapi sudah terlambat.

Sosok Hankyung jatuh di pangkuan Heechul.

“Han…” Heechul tercengang.

Dengan tangan bergetar diambalinya pistol yang berada ditangan Hakyung.

“I love you.”

DORRRR

<><><><><><><><><><><><><><><><><<><><><><><><><><><><>

“Apa yang terjadi?” Tanya sesosok yeoja pada dua yeoja disampingnya. Keadaan disana sangat ramai hingga dia tak perlu mengecilkan suaranya agar tak terdengar orang lain.

“Kedua anak mereka meninggal.” Jawab yeoja berambut hitam.

“Kudengar mereka dimakamkan dalam satu peti.” Ujar seorang yeoja lainnya.

“Eh? Waekuraeyo?” Tanya dua yeoja temannya.

“Katanya tagan mereka berdua saling berpegangan satu sama lain.”

“Lalu?”

“Pegangan itu tak bisa dilepas.”

Cinta itu ajaib. Tak peduli apapun yang terjadi, perasaanku padamu takkan berubah. Tetap abadi.

Selamanya.

Because I Don’t Know How To Love

17 Jun

Author:;: Cherry>w<

Title:;: Because I Don’t Know How To Love

Cast(s):;: Cho Kyuhyun, Lee Sungmin

Genre:;: Angst, Roman, Yaoi

Summary:;: Maafkan aku yang tak mengerti arti cinta…

Disclaimer:;: Kyu puunya Min. Min punya Kyu. Ffnya punyaku! >.<

A/n:;: Adaptasi(?) dr vid FT Island ‘because I don’t know how to love’. Tp agak beda. Ini ff lamaku, jadi masih aneh banget!! >.< selamat membaca~ n don’t forget to coment! >w< *bow

“Kyu, gimana cara mainnya sih?” rajuk Sungmin. Kyuhyun yang sibuk dengan pspnya menoleh sedikit.

“Hm?”

“Ini.” Sungmin menunjuk layar notebook didepannya.

“Ah! Hyung! Hati-hati! Ish!” Kyuhyun beranjak dari kasurnya dan merebut tempat Sungmin.

“Kyu! Akh!” Sungmin terjatuh dari kursinya. Kyuhyun langsung sibuk dengan game yang hampir digagalkan Sungmin.

“Kyu!” pekik Sungmin menggembungkan pipinya kesal.

“Sorry, Hyung.” Ujar Kyuhyun tanpa menoleh.

Sungmin berdiri lalu merangkul leher Kyuhyun dari belakang.

“Gimana caranya?” Tanya Sungmin. Kyuhyun tak menjawab.

“Kyu!” bentak Sungmin.

“Aissh! Hyung jangan ganggu, dong!” Kyuhyun melepas tangan Sungmin. Sungmin yang awalnya memang bertumpu pada pundak Kyuhyun jadi kehilangan keseimbangannya.

GUBBRRRAKKK

PRRAANNNNGGGG

“Aw…” rintih Sungmin. Dia melirik asal suara disampingnya.

Setangkai bunga matahari tergeletak disamping pecahan vas.

“Ah, sorry Hyung.” Ucap Kyuhyun tanpa menoleh, lagi. Dia tersenyum sendiri tanpa melepaskan pandangannya dari layar notebook-nya.

“Kh…” Sungmin menahan nafas berat. Dia beranjak dari duduknya dan membuka pintu kasar.

BRRRRAAKKKK

Benturan pintu membuat Kyuhyun tersentak.

“Min?” Kyuhyun menoleh kebelakang dan tak mendapati sosok Sungmin disana.

“Ah, paling ke kamar mandi.” Kata Kyuhyun santai lalu kembali melanjutkan gamenya.

Beberapa saat kemudian dia sudah menyelesaikan gamenya. Dia baru sadar bahwa Sungmin tak kunjung tampak. Dan dia mulai mencari.

“Hyung..?” panggil Kyuhyun.

“Hyung?” Kyuhun membuka satu persatu pintu di rumahnya tetapi tak menemukan sosok Sungmin dimanapun.

“Aish, ke mana sih?!” Kyuhyun meraih ponselnya yang berada disamping netbooknya.

Tuut.. tuut.. tuut..

“Aish!” Kyuhyun mengacak rambutnya frustasi. Dia menoleh kearah jendela.

Dan tampak Sungmin sedang berdiri disana diguyur hujan yang entah sejak kapan turunnya.

“!!” Kyuhyun bergegas menyambar jaket dan keluar.

“Hyung!” panggil Kyuhyun setengah berteriak. Sungmin tersentak. Tanpa menoleh kebelakang dia berlari.

“Hyung!” seru Kyuhyun lagi. Sungmin masih terus berlari.

“Hyung kenapa!? HYUNG!!” panggil Kyuhun keras. Sungmin membalikan wajahnya, memperlihatkan matanya yang bercucuran air mata. Bibirnya beku menggigil kedinginan. Kyuhyun berlari menuju Sungmin.

Sungmin membalikan wajahnya dan kembali berlari.

Tanpa menyadari adanya mobil kencang yang melaju kearahnya.

BRRAKKKK

Kyuhyun tercengang melihat sesosok tubuh mungil terpental ditengah jalan itu.

“HYUUNGGGGGG!!!!!”

~

Perlahan foto yang tertempel di dinding itu terbelah dua. Memisahkan gambar dua namja itu.

Gambar yang tersenyum bahagia.

Kyuhyun meremas foto dalam genggamannya. Air mata terus membanjiri pipinya. Tenggorokannya tercekat. Dia terus menggigit bibir bawahnya hingga berdarah.

“Min… nie…” andai bisa berteriak, dia pasti berteriak sekarang. Andai bisa melampiaskan emosinya, barang-barang disekitarnya pasti sudah hancur sekarang. Andai dia masih memiliki kesempatan kedua, dia pasti akan memeluk erat Sungmin sekarang. Andai bisa….

Ya, dia hanya bisa berandai-andai sekarang. Karena harapannya sudah hancur.

Hancur…

“Humm…” Kyuhyun membolak-balik handycam di tangannya. Tak lupa dia memasangkan sebuah pita bewarna pink pada benda elektronik itu.

“Kyu!” panggil Sungmin. Kyuhyun menoleh dan dengan cepat menyembunyikan handycam tersebut dibalik punggungnya.

“Hm? Apa yang kau sembunyikan?” Tanya Sungmin manis.

“Um…” Kyuhyun ragu, berusaha menyembunyikan hadiahnya. Matanya berputar mencari alasan, dan mendapati setangkai bunga matahari disampingnya.

“Ini!” Kyuhyun mencabut salah satu bunag itu dan memberikannya pada Sungmin, yang menerimanya dengan ragu.

“Bukan ini! Tapi yang dibelakangmu!” Sungmin menunjuk Kyuhyun.

“Hum… um…” keringat dingin mulai menetes.

“Apa sih? Lihat!” Sungmin menarik tangan Kyuhyun. Tapi dengan cepat ditangkis oleh sang pemilik tangan.

“Akh…” Sungmin meringis sembari memegang tangannya. Kyuhyun segera mendekat dan tanpa sadar memperlihatkan benda ditangannya. Mata Sungmin berbinar begitu melihat benda itu.

“Waaaa! Handycam!!!”

“Eh?” Kyuhyun menoleh kearah pandangan Sungmin. “Jadi Hyung hanya mempermainkanku? Demi melihat benda ini?” Kyuhyun mengangkat handycam itu.

“Aku sudah khawatir tahu!” bentak Kyuhyun. Sungmin menggembungkan pipinya sedikit kesal.

“Kan aku penasaran.” Sergah Sungmin.Kyuhyun hanya tersenyum melihat sikap hyung-nya.

“Ahahaha. Hyung imut!” Kyuhyun mencubit hidung Sungmin sekilas lalu menyodorkan handycam itu.

“Kau harus tahu alasanku memberimu ini. Jadi jangan tanya aku.” Ujar Kyuhyun. Pipinya mulai memerah.

Sungmin terdiam, lalu tersenyum.

“Tentu saja. Aku mencintaimu, Kyu.” Sungmin mengecup pipi Kyuhyun. Membuat semburat merah itu semakin merekah.

Air mata membasahi seluruh bajunya. Matanya memerah. Bibirnya mengeluarkan cairan merah yang segar.

“Ukh… MIN! JANGAN BERCANDA!!! KAU BILANG KAU BELUM BISA MEMAINKAN GAME ITU, KAN!? MAKANYA CEPATLAH KEMARI!!! TINGGALAH BERSAMAKU!!!”

Kyuhyun tahu, sekeras apapun dia berteriak Sungmin tak akan pernah kembali.

Dia tahu itu.

“KEMARILAH!!! KEMBALI!!! AKAN KUBERIKAN YANG KAU MAU!!! KEMBALI!” nafas Kyuhyun mulai terengah.

“SUNGMIN!!! KATAKAN KAU MENCINTAIKU!!! KATAKAN!!! KEMARI! KAU JANGAN BERCANDA! INI TAK LUCU!!! Argghhhhh!” Kyuhyun terjatuh, mencengkram dadanya yang bergemuruh hebat.

“LEE SUNGMIN! DENGARKAN AKU!!! JAWAB AKU!!!” Kyuhyun mengerang. Dia mencengkram kepalanya kuat, berusaha mencari cahaya yang tersisa dalam dirinya. Tapi tak berhasil. Semua cahayanya telah dibawa Sungmin pergi. Hingga akhirnya dia terjatuh dalam kegelapan.

Kyuhyun tersenyum menatap Sungmin yang tertidur dibahunya. Perlahan dielusnya pipi putih itu. Dan dengan lembut dikecupnya puncak kepala Sungmin.

“Mm…” Sungmin mengerutkan alisnya, tanda merasakan sesuatu terjadi pada tubuhnya.

Kyuhyun tertawa kecil melihatnya.

“Hatchhing!” Sungmin terbangun mendengar suara itu. Lalu menoleh pada namja disampingnya.

“Hehehe, Cuma bersin. Hyung tidur aja lagi.” Kyuhyun mengelus kepala Sungmin.

“Ah~ nggak bisa tidur lagi…” rengek Sungmin manja. Kyuhyun tersenyum kecil.

“Kalau tak bisa, ya nggak usah. Diamlah dalam posisi ini. Gantian aku yang tidur.” Kyuhyun menyandarkan kepalanya diatas kepala kekasihnya. Lalu perlahan menutup matanya.

“I love you…” bisik Sungmin lembut. Kyuhyun membuka matanya sedikit.

“I love you more…”

Perlahan keduanya menutup mata. Membiarkan dunia menjadi milik mereka.

Angin bertiup perlahan. Menggoyangkan bunga-bunga matahari didepan mereka secara lembut.

“Min…” Kyuhyun membuka matanya perlahan. Membiasakan matanya dengan cahaya mentari yang masuk kedalam kamarnya.

Ting tong

Kyuhyun masih terdiam, berusaha mengumpulkan semua nyawanya.

Ting tong ting tong

Dia masih diam di tempat, meyakinkan suara yang didengarnya.

Ting tong ting tong

Kyuhyun beranjak dari posisinya. Dia berjalan dengan gontai menuju pintu. Dan perlahan membuka pintu.

“Anneyong~” sapa namja manis didepan pintu itu.

Kyuhyun terbelalak menatap sosok didepannya.

Apakah ini mimpi?

“Ada apa, Kyu? Wajahmu pucat? Matamu kok bengkak? Ah, semalam kau pasti sibuk main game, kan.” Tebak lelaki didepannya sembari masuk kedalam ruangan.

Kyuhyun masih menatap sosok itu tak percaya. Dadanya bergemuruh hebat.

“Min.. nie…?”

Namja itu menoleh.

“Ne?”

Kyuhyun terdiam. Menatap namja didepannya tegang.

“Kau tak apa, Kyu?” Sungmin memegang dahi Kyuhyun.

“Ah, um…” Kyuhyun melepas perlahan tangan Sungmin. Matanya berkeliling mencari alasan, tapi matanya justru menemukan sesuatu.

Foto yang terpisah kini telah bersatu kembali. Tanpa sedikitpun terlihat bekas sobekan.

“Kau benar Sungmin hyung…?”

“Tentu saja. Kau kenapa sih, Kyu? Ini aku.”

Ini aku.

Kalimat yang benar-benar ingin didengar Kyuhyun sekarang.

“Min…” tanpa sadar air mata kembali mengalir perlahan di pipi putih Kyuhyun.

“Eh!? Kyu!? Kau kenapa?” Sungmin mengangkat kepalanya. Berusaha melihat wajah Kyuhyun yang tertunduk.

“A… aniyo.” Kyuhyun menghapus airmatanya perlahan. Lalu tersenyum.

“Gwenchana.”

“Eh?” Sungmin terpaku melihat senyuman Kyuhyun.

Sesuatu yang selalu dinantikannya.

Senyuman tulus seorang Cho Kyuhyun.

~

“Kyaaaaaa! Cantiknya!” Sungmin berlari kecil ke tengah-tengah padang. Dan bermain-main dengan bunga-bunga yang bermekaran dengan indahnya.

Kyuhyun tersenyum menatap hyung-nya yang seperti anak kecil itu.

“Kyuhyun! Kemarilah!” seru Sungmin riang. Kyuhyun berjalan perlahan kearah Sungmin sembari merekam langkahnya dengan handycam milik Sungmin.

Karena terlalu konsentrasi pada layar handycam, Kyuhyun jadi tidak memperhatikan depannya. Tanpa dia sadari, obyek yang dia rekam justru menghilang.

“Lho? Sungmin?” Kyuhyun menurunkan handycam tersebut.

“Hyung?” panggil Kyuhyun.

Tak ada jawaban.

“WAAAAA!” Sungmin memeluk Kyuhyun dari belakang. Kyuhyun menoleh.

“Hyung!” serunya. Sungmin melepaskan pelukannya lalu tertawa kecil.

Tiba-tiba Kyuhyun kehilangan control tangannya. Handycam yang tadinya bertengger di tangannya perlahan jatuh.

“EH!!” dengan bersamaan Kyuhyun dan Sungmin berusaha meraih benda yang terjatuh itu. Dan saat itu juga kaki Kyuhyun tersandung, menyebabkan keduanya jatuh bebas keatas rerumputan.

Keduanya saling bertatapan. Saling memberi sinyal yang hanya diketahui oleh mereka. Perlahan wajah keduanya mendekat seiring debaran jantung mereka.

Dan bunga-bunga matahari yang berada disekeliling mereka menjadi saksi bisu atas pertemuan dua bibir itu.

~

“Ukh… nggak kuat lagi…” keluh Sungmin sembari memegangi perutnya.

“Kalau ngga kuat jangan dipaksakan, Hyung.” Ujar Kyuhyun khawatir. Sungmin hanya meringis.

“Kan nggak boleh menyisakan makanan.”

“Tapi kalau menyiksa diri justru tambah nggak boleh.” Kata Kyuhyun. Sungmin tersenyum.

“Ja, kajja. Bentar lagi kayaknya mau hujan.” Kyuhyun berdiri dari duduknya.

“Ne.” Saat Sungmin akan berdiri, Kyuhun mengulurkan tangannya.

“Kajja.” Kyuhyun tersenyum. Sungmin ikut tersenyum lalu menyambut uluran tangan Kyuhyun.

~

Sungmin merentangkan tangannya. “Ah~ capek~”

Kyuhyun hanya tersenyum sembari mengunci pintu. “Istirahat dulu. Aku mau mengerjakan sesuatu.”

“Temenin tidur~” rengek Sungmin manja.

“Manja.” Kyuhyun mengacak rambut Sungmin pelan lalu naik keatas kasurnya. “Sini.” Kyuhyun menepuk tempat disebelahnya. Lalu Sungmin berbaring di tempat tersebut.

“Have a nice dream.” Kyuhyun mengecup kening dan mata Sungmin pelan. Sungmin terseyum lalu perlahan menutup matanya.

Setelah memastikan Sungmin benar-benar tertidur lelap, Kyuhyun beranjak dari kasurnya dan berjalan mencari handycam milik Sungmin.

“Hem!” Kyuhyun meraih gitarnya setelah mempersiapkan semua perlengkapannya.

Lalu dia mulai bernyanyi didepan handycam Sungmin.

~

“Kyu, gimana cara mainnya sih?” rajuk Sungmin. Kyuhyun yang sibuk dengan pspnya menoleh sedikit.

“Hm?”

“Ini.” Sungmin menunjuk layar notebook didepannya.

Kyuhyun terdiam sesaat mengingat kejadian yang entah kapan terjadi.

“Sini, aku ajarin.” Kyuhyun beranjak dari kasurnya dan berjalan menuju Sungmin.

“Gini caranya.” Kyuhyun menekan tombol-tombol keypad. Sesekali dia menjawab pertanyaan Sungmin saat bertanya. Perlahan Sungmin mengerti lalu melanjutkan game dengan sendiri.

“Waaaaaii! Berhasil!!!” seru Sungmin senang.

“Wah! Hyung hebat!” puji Kyuhyun.

“Jeongmal?” Tanya Sungmin senang. Kyuhyun mengangguk.

” Gomawoyo Kyu!” Sungmin memeluk Kyuhyun.

Kyuhyun terpaku beberapa saat. Sudah sangat lama sejak dia terakhir kali merasakan kehangatan itu.

Dia sangat merindukannya.

“Kh…” Kyuhyun melingkarkan tangannya pada tubuh mungil Sungmin.

Sungmin tersenyum mendapat perlakuan seperti itu dari Kyuhyun. Perlahan dipejamkannya matanya. Dan menghirup aroma tubuh Kyuhyun dalam-dalam.

“Promise to be by my side forever.”

“..” Kyuhyun terdiam.

Sungmin yang tak kunjung mendapatkan jawabannya mendongakan kepala.

“Kyu?” Tanya Sungmin. Kyuhyun membenamkan wajahnya, dan semakin mengencangkan pelukannya.

“You too.” Bisik Kyuhyun. Terdengar suaranya sedikit bergetar.

Sungmin tersenyum dan menganggukan kepalanya pelan. lalu kembali membenamkan kepalanya dalam dada Kyuhyun.

Mereka berepelukan cukup lama sampai Sungmin merasa sesak nafas dan melepaskan pelukannya.

“Kyu, aku pulang dulu, ya. Udah mau malam.” Ujar Sungmin sembari membuka pintu.

“Aku antar, hujan tuh.” Kyuhyun menunjuk jendela. Dan memang benar hujan turun dengan derasnya, mengetuk-ketuk kaca jendela kamar.

Sungmin mengangguk. Kyuhyun mengambil payung dan segera menyusul Sungmin yang beberapa langkah didepannya.

Mereka bercanda riang sepanjang jalan. Tiba-tiba mata Sungmin menangkap bayangan setangkai bunga matahari diseberang jalan.

“Ah! Lihat, Kyu! Aku ambil, ya.” Sungmin menunjuk bunga tersebut dan berlari keluar dari payung Kyuhyun.

“Ah! Hyung!” Kyuhyun mengejar Sungmin karena melihat hujan masih terus menetes.

“Ne?” Sungmin menoleh.

Tanpa menyadari adanya mobil kencang yang melaju kearahnya.

Kyuhyun tersentak.

Dia berlari dan mendorong tubuh mungil Sungmin. Sesaat dia tersenyum pada Sungmin lalu menoleh pada arah mobil.

BRRAKKKK

Sungmin tercengang melihat pemandangan tragis diepannya.

“KYUHYUN!!!”

~

Sungmin terisak. Air matanya tak bisa berhenti jatuh sementara rekaman didepannya terus berputar.

+” The you I love, is leaving me
Though I haven’t yet said a word in my defense

The you I love, says she wants to be happy
I haven’t been able to say a word in pleading

Always, looking at your sad expression
I neglected you under the pretense of being busy
Because I was a wretched fool

I didn’t know then
Because I didn’t know how to love
Because I didn’t know how to hold you warmly

That a soft heart
Would collapse and fall, I didn’t know
And without thinking, I turned away from you

I didn’t know then
Because I didn’t know how to love
I came to leave you alone

Even saying sorry seems awkward
So I’ve passed you by again, pretending not to know

Even if you meet someone else,
He’ll probably be better than me
Because of this, I’m sending you away

Even if I meet someone else,
It’ll never be you
Because of this, I can’t erase you

All that’s left is a sorry heart
All I have left to say is goodbye
Even though my heart knows

I didn’t know then
Because I didn’t know how to love
Because I didn’t know how to hold you warmly

That a soft heart
Would collapse and fall, I didn’t know
And without thinking, I turned away from you

I didn’t know then
Because I didn’t know how to love
I came to leave you alone

Even saying sorry seems awkward
So I’ve passed you by again, pretending not to know

Even though I know now
Even though I know how to love
The person whom I wish to love isn’t here

A love that has given only tears
I hope everyone will forget and be happy at all costs
Everyday, while crying, all I do is pray

That in my next life, I won’t have a young love
When I really understand love,
If I meet you then, I’ll take you into my arms
So that we’ll only have happy dreams

Even though now, I’m sending you away” Kyuhyun menyanyi dengan pemandangan padang bunga matahari disekelilingnya. +

“Kyu…” Sungmin menyentuh layar didepannya.

+”Minnie, jika saat ini aku tak berada di sisimu…” Kyuhyun menyeka air matanya.+

“Kyu…” air mata terus saja menetes.

+”Kumohon, bertahan hiduplah. Setidaknya bertahan hiduplah demiku.”+

“Kh…. Hyun… Kyu….”

+”Jeongmal saranghaeyo, Hyung…”+

“Kembali… Kyu…” Sungmin jatuh tertunduk. Tangannya terus menggenggam sebuah bingkai dengan pita hitam.

Dia tak kuasa melihat foto dalam dekapannya.

+”I love you.”+

“I love you more…”

+”Saranghae nae Minnie.”+

“KYU!!!!!!!!!!!!!!!!!”